chapter 9

15.8K 556 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.

' Jika rindu, maka do'akan. Kamu tau? Level tertinggi dalam mencintai adalah mendoakan. Pasrahkan semua kepada Allah. Karena sesungguhnya hati seseorang yang sedang kamu rindukan berada ditangan-Nya '

- Aldevaro Ghazi Atharrayhan

.
.

Saat tengah terbawa oleh kesenangannya sendiri, lamunan gadis itu tiba-tiba bubar karena adanya suara lucu yang menyapa gendang telinga nya.

" Kucing siapa ini? "

" Kucing aku mbak, " sahut Amara.

" Lucu sekali kucingnya, aku juga punya "

" Yang benar? terus mbak bawa kucingnya ke Indonesia? " tanya Ning Amara antusias.

" Sayangnya Timmy ada di Dubai, " ujar Xavia sedikit lesu.

" Timmy siapa mbak? "

" Assalamualaikum , " ucap Ning Kirana menyela pembicaraan kedua gadis itu.

" Waalaikumussalam "

" Xavia, boleh ummah meminta tolong? " tanya Ning Kirana menginterupsi Xavia.

" Boleh ummah, ingin meminta tolong apa? "

" Belikan beberapa sayur di pasar, bisa? " tanya Ning Kirana.

Mulai hari ini Ning Kirana meminta Xavia untuk menjadi abdi ndalem. entah apa alasannya. Xavia sempat berpikir jika ini adalah ulah Anthony.

" Bisa ummah, " jawab Xavia mengangguk setuju.

" Kalau begitu, ini uangnya dan Ning Amara bisa temani bukan? "

" Na'am ummah, " patuh Ning Amara.

" Naik apa ummah? apa ada motor? " tanya Xavia terlihat sedikit bingung.

" Kamu bisa naik motor? " tanya Ning Kirana terkejut.

" Bisa ummah, malah Xavia bisa naik motor yang biasa dipakai balapan, " ujar Xavia bercerita dengan amat antusias.

" Ada, tapi motor matic milik Gus Arsha "

" Tidak apa, yang penting motor  ummah, " ucap Xavia semangat.

" Jika begitu, pinjam kuncinya ke Gus Arsha langsung saja, " ucap Ning Kirana.

" Siap ummah "

•••

" Mbak Xavia yakin bisa naik motor? " tanya Ning Amara terlihat ragu.

" Kamu meremehkan aku ? "

" Aku ragu saja mbak, " ucap Amara sedikit takut.

" itu sama saja. percaya sama Xavia Alber, jangankan untuk motor matic seperti ini. balapan motor juga bisa, " balas Xavia dengan bangga.

" Ya sudah aku percaya. Amara naik ya, " ujar Ning Amara mulai perlahan menaikkan dirinya duduk di bagian belakang motor.

" Hm cepat "

Xavia mulai menancapkan gasnya dengan yang awalnya pelan akhirnya mulai melaju dengan kencang.

" Mbak, jangan terlalu kencang! ini masih area pesantren, " ucap Amara takut.

" Sudah lama aku tidak naik motor Ra, " ujar Xavia sedikit berteriak.

" Astagfirullahaladzim, " lirih beberapa santri yang terkejut atas suara bel motor yang dibunyikan oleh gadis itu.

Guliran Tasbih Aldevaro [Segera Terbit]Where stories live. Discover now