BAD PAPA - 28

6.6K 1.1K 147
                                    


Seblak memang obat terbaik bagi cewek untuk mengembalikan mood yang sedang buruk. Rasa pedas yang mendominasi membuat semua masalah teralihkan begitu saja, karena terfokus pada rasa pedas yang sialnya sangat nikmat di lidah.

Sakit perut? Itu urusan belakangan, yang terpenting sekarang nikmati dulu semangkok seblak kuah merah yang menggugah selera.

Seperti Audy yang sudah menghabiskan dua mangkok seblak ukuran jumbo. Hidungnya sudah kian memerah dengan keringat yang terus mengucur. Kipas angin yang terpasang di warung itu seperti sia-sia saja karena tak dapat menghentikan keringat gadis itu.

Serin bahkan hanya menghabiskan setengah mangkok karena tak kuat dengan rasa pedasnya, dan bisa-bisa gadis di hadapannya menghabiskan dua mangkok penuh tanpa sisa sedikitpun. Menatap ngeri Audy yang tengah sibuk mengelap keringatnya hingga menghabiskan sekotak tisu yang di sediakan.

"Perut aman?" bertanya memastikan. Audy memang kecil-kecil cabe rawit. Serin hanya takut jika lambung gadis itu benar-benar bocor seperti ucapannya tadi.

Mengangkat jempolnya sebagai tanda. "Aman. Perutku sudah ku latih sejak dini," terang Audy.

"Jangan salahkan aku jika besok perutmu sakit. Aku sudah mencoba mengingatkanmu tadi." Antisipasi jika ia nanti di tuntut oleh Ayah Audy karena mengajak anaknya makan seblak, dan berakhir sekarat.

"Kamu tenang saja, aku