17

301 22 3
                                    


Kyla sudah tinggal di rumah mereka dan Jeff benar-benar sangat memperhatikannya, Aura tentu merasa cemburu tapi dia memilih untuk tidak menunjukkan karena sebentar lagi mereka juga akan bercerai.

Tanpa Aura duga keluarga suaminya juga datang berkunjung ke rumah, kali ini tidak ada ayah mertuanya saja tapi juga ibu mertuanya, kakak dan adik iparnya dan terakhir keponakannya yang cantik yang berusia enam tahun.

"Bagaimana kabar kalian selama di sini?" tanya sang ibu dengan tersenyum lembut, ditambah ada kehadiran Kyla ditengah-tengah keluarga mereka yang tentu kehadirannya akan disambut dengan hangat.

Aura merasa dia pasti akan semakin menjadi asing di rumahnya sendiri, melihat betapa mereka semuanya tidak bergitu menyukainya dan tentunya pernikahannya dengan Jeff meskipun masih tetap bersikap baik tidak menampilkan peringai yang buruk seperti menyiksa.

"Kami baik Mam." jawab Aura dengan lembut. "Bagaimana dengan kabar Mama dan yang lainnya?"

"Baik juga Aura, kau betah tinggal di sini?" tanya Lena, ibu mertunya.

"Betah Mama, aku senang tinggal di sini." jawab Aura dengan tersenyum.

"Tentu saja dia akan betah tinggal di rumah besar seperti ini Mam, ada saja pertanyaan mama. Kau merawat kakakku dengan baik bukan?" tanya seorang pria muda dengan nada penuh kebenciannya dan dia Jeremy adik Jeff, Aura tahu jika Jeremy memang tidak menyukainya bahkan sering bersikap dingin dan kasar tanpa berpura-pura.

Aura memakluminya dan dia sama sekali tidak tersinggung karena dia tahu yang pria itu inginkan untuk jadi kakak iparnya adalah Kyla bukan dirinya, dia hanyalah orang asing yang tiba-tiba saja mengambil tempat Kyla karna itu Jeremy marah dan tidak bisa menerima keputusannya kakaknya.

"Jeremy jangan berbicara seperti itu! Jangan dengarkan dia Aura." ucap seorang wanita dengan nada lembutnya, dia adalah Lilly kakak iparnya, dia wanita yang baik dan anggun. Meskipun awalnya juga sulit menerima kehadirannya, dia mencoba bersikap dewasa dan secara perlahan juga menerima Aura dalam keluarga mereka meskipun tetap memberi batasan. Dia sudah menikah dan memiliki satu anak perempuan dia adalah Liana Harison tapi dia tidak datang bersama suaminya, karena suaminya berada di luar negeri.

"Tidak apa kak Lilly dan tentu saja aku merawat Jeff dengan baik, dia suamii Jeremy asal kau tidak lupa. Jika tidak percaya coba tanyakan pada kakakmu" jawab Aura dengan lembut dan masih mengulas senyumnya seolah dia baik-baik saja meskipun wajah takut tercetak dan sakit hatiku akan ucapan Jeremy tercetak jelas di sana dan Jeremy mendengus malas.

"Dia merawatku dengan sangat baik Jeremy dan berhenti berbicara kasar seperti itu pada Aura!" ucap Jeff yang akhirnya buka suara dan menatap tajam adiknya, dia tidak suka dengan apa yang Jeremy katakan karena itu juga melukai perasaannya.

"Aku tidak bisa karena aku tidak menyukainya, seharusnya yang jadi kakai iparku adalah kak Kyla tapi dia merebut tempat kak Kyla." ucap Jeremy dengan kesal dan Kyla yang menundukkan kepalanya.

"Jeremy jaga bicaramu! Ini keputusan kakakmu menikahi Aura bukan dia yang merebut posisi Kyla." ucap Jay dengan tegas membuka suara dan Jeremy langsung terdiam seketika.

Aura hanya menundukkan kepalanya, dia terlihat terluka dengan ucapan Jeremy yang benar-benar menggores perasaannya, betapa menyadarkan jika dia memang tidak pantas berada di keluarga Abrisam.

"Hallo aunty Aura." sapa nada lembut dan ceria, dia adalah Liana keponakannya berumur enam tahun, dia adalah seorang gadis kecil yang cantik,ceria, baik dan juga manis

"Hallo sayang, bagaimana kabarmu? Aunty punya cookies, apakah kamu mau?" sapa balik Aura dengan senyum lembutnya dan sapaan ceria Liana sedikit mencairkan suasana yang tegang dan Aura berusaha untuk melupakan rasa sakit hatinya.

"Kabarku sangat baik aunty Aura, dan tentu saja aku mau cookies. Aku sangat menyukai cookies." ucap Liana dengan senyum ceria.

