28. Rencana

35 10 6
                                    

"Abas tuh anak bangsat kan?"
- Orion Hesperos

◍◍◍◍◍◍

"Gatha bangun, katanya mau tidur." celetuk Renatta yang sedang membangunkan Agatha sambil menepuk-nepuk punggungnya.

Jangankan bangun, Agatha bergerak saja tidak. Renatta membangunkan Agatha tuh hanya buang-buang waktu saja. Agatha akan bangun jika mencium aroma makanan favorit dia.

"Rena pulang lewat mana?" tanya Senja.

"Lewat jalan biasa."

"Taman musik?"

"Iya, arah rumah aku kan ke situ. Lagian kalau nggak lewat situ suka macet."

"Cari jalan lain Ren, di sana nanti ada yang tawuran." ujar Senja.

Renatta menatap Senja dengan tatapan bingung, lalu dia memperhatikan sekitaran untuk mencari keberadaan saudaranya.

"Tawuran antar sekolah?"

"Iya."

"Lihat Kavin nggak?" tanya Renatta kepada Faris, teman mabarnya Kavin.

"Lagi rapat Ren."

Jawaban Faris membuat Renatta semakin bingung. "Rapat apaan? Dia kan bukan osis."

"Rapat buat persiapan tawuran nanti."

Setelah mendengar jawaban Faris, Renatta langsung berlari keluar untuk mencari keberadaan Kavin.

"Sial, nggak ada kapoknya jadi cowok." Renatta terus mencari keseluruh ruangan yang ada di sekolah. Namun nihil, Renatta tak bisa menemukan Kavin.

Renatta berusaha untuk tetap tenang sembari terus-menerus menghubungi Kavin. Bukan jawaban dari Kavin yang Renatta dapatkan, melainkan jawaban dari operator yang memberitahu bahwa nomor yang Renatta hubungi sedang tidak aktif.

Renatta meremas kuat rambutnya sembari memikirkan di manakah Kavin berada. Dia melihat jam yang ada di tangan sebelah kanan. "Shit, bentar lagi waktunya pulang. Aku harus bisa nemuin Kavin sebelum bel pulang berbunyi."

Renatta berlari lagi menuju kelasnya untuk membangunkan Agatha. Jika masalah seperti ini, Agatha lah yang paling dibutuhkan oleh Renatta.

Agatha memang tidak pinter di akademik, namun dia sangatlah pinter mencari keberadaan seseorang dan menyelesaikan masalah meskipun caranya di luar nalar.

Sepertinya Renatta sudah terlambat, meskipun bel sekolah belum berbunyi namun Agatha sudah tak ada di bangkunya. Renatta tahu betul kalau Agatha selalu keluar kelas lebih dulu dibandingkan yang lain. Apalagi jam terakhir itu jam kosong, yang membuat Agatha semakin semangat untuk pulang lebih awal.

"S-senja... Agatha keluarnya dari tadi." Napas Renatta terengah-engah, dia berlarian kesana-kemari untuk mencari keberadaan Kavin. Ditambah dia berlari lagi menuju kelas untuk menghampiri Agatha. Namun perjuangan Renatta sia-sia, dia hanya mendapatkan lelahnya saja tidak dengan hasilnya.

"Waktu kamu lari keluar, Agatha bangun terus pulang."

"Dia dikasih tau jangan lewat taman musik nggak?"

"Eh nggak, aku lupa. Soalnya waktu dia keluar keliatan badmood gitu, kan serem."

Renatta menghela napas panjang, pikirannya sangat berantakan. Jika dia berlari lagi menyusul Agatha menuju parkiran, hasilnya akan tetap sama. Ditambah dia tak bisa menghubungi Agatha, karena ponsel Agatha mati kehabisan baterai.

Dia benar-benar khawatir kepada Agatha dan Kavin. Dia takut Agatha kenapa-kenapa karena lewat jalan yang akan dipakai untuk tawuran. Dan dia pun khawatir kepada Kavin, karena pastinya saudaranya itu ikut terlibat dalam tawuran antar sekolah yang tadi dibicarakan oleh teman-temannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AGATHA Where stories live. Discover now