Chapter 2

47 48 10
                                    

Seorang pria berperawakan kecil dan hispanik, adalah penduduk lokal di area ini. Ia berjalan di trotoar kota Bogota, Kolombia, yang tengah menyaksikan jalan yang penuh dengan warga lokal mengunjungi tempat ini. Area ini adalah pasar malam di hari jumat jam delapan. Lebih ramai dari sebelumnya. Ia mendapati telepon dari seorang, "Ya, bisa diatur." Pria berperawakan kecil itu menjawab dengan senyap. 

Ia mengambil koper kecil yang dititipkan temannya yang berdagang buah-buahan itu di bawah mejanya. Pria itu membuka jaketnya diganti kaos tanktop yang penuh keringat di sekujur tubuhnya dan meraih pistol revolver berisi enam peluru itu dari tangan temannya yang membuka koper itu sembunyi-sembunyi. Tidak ingin menimbulkan panik yang besar hanya karena senjata terlihat. Ia tinggali tempat itu dan mencari-cari sasaran. Bukan sesuatu, tetapi seseorang. Terlihat sasaran orang itu berdasarkan kontaknya. Pria berkaos polo, celana kargo pendek dan bersepatu hitam-putih ala anak muda.

Si pria kaos tanktop berjalan meninggalkan pasar mengikuti sasaran itu pulang. Dia berada di jalan raya sepi di terangi lampu jalan di setiap tiang terkadang hanya mobil melewati jalanan dari arah belakang datang seorang tangan kanannya langsung membidik pistolnya sedikit bergetar ke arah badan si pria. Pria berkaos polo melihat kebelakang.

Bunyi suara tembakan lima kali tepat di arah badan di belakangnya. Pengeksekusi tertegun telah berhasil menembak buruannya lima butir peluru.

Pria itu langsung terjatuh seketika dan terkapar di jalanan, napasnya tercepat-cepat dan matanya hanya melihat aspal jalanan. Badanya susah untuk bangkit ketika lima peluru bersarang di badannya. Darah mengalir deras mengubah aspal menjadi hitam pekat. Orang berperawakan kecil itu membalik badanya lalu meraba, mencari-cari sesuatu. Ia terburu-buru dan napasnya sulit diatur, bagai anak baru membunuh selama sekali seumur hidupnya saja.

Orang tanktop mendapatkan barang itu, sebuah dompet dan kartu bisnis. Dia membuka dompet itu melihat kartu identitas miliknya dan meletakkan kembali di tempat semula. Si pria yang sekarat itu memegang lengan orang tanktop ketika akan pergi. Terkaget, ia-pun mencoba melepaskan pegangannya. Dengan tenaga dalam, ia lepaskan dan melangkah pergi. Tangan gemetar. Orang tanktop itu melepaskan pengangannya dan pergi dari tempat itu.

Dia menatap kartu bisnis itu: "T.R.P Industry, Bogota, Kolombia; 135-888-757." Orang tanktop itu meraih smartphone dari kantung celana dan menghubungi rekannya di daftar kontaknya.

Masih menunggu dering telepon dengan tangan gemetaran, "Javier sudah mati." Mulainya gagap.

"Pengiriman sudah siap," ujar si penelpon dengan tenang dan jelas. "kau sudah harus pergi ke titik ekstraksi. Jam sembilan berada lokasi target. bekerjaanmu sudah selesai."

"senang berbisnis dengan kalian." Tutupnya dari telepon dan pergi dari tempat itu masih gemetar dan napasnya tidak teratur.

9:01 PM

Sebuah mobil van putih berhenti di depan sebuah perusahaan cabang suatu kantor di kota ini. Kantor itu sangat kecil dan lebih seperti ruko. Tempatnya berdekatan di kompleks ruko yang usang. Tempatnya cukup kumuh. Seorang kurir keluar dari kendaraan itu, membawa paket kardus berukuran sedang untuk T.R.P Industry. Ia menekan tombol komunikasi di dekat pagar.

"Kiriman dari Cuba, untuk 135-888-757."

"Konfirmasi?" pinta izinnya.

"Konfirmasi Nexus," jawabnya.

"Dikonfimasi." Izinnya diterima.

Salah seorang karyawan keluar berlari mengambil paket tersebut. Mobil van kurir itu pergi dari sana dengan cepat. Karyawan kembali ke dalam. Dia membawanya ke dalam kantor meletakkannya di meja. Mulai memotong kardus kotak dengan cutter-nya.

Ledakkan dahsyat meluluhlantakkan kantor itu dan bola api membesar menerangi malam di Bogota barat dan lebih terang daripada pasar malam barusan. Korban tidak hanya di dalam gedung kantor, tetapi juga berada di luar disekitarnya.

Neutralized: Operation AfterlifeWhere stories live. Discover now