prolog

59.2K 1.2K 3
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.
.
.
.
.

Dubai, UAE

Terdengar suara gemerusuk yang tak santai di rumah bak istana itu. seorang gadis berteriak manja mendobrak pintu ruangan sang ayah.

" DADDY...!!! " teriak seorang gadis mengejutkan ayahnya.

" Astagfirullah, " lirih pria berperawakan dewasa yang dibalas cengiran tak berdosa dari gadis didepannya.

" Xavia, sudah daddy bilang jangan mengeraskan suaramu, " ucap sang ayah memperingati putrinya.

Xavia menundukkan kepalanya menyesal dan segera meminta maaf.

" Maaf dad, " sesal gadis itu.

" Kemarilah! ada apa? " panggil pria itu bertanya tujuan sang putri sampai membuat kegaduhan.

" John mengatakan bahwa kita akan pindah ke Indonesia. benarkah? " tanya Xavia kepada sang ayah.

" Ya, daddy harus mengurus perusahaan disana untuk satu tahun ke depan, " ucap sang ayah memberitahu.

" Jadi kita akan meninggalkan Dubai dan aku tidak bisa bertemu dengan teman teman ku lagi, " cicit Xavia dengan raut muka yang berubah lesu.

" Memang kenapa? kamu pikir Daddy tidak tahu apa yang kamu lakukan saat bersama teman mu itu? " sindir Anthony selaku sang ayah.

Xavia mendongakkan kepalanya menatap sang ayah terkejut. pikirnya, bagaimana daddy nya itu tahu.

" Apa yang daddy bicarakan? " elak Xavia belum berani berkata jujur.

" Pergi ke club? benarkan sweety? " tekan Anthony menatap nanar manik mata putrinya.

" Ini tidak seperti yang daddy kira, " bantah Xavia.

" Dengar Xavia, daddy membebaskan mu bukan berarti kamu bisa berbuat seenak nya! " sentak sang ayah tidak sadar akan ucapannya yang membuat takut Xavia.

Badan Xavia sedikit gemetar mencoba menahan tangisnya agar tidak pecah dihadapan sang ayah. ini adalah pertama kalinya sang ayah meninggikan suaranya kepadanya.

Selama ini dia selalu memanjakan Xavia dan bersikap lembut kepadanya. mungkin mulai saat ini sang ayah ingin bersikap lebih tegas terhadap nya.

" Maaf, sungguh aku tidak menyentuh benda haram itu sama sekali dad, " cicit Xavia mulai meneteskan buliran bening mata indahnya.

Sang ayah menghela nafas nya pelan. ia sendiri merasa bersalah karena tidak sengaja kebablasan membentak putri tercintanya.

" Pergilah ke kamar mu! daddy akan pikirkan hukuman untukmu saat sampai di Indonesia, " titah sang ayah.

Itulah sang ayah, sebut saja dia Anthony Alber seorang duda anak satu yang memiliki sikap tegas tak ingin dibantah. tapi jangan salah, dia sangat menyayangi satu-satunya permata berharga miliknya yaitu putrinya.

Putri yang ia besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang. bayangkan saja betapa khawatirnya apabila terjadi sesuatu hal buruk yang menimpa putri nya itu. ia sendiri sangat menjaga putrinya agar tak sedikitpun terdapat hal yang bisa menggores kulit nya.

Kapan hari juga pria itu pernah mengatakan seperti hal ini.

" Jika bukan karena berpegang teguh pada agama, kalian akan hancur ditangan ku saat itu juga "

Ya, tidak sekali pun ia mengotori tangan nya untuk meladeni orang-orang tak berotak yang mencari masalah dengannya.

Hanya sekedar mengatakan suatu kalimat saja, setelah itu anak buahnya yang akan bertindak.

Tidak terlalu kejam, ia hanya bermain dengan halus. menghancurkan pondasi yang telah menjadi tempat berdirinya sang musuh hingga mereka hancur dengan sendirinya.

Jujur saja, Anthony jarang sekali atau bahkan tidak pernah menyiksa fisik rival nya. jika kalian memergokinya seperti itu salahkan saja rivalnya yang mungkin sudah melampaui batas kesabaran Anthony. apalagi jika itu menyangkut putrinya, maka siap-siap saja apa yang kalian punya akan hancur dalam detik itu juga.

Sementara saat ini Xavia sendiri tengah terbaring menatap langit-langit kamarnya.

" Ini semua gara-gara mereka! " sungut Xavia memberengut kesal.

" Jika saja mereka tidak merayuku, sudah pasti daddy tidak akan memarahi ku. menyeramkan sekali jika tuan Alber itu sedang marah, " gumam Xavia sembari bergidik ngeri membayangkan kemarahan Anthony.

" Aku akan merindukan teman-teman ku nanti. kira-kira apa daddy akan membawa Leon juga? "

Leon, peliharaan singa milik Anthony. tenang saja, singa ini begitu mudah ditaklukkan. ya, semoga saja ia jinak tidak hanya dengan pemiliknya saja.

Hal ini wajar disini jika memiliki peliharaan yang kebanyakan orang pasti berpikir bahwa hewan tersebut begitu berbahaya. sudah biasa jika hewan ini dibebaskan untuk berkeliaran begitu saja di dalam rumah.

Tapi tidak dengan Anthony, ia sendiri telah membuatkan kandang khusus untuk Leon dibelakang mansion nya.

Bicara tentang pria bermarga Alber tersebut, mari kita kembali kepadanya. pria itu sedang berbincang seorang tangan kanannya.

" John, aku harap kau sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik, " ujar Anthony tanpa menatap lawan bicaranya.

" Tentu tuan. saya berani menjamin jika semua sudah disiapkan dengan baik, " jawab John dengan tegas.

" Aku tidak akan membawa Leon, jadi aku harap kau mengutus beberapa penjaga untuk Leon dan pastikan mereka bekerja secara profesional. Jika tidak, kau tau sendiri apa akibatnya, " ujar Anthony dengan nada yang begitu dingin.

" Baik tuan, akan segera saya laksanakan, " sigap John mematuhi perintah Anthony.

" Urus dengan cepat dan segeralah bersiap untuk terbang ke Jakarta, " titah Anthony.

"Perintah diterima tuan Anthony "

" Hm pergilah! " usir pria kepada sang bawahan.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Guliran Tasbih Aldevaro [Segera Terbit]Where stories live. Discover now