"Baiklah, aunty akan mengambilkan cookiesnya. Aunty membuatnya sendiri kemarin malam, mau menemani aunty mengambilnya atau duduk di sini menunggunya?" ucap Aura dengan lembut dan mengusap kepala Liana.

"Aku mau ikut aunty saja." Liana tersenyum ceria dan menggandeng tangan Aura untuk berdiri. Lalu Aura tersenyum dan segera pergi untuk ke dapur.

Sedangkan Lilly hanya menatap senduh kepergian Aura, dia tahu Aura seseorang yang memiliki hati yang lembut dan baik meskipun dia diperlakukan tidak adil, dia sama sekali tidak pernah memberontak ataupun marah. Dia menerimanya dengan hati yang lapang.

"Kapan kakak menceraikannya? Jika kakak tidak mencintainya tidak perlu terikat selamanya padanya, itu hanya membuang waktu lebih baik cari pasangan yang lebih baik darinya atau rebut saja kak Kyla dari suaminya." Jeremy memperlihatkan wajah tidak suka dan kesalnya lalu tersenyum manis menatap Kyla yang hanya menundukkan kepalanya.

"Jeremy jaga ucapan dan sikapmu, jangan sampai ucapanmu terdengar Aura, kau bisa melukai hatinya. Kakakmu tahu apa yang akan dia lakukan dan putuskan. Dan kak Kyla masih jadi istri orang, kau tidak bisa bersikap tidak peduli dan kurang ajar seperti itu!" peringat ibunya, Alena. Sedangkan Jeremy hanya mendengus malas mendengar omelan ibunya."Kyla jangan dengarkan ucapan Jeremy yang tanpa dipikir itu, maafkan dia ya."

"Iya Mama, tidak apa-apa." ucap Kyla dengan nada pelannya dan akhirnya dia tahu bagaimana keadaan Aura di dalam keluarga Jeff, Kyla hanya bisa meringis dalam hati jika Aura sangat sulit mendapatkan tempat di dalam keluarga Abrisam dan itu semua karana dirinya. "Maafkan aku Aura, maafkan aku."

"Berapa usia kandunganmu sekarang?" tanya Alena lagi.

"Berjalan empat bulan Mama." ucap Kyla dengan senyum senangnya.

"Jaga calon keponakanku dengan baik ya kak." Jeremy terlihat senang.

"Lalu kenapa kau bisa ada di sini Kyla, di mana Raymond?" tanya Lilly penasaran.

"Aku bertengkar dengan Raymond kak, dia berani bermain api di belakangku, lalu aku kabur dari rumah dan pergi ke sini." jawab Kyla dengan menangis dan Jeremy langsung memeluknya dengan erat untuk menenangkannya.

"Ya sudah tinggal di sini saja sampai kau merasa tenang, jangan pikirkan apapun karena yang terpenting kondisi bayimu, jangan sampai terpengaruh." ucap Alena dengan penuh perhatikan.

"Kakak boleh aku mengusap perutmu?" tanya Jeremy dengan semangat dan Kyla menganggukkan kepalanya.

Tak lama Aura dan Liana yang datang dengan setoples cookies penuh dengan aneka warna dan bentuk bulan serta bintang dan sangat disukai oleh Liana. 

"Cookies buatan aunty sangat enak." pujinya dan membagikan pada semuanya kecuali Jeremy yang tidak mau makan.

Di malam hari mereka menyiapkan makan malam tentu saja Aura yang memasak bersama Alena dan Lilly, awalnya Kyla ingin ikut membantu tapi mereka semua melarangnya.

Saat berada di meja makan, Kyla sudah duduk di samping Jeff bersama Jeremy berada di posisi kiri sedangkan Aura duduk di samping Liana menenamni keponakannya itu.

Aura melihat betapa Jeff dan Jeremy sangat memperhatikan Kyla, mereka bahkan saling berebut untuk menyuapi Kyla yang hamil, rasa iri tentu saja menyeruak di dalam hatinya karena dia sendiri juga sedang hamil tapi sekalipun dia memberitahukan berita itu juga tidak akan mengubah keadaan.

Tidak mungkin Jeff akan akan menerima kehamilannya dan pasti dia akan secepatnya mengurus perceraian, keluarga yang lain juga tidak akan peduli karena dia bukanlah seseorang yang diharapakan untuk menjadi bagian keluarga mereka.

Menyesakkan memang tapi Aura akan tetap menunggu Jeff mengatakan kapan mereka akan bercerai, baru setelah itu dia akan mengatakan kehamilannya dan dia berjanji akan menjaga calon anaknya dengan baik.

Tanpa sengaja Jeff menatapnya seketika itu juga Aura menundukkan kepalanya tidak berani menatapnya, Jeff merasa miris dan bersalah saat menatap Aura tapi dia juga bahagia dengan kehadiran Kyla di tengah-tengah kehidupannya.

TbC

Istri TerlupakanWhere stories live. Discover now