chapter 2

22.4K 731 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.

' jangan terlalu mengharapkan. jika tidak, kamu akan merasakan pedihnya sebuah pengharapan '
.
.
.

Pesantren Al Hafiz, Bandung

" Assalamualaikum, " ujar Anthony memberi salam sesaat setelah mereka menginjakkan kaki di tempat yang akan di tinggali nona muda Alber untuk belajar memperdalam ilmu agama.

" Waalaikumussalam, ada yang bisa saya bantu pak? " tanya salahsatu pria berumur yang mungkin ditugaskan untuk mengawasi sekitaran lingkungan Pesantren.

" Saya ada kepentingan dengan Gus Mahen, " jawab Anthony yang langsung dipersilakan masuk oleh pria itu.

" Baik pak silahkan, Gus Mahen beserta kyai Alif sudah menunggu di dalam, " ucap pria itu membantu Anthony dan putrinya untuk bertemu dengan pemilik tempat ini.

Sementara kyai Alif Zainal sendiri adalah pemilik Pesantren Al Hafiz yang sekarang di pegang oleh sang putra yaitu Gus Mahen.

" Assalamualaikum Gus, kyai "

" Waalaikumussalam, " jawab kyai Alif dan Gus Mahen serentak.

" Silahkan duduk nak! " sahut kyai Alif.

" Syukron kyai, " balas Anthony sebelum mendudukkan dirinya di salahsatu tempat duduk yang tersedia di ruangan sana.

" Sesuai dengan apa yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa saya ingin menitipkan putri saya di Pesantren ini, " ujar Anthony tanpa lama.

" Memangnya Xavia barang sampai dititipkan seperti ini '' gerutu Xavia.

" Nama kamu siapa nak? " tanya kyai Alif kepada Xavia.

Xavia yang memang sedari tadi hanya menunduk, dia diam tidak bergeming sampai sang ayah turun tangan untuk memberinya gertakan kecil.

" Xavia! " panggil Anthony.

" Apa dad? " tanya Xavia tetap menundukkan kepala nya enggan melirik sekitarnya.

" Angkat kepalamu, kyai Alif sedang bertanya, " ucap Antony lirih.

Perlahan Xavia mengangkat kepalanya dan membalas pertanyaan yang diajukan kyai Alif.

" Xavia Alber, " singkat gadis itu menjawab pertanyaan kyai Alif.

Sejenak sebelum mengalihkan pandangannya, kyai Alif dan Gus Mahen terdiam melihat wajah Xavia. entah kenapa saat melihat wajah gadis itu apalagi iris mata coklat Xavia mirip sekali dengan seseorang yang begitu mereka kenal.

" Silahkan di minum dahulu, " sela ummah Kirana yang datang menyajikan minuman untuk sepasang anak dan ayah tersebut.

" Nak, perkenalkan ini Anthony dan putri sulungnya yaitu Xavia, " ucap kyai Alif memperkenalkan.

Saat mengalihkan pandangan nya kearah Xavia, ummah Kirana dibuat tertegun.

" Dad, apa wajahku aneh? " tanya Xavia lirih kepada Anthony sambil kembali menunduk karena merasa risih akan tatapan dari Ning Kirana.

" Wajahmu cantik, " jawab Anthony tanpa berpikir.

" Daddy!! " ucapnya tidak sengaja terlewatkan dengan sedikit tinggi.

" Xavia!! " gertak Anthony begitu menekan.

" Maaf, " cicit Xavia pelan yang baru menyadari perilakunya.

Guliran Tasbih Aldevaro [Segera Terbit]Where stories live. Discover now