NINE ( KYU )

94 74 303
                                    

( RYU )

CKREK!!

Suara itu keluar dari alatnya yang sekarang sudah ada tepat di kening ku.

Posisi kami saat ini sama-sama tidak menguntungkan tentunya. Pistolnya mengarah di kepalaku, dan pisau kecilku tepat berada di lehernya. Kami bisa sama-sama terbunuh jika gegabah, tapi aku yakin dia tak akan melakukannya.

Aku ataupun Zion terdiam sesaat sampai akhirnya kami saling menyeringai. Saat itu pula, kami menurunkan senjata kami bersamaan dan menyimpannya kembali. Kei yang melihat keadaan sedikit aman pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya.

"Yo, Ryuugamine.." sapa Clark.

"Amamiya Firo. Setidaknya panggil aku dengan nama itu, Clark." Balasku.

"Aaah, baiklah, kau juga boleh memanggilku Zion. Aku tidak suka ada yang memanggil nama belakangku." Timpalnya.

Aku mengiyakan. Kami masih tersenyum, tapi tidak menghilangkan kewaspadaan masing-masing. Dia punya satu pistol dan dua pisau di saku seragamnya, dia bisa saja mengalahkan ku yang hanya membawa satu pisau kecil di outer seragamku.

"Jadi, kau yang mengikuti ku selama semester baru ini?" Tanyaku. Dia tersenyum bangga. "Dua orang yang mengejar ku dan Fayra malam itu adalah orang-orang mu, bukan?"

Zion tampak terkejut, begitu juga Kei yang baru saja mendengar tentang ini. Tentu saja Kei terkejut, karena aku tidak memberitahu nya selama ini.

"Tunggu, kenapa kau langsung menuduh kalau mereka adalah orang-orang ku? Aku bahkan baru memutuskan untuk mengikuti mu di hari setelahnya." Sangkalnya.

Aku tersenyum. Dia terpancing. Dasar bodoh!

"Ehh.. hari setelahnya?" Balasku. "Apa aku pernah menyebutkan kapan hari dan tanggalnya aku jalan bersama Fayra? Aku rasa, aku hanya bilang kalau malam itu mereka mengejar ku dan Fayra. Tapi, kau membalasnya kalau kau baru memutuskan untuk mengikuti ku di hari setelahnya." Timpal Ku. "Jadi, Zion, hari apa yang kau maksudkan itu? Dan, apa orang yang menguping ajakan ku pada Fayra itu adalah kau?"

Dia terdiam. Belum mau mengaku? Apa dia benar-benar bodoh?!-_-

"Hah.. jadi itu benar?" Ucapku. "Jadi, kau menyuruh mereka mengikuti ku mlm itu hanya ingin mengujiku, bukan? Kalau saat itu aku kalah dan tertangkap itu artinya aku tidak layak untuk mu, kan? Tapi, sayangnya, saat itu aku berhasil lolos dengan mudah, padahal mereka cukup kuat. Maka dari itu, kau memutuskan untuk turun tangan dan melihat sendiri seperti apa aku di hari setelahnya, benar begitu?" Jelas Ku.

"Walau aku pun cukup merasa kalau kau sudah memperhatikanku sejak awal semester baru."

Zion tersenyum. "Heehh.. kalau kau tau aku memperhatikanmu sedari awal, kenapa kau hanya diam saja?" Tanyanya. "Lalu, kenapa kau yakin kalau itu adalah orang-orang ku?"

"Itu karena di hari setelahnya sampai hari ini belum ada satupun dari kalian yang menggangguku ataupun Fayra. Dan, secara kebetulan, kau pun mulai muncul secara aktif." Aku menatapnya. "Tapi, itu bukan hanya kebetulan, bukan?"

Zion terdiam.

"Hm.. alasanku untuk tetap diam.. Um.. ah, mungkin.. karena aku menganggapnya sepele?" Senyumku dengan tatapan mengejek.

Zion masih terdiam. Tapi, setelahnya dia malah tertawa. "Ahaha... Kau memang menarik! Kau hebat, Ryu!"

Hey.. dia memanggil namaku? Nama asliku?! Bagaimana kalau ada yang mendengar?

"Firo! Firo Amamiya!" Protes Ku.

"Ah, sorry.. aku lupa. Ok, Firo." Ucapnya. "Nah.. pasti ada yang ingin kau tanyakan, kan, sampai-sampai mengundangku kesini? Tapi, sayangnya, aku tidak akan menjawab apapun untuk sekarang. "

Gangster x LoverWhere stories live. Discover now