Kabar Buruk Dari Salwa

Start from the beginning
                                    

"Kenapa Lo berdua malah diem?"

Liora menarik napas dalam-dalam, bersiap untuk menanyakan hal yang mungkin akan membuat Tristan marah.

"Apa Lo bener-bener yakin mau bawa jasad Nayla ke Rumah ini, Tristan? Apa Lo gak khawatir kalo Jeff sama saudara-saudaranya tau tentang rahasia yang kita sembunyikan dari mereka?"

"Gue harus ambil resiko ini, Liora! Kalo soal Jeff dan saudara-saudaranya, biar gue yang urus. Lo berdua hanya perlu pergi dan bawa jasad Nayla ke Rumah ini!" Jawab Tristan bertekad.

"Jadi, Lo berdua pergi sekarang!"

"Oke, Tristan." Balas Jordan.

Liora dan Jordan pun melesat pergi sesuai perintah yang diberikan oleh Tristan.

Sesudah kepergian Liora dan Jordan, Tristan termenung memikirkan Nayla.

Gadis yang tujuh ratus tahun mati itu akan segera dia bangkitkan kembali.

Kini ia hanya harus menunggu waktu dan momen yang tepat untuk melakukannya.

Sungguh, dia sangat tak sabar.

"Nay, gak akan lama lagi kita bakal bersatu."

***

Salwa membuka pintu Kamar. Dengan memakai seragam yang rapi serta payung pink ditangannya, Salwa berjalan menuju ruang makan.

Belum sampai di Ruang makan, Salwa menghentikan langkahnya ketika melihat Ali yang memakai jas putih sedang duduk di Sofa dengan kesibukannya memasukkan berkas-berkas kedalam tas.

"Bang, udah rapi aja. Mau ke Rumah Sakit ya?" Ali berdeham menyahut pertanyaan Salwa.

"Udah sarapan belum, Bang?"

"Belum, Sal. Eh, Maaf ya, Abang gak sempat bikinin sarapan. Bibi juga tadi subuh pamit pulang ke kampung. Jadi, mungkin nanti lo sarapannya di Sekolah aja ya?"

Mendengar hal itu, bahu Salwa langsung turun. "Yah, Bang. Uang jajan gue udah tipis. Kalo gue beli sarapan di Sekolah, yang ada uang gue cepet abis!"

Ali bangkit dari duduknya. "Yaudah, ntar Abang transfer."

Wajah Salwa langsung cerah seketika. "Asik! Tambahin ya, Bang! Buat beli make up! Make up Salwa udah pada abis."

"Kalo ada ya. Yaudah, Abang pergi dulu." Ali buru-buru pergi. "Jangan lupa kunci pintu!" Teriaknya.

"Iya!" sahut Salwa. "Huh, dasar pelit! Minta tambahan buat make up doang bilangnya kalo ada. Padahal kan jarang juga dia kasih," gerutunya.

"Udahlah! Dari pada kesal sama Bang Ali, mendingan gue berangkat ke sekolah sekarang!"

Salwa memandangi seluruh isi ruangan untuk memastikan semua baik-baik saja sebelum dia berangkat Sekolah.

Tapi, tiba-tiba pandangannya tak sengaja melihat sebuah kertas di Meja.

"Hm, dasar tua! Itu kertas malah ketinggalan!" Salwa merutuki kecerobohan sang kakak. "Udah pergi belum ya? Gue coba samperin deh!"

Salwa mengambil kertas itu dan buru-buru pergi mengejar Ali berharap dia belum benar-benar pergi.

Namun, saat di luar Rumah, Salwa malah sudah tak menemukan mobil Ali. Tandanya laki-laki itu sudah pergi.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now