Chapter 1: Awal pertemuan

11 2 1
                                    

°°°

"Skenaro Tuhan mungkin tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan, tapi pasti sesuai dengan apa yang kita butuhkan"

◌⑅⃝●♡⋆♡Aku Jarak Dan Dia♡⋆♡●⑅⃝◌

°°°

Libur akhir semester telah usai, hari ini adalah hari pertama seinna masuk sekolah. Namanya adalah Putri Seinna dia bersekolah di SMA Garuda Bhakti yang sekarang duduk di bangku kelas 10.

Hari ini juga adalah hari pertama Seinna melakukan ospek. Tentu saja dia sudah menyiapkan barang-barang yang di perlukan untuk ospek nanti, dan jangan lupa sebuah beskom ibunya yang sudah ada di atas kepalanya.

Baru saja turun dari mobil ayahnya dan hendak masuk ke sekolah. Tiba-tiba, seorang pria yang tidak dikenal menabraknya.

Brugg

Aww

"Eh m-maaf gue ga sengaja." Ucap seorang lelaki jangkung yang barusan menambraknya sambil mengulurkan tangan untuk membantu seinna bangkit dari tanah.

"HEH! gimana si, kalau jalan itu hati-hati.. Ga di liat apa ada orang di depan pakai main tabrak-tabrak aja." Ucap Seinna dengan kesal, dia merasa malu dan sedikit kesal lalu berjalan menuju gerbang sekolah tanpa memperdulikan laki-laki tadi

"Hh badmood gue jadinya" Gerutunya pelan.

Sebelum ia sempat menampakkan kakinya di sekolah pintu gerbang perlahan mulai di tutup.

"Gila! Hari pertama aja udah telat, mampus gue."

°°°

Seinna pun berjalan pasrah menuju pintu gerbang yang sudah di tutup oleh satpam dan sudah di padati beberapa siswa-siswi lainnya yang juga terlambat.

"Baiklah tidak perlu lama-lama lagi, bagi siswa-siswi yang terlambat akan saya kasihkan tugas. Silahkan minta tanda tangan pada OSIS minimal sepuluh tanda tangan. Pengumpulan tanda tangan dikumpulkan di ruang OSIS paling lambat jam 08:00. Paham kalian semua?"

"Paham kak!" Semua siswa menjawab dengan serentak.

"Baiklah silahkan kalian bubar barisan" ucap kakak senior yang berada di tengah lapangan.

Setelah bubar barisan dengan langkah lesu seinna segera mencari seniornya untuk di mintakan tanda tangan.

"Huh apes banget gue hari ini, udah telat, dan sekarang malah di kasih tugas kaya begini nih, kalau bukan karena senior yang ngasih tugas males banget gue ngerjainnya."

°°°

Sejauh ini dia baru saja mendapatkan enam tanda tangan pengurus OSIS dan masih kurang empat tanda tangan lagi.

"Lo udah beres belum?" Tiba-tiba lelaki yang menabraknya tadi pagi datang menghampirinya.

"Belum" ucap seinna lesu sambil menghela nafas.

"Tugasnya di kumpul sepuluh menit lagi" ucap laki-laki itu tenang

"Hah? Sepuluh menit lagi? Yang benar aja gue baru dapet enam tanda tangan, terus ini gimana dong gue masih kurang empat tanda tangan lagi yang belum"

"Yaudah sini gue bantuin." Lelaki tersebut langsung merampas kertas yang ada di tangan seinna.

"Jangan di tarik dong, nanti kalau kertas gue sobek gimana? Lo mau tangung jawab? Gue gamau ya kena hukum dua kali cuma karena ini kertas sobek" ucap seinna kesal.

"Brisik banget si lo? Ayo!" Ucap laki-laki itu kepada Seinna

Lelaki itu langsung berjalan menyelusuri koridor sekolah untuk membantu seinna mendapatkan empat tanda tangan lagi tanpa mendengarkan perkata seinna.

Seinna yang tak ingin tinggal diam segera menyusul lelaki tadi.

"Woy tungguin gue" teriak seinna dan mengikuti langkah laki-laki itu dari belakang.

°°°

Setelah mendapatkan beberapa tanda tangan yang kurang dengan cepat mereka mengumpulkan semua tanda tangan, dan kini mereka sudah berada di kantin.

"Akhirnya selesai juga. Gila! Jalan lo cepat banget sih?! Gue udah kayak tikus dikejar kucing." Nafas Seinna terdengar tidak beraturan.

Lelaki itu hanya tersenyum menanggapinya. Suasana kini menjadi canggung karena mereka belum kenal satu sama lain.

"Eh iya, makasih ya karna lo udah mau bantuin gue." Seina membuka obrolan. Mencairkan suasana.

"Santai aja kali udah biasa kek gitu."

"Idih songong lo" ledek Seinna.

Sebelum atmosper mereka semakin tak nyaman, Seinna segera membuka suara.

"By the way kita belum kenalan, nama lo siapa? Gue Putri Seinna. Panggil aja Seinna." Ujar Seinna sambil mengulurkan tangannya.

"Gue Ryan Antonio. Panggil aja Ryan." Ucap Ryan dan langsung membalas jabatan tangan dari Seinna.

Sedikit obrolan ringan kemudian mereka pun berpisah karna senior mereka menyuruh masuk dan melanjutkan ospek.

"Ga nyangka, orang yang tadi pagi udah bikin mood gw berantakan malah ngembantuin gue." Bisik Seinna dalam hati.

°°°

Gimana nih sama ceritanya? Lanjut besok ya guys, jangan lupa vote biar aku makin semangat buat nulis♡

Antara Aku Jarak Dan DiaWhere stories live. Discover now