Part 19 : Cerita?

Start from the beginning
                                    

Gadis itu menghela nafas tipis, rasanya Liam membuatnya malu. Namun, ia tetap bertahan sampai makanan mereka datang dan makan bersama.

Sama seperti kantin sekolah pada umumnya, riuh ramai suara para siswa bersahut-sahutan.

Mereka semua berkumpul di masing-masing meja dan makan bersama sambil mengobrol. Begitu juga yang terjadi di meja yang hanya diisi empat orang ini, jika biasanya hanya Aesa, Indah, dan Alya, entah mengapa Bagas juga ingin satu meja dengan mereka.

"Kebetulan banget ya kita sekelompok" bagas membuka obrolan dengan garing.

Para gadis saling bertatapan, terutama Indah dan Aesa yang seolah menyerahkan respon pada Alya.

"Iya" balas Alya, "Kita kerjain kapan?" tanyanya.

"Bentar, aku ambil gorengan dulu" Indah bangkit, "Titip gak?".

"Kayak biasa, Ndah" sahut Aesa.

"Gubuk deket rumahku apa kabar ya?" gumam Alya, "Dulu aku, Indah, sama Mas Bayu mainnya di situ".

"Tapi gak tau juga kalah udah digusur, mau di bikin rumah sama orang kaya soalnya" lanjut gadis itu.

Aesa jadi berpikir, bagaimana jika dia membawa teman-temannya ke danau?.

Berpikir tentang danau membuatnya ingat dengan Chandra, semalaman sosok itu tidak menampakkan diri membuatnya sedikit cemas.

Mungkin dia harus ke danau sepulang sekolah nanti untuk mencari Chandra.

Di jam pelajaran terakhir sebelum bel pulang berbunyi, banyak kelas yang kosong sehingga banyak siswa yang ke luar dari ruangan.

Angin kencang berhembus menerbangkan dedaunan kering membawa serta awan hitam yang menggulung di atas sana, kebanyakan dari mereka khawatir dan berharap bel segera berbunyi agar mereka dapat pulang sebelum hujan datang.

Bersamaan dengan suara gemuruh yang terdengar dari atas sana, bel pulang pun berbunyi. Sorak sorai mewarnai waktu pulang sekolah mereka, hari yang melelahkan akhirnya dibayar tuntas dengan suara bel pulang yang membuat beberapa dari mereka sangat senang.

Sekolah seketika ramai dengan suara yang saling bersahutan, sama seperti saat berangkat pagi tadi.

"Indah, duluan ya" pamit Aesa yang langsung berlari begitu saja meninggalkan Indah yang sedang menyapu di dalam kelas.

"Es!" Indah berniat mencegah namun gadis itu terlihat buru-buru bahkan mungkin sudah jauh dari kelas.

Indah hanya bisa menggelengkan kepala, terkadang dia juga penasaran dengan hal penting apa yang membuat Aesa sampai buru-buru seperti itu.

Tas biru itu dia lempar saja ke kursi ruang tamu, masuk ke dalam kamar untuk mengambil sesuatu kemudian keluar meletakkan sepatu di rak dan menggantinya dengan sandal yang nyaman.

Pintu tak lupa Aesa tutup kembali, ia berjalan cepat melewati jalanan sebelum ramai orang berlalu lalang.

Aesa menyusuri jalan ditengah rindangnya pepohonan dan semak belukar menuju ke danau.

Kembali angin kencang berhembus seolah menyambut kedatangan Aesa di danau, "Chandra!" panggil gadis itu.

"Chandra!" teriaknya lagi, "Keluar dong".

"Jangan gini, Chandra" Aesa perlahan mulai melangkah, "Gue pengen ngobrol".

Sekelebat bayangan hitam lewat di depannya dengan cepat membuat Aesa menghentikan langkahnya.

"Saya di sini".

Suara itu membuat Aesa tersenyum, rasanya sudah lama sekali dia tidak mendengarnya.

Chandra berjalan mendekat, "Ada apa? Bukannya kamu malah senang kalau saya tidak muncul dan mengganggu kamu lagi?" ketus sosok itu.

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now