12

238 16 1
                                    

Setelah pembicaraan itu, mereka saling terdiam dan Aura juga berusaha untuk menutup matanya, kepalanya tiba-tiba  saja terasa sangat sakit dan pusing tapi dia tidak berani mengatakannya pada Jeff, suasananya sangat tidak tepat.

Di pagi harinya, Aura sudah terbangun tapi dia sama sekali tidak melihat keberadaan Jeff dan saat itu juga Kyla mulai mengerjapkan matanya pelan dan terbangun menatap Aura.

"Selamat pagi Aura." sapa lembut Kyla.

"Pagi juga Kyla. Bagaimana perasaanmu hari ini, apa ada yang sakit? Aku akan panggil dokter, tunggu sebentar di sini ya." Aura siap untuk berdiri tapi Kyla menggenggam tangan Aura dan menahan kepergiannya.

"Tidak, jangan pergi di sini dulu denganku. Aku takut sendirian." Kyla terlihat memohon dan Aura menganggukkan kepalanya mengerti.

Lalu tak lama datanglah Jeff, dia terlihat senang saat Kyla sudah bangun dan tersenyum cerianya lagi. "Selamat pagi Ky. "

"Jeff, panggilkan dokter ya." ucap Aura pada suaminya dan sudah bersikap biasa saja. Begitu pun dengan Jeff yang melakukan hal sama, lalu menganggukkan kepalanya pelan dan keluar dari ruangan.

Tak lama dokter kembali dan mengecek keadaan Kyla, beruntung kondisinya membaik dan dia sudah diperbolehkan pulang saat itu juga.

"Kau dari mana Jeff?" tanya Kyla dengan senyum lembutnya.

"Membelikan sarapan untuk kalian, bubur ayam." jawab Jeff dengan lembut. "Apakah kau mau?"

Kyla menganggukkan kepalanya senang dan Jeff segera membuka penutup makanan itu hingga aroma wangi bubur ayam yang menggiurkan menyeruak kuat. "Aku suapin ya."

Kyla menganggukkan kepalanya dan Jeff segera menyuapinya, mata Aura sedikit memanas namun dia harus kuat dan mencoba untuk tidak peduli ditambah perutnya yang terasa sangat mual dan tiba-tiba saja dia segera berlari ke dalam kamar mandi dan muntah di sana.

Aura berada di kamar mandi sendirian, dia pikir Jeff akan menyusulnya untuk melihat keadaannya tapi ternyata tidak, dadanya terasa sesak seketika. Lalu dia mengusap lembut perutnya dan setetes air mata jatuh membasahi pipinya. "Apakah aku hamil?"

Kyla sangat terkejut dan menyuruh Jeff untuk menyusul Aura, tapi Jeff menolaknya. "Tidak apa, Aura akan baik-baik saja. Dia hanya kelelahan saja."

"Pasti ini gara-gara aku." Kyla jadi merasa bersalah.

"Apa yang kau katakan? Jangan berbicara seperti itu, Aura tidak akan suka. Baginya kesehatanmu yang utama." Jeff menenangkannya. Tapi di dasar hatinya, jujur dia jadi teringat jika semalam seharusnya dia membawa Aura untuk pulang dan beristirahat karena kondisi tubuhnya yang sedang tidak baik, tapi dia justru melupakannya. Jeff sedikit merasa bersalah dengan istrinya itu, ditambah pembicaraan mereka semalam pasti akan mempengaruhi kesehatan Aura.

Tak lama Aura kembali ke kamar mandi, wajahnya memang sedikit pucat bahkan sejak kemarin malam hanya saja pikirannya sudah tertuju pada Kyla dan juga Jeff membuatnya mengabaikan rasa sakit di tubuhnya.

"Minumlah." Jeff memberikan air mineral dan Aura langsung menerimanya lalu meminumnya, dia sangat tidak menyangkah suaminya masih mau memperhatikan dirinya padahal di sini masih ada Kyla. "Setelah itu makan, mungkin asam lambungmu sedang naik."

Jeff memberikan kotak makan berisi bubur ayam itu tapi Aura menolaknya dan tetap berusaha menahan dirinya agar tidak mual lagi. "Maaf Jeff, aku tidak menyukai bubur ayam."

"Maaf Aura, aku membuatmu sakit." Kyla sangat menyesal.

"Jangan berbicara seperti itu Kyla, aku memang dari kemarin tidak enak badan. Tapi sekarang aku tidak apa-apa, kau lanjutkan makanmu dengan Jeff. Aku sepertinya ingin keluar sebentar." ucap Aura lembut dan berpamitan juga.

Istri TerlupakanWhere stories live. Discover now