Part 14 | Zaid Manja

1K 95 6
                                    

Assalamualaikum

Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen!!

Jangan jadi readers Silent nulis susah guys!!

3ntah kenapa ya, aku jadi males banget up kalau NGGAK ADA YANG NGEVOTE TITIK 🙃

Happy Reading!

****

Zaid menatap serius laptop yang berada di depannya. Di dalam laptop tersebut ia mengamati sebuah rekaman cctv yang berada di markas Revberos, tepatnya di bagian kamar yang membuat Zaid dan Hafidzah dijebak.

Tangannya dengan lihai mengpause video yang melihatkan bukti-bukti. Zaid melihat seseorang yang sangat familiar di dalam rekaman cctv tersebut.

Ia mengambil ponselnya dengan segera, dan menelfon Aidan.

"Assalamualaikum. Halo, Aidan. Gue bakal kirimin bukti ke lo, tolong bantu selidiki dia!" ucapnya.

"Wa'alaikumussalam, baiklah," ucap Aidan dalam seberang telepon.

Zaid mematikan ponsel dan menaruhnya kembali di meja. Ia menghela nafas gusar, udah hampir tiga hari ia menyelediki kasus ini tapi tak kunjung di temukan pelakunya.

Pintu kamar terbuka, sosok cantik yang berdiri di depan pintu yaitu Hafidzah mulai berjalan menghampiri sang suami yang sedang memejamkan mata di kursi meja belajar.

Hafidzah memeluk leher Zaid dengan pergerakan halus membuat Zaid membuka matanya dan tersenyum menatap wajah cantik Hafidzah.

"Kakak kenapa? Ada masalah?" tanya Hafidzah.

"Nggak kok, cuma capek aja mencari pelaku yang udah jebak kita."

"Udah tiga hari ini Kakak sibuk terus sama laptop loh-"

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Ucapan Hafidzah terpotong kala ponsel Zaid bergetar karena telepon masuk, segera Zaid mengangkat telepon yang di ketahui dari Aidan.

"Gue udah nemuin identitas dia. Gue bakal segera kirim ke lo, setelah ini suruh Adzriel untuk ngeretas tentang informasi selanjutnya," ucap Aidan dari seberang telepon.

"Baik, thank Aidan."

"Yes."

Tut..

"Gimana Kak, tadi Kak Aidan bilang apa?" tanya Hafidzah penasaran.

"Dia udah nemuin identitas pelakunya, dan Kakak di suruh telpon Adzriel buat ngeretas informasi lanjutnya," jawab Zaid.

Hafidzah mengangguk mengerti, ia mengelus pipi Zaid dengan pelan. "Semangat Kak, Iza yakin kita bisa temuin pelakunya!" pekik Hafidzah.

"Hm, terima kasih habibati!"

Zaid kini terfokus dengan ponselnya, ibu jari dengan lihai menekan nama Adzriel hingga muncul profil kontak lalu menekan sebuah tombol hijau dan panggilan pun tersambung.

"Assalamualaikum. Adzriel tolong retas informasi lebih lanjut identitas orang yang gue kirim," ucap Zaid yang masih menatap laptop didepannya.

"Wa'alaikumussalam. Oke, tapi lebih baik kita kumpul dan bicarakan ini bersama yang lain," ucap Adzriel dari seberang telepon.

"Hm, suruh anggota inti ke markas sekarang!" ucap Zaid menghela nafas panjang.

"Siap Id!"

Tut...

Z A I D (ON GOING)Where stories live. Discover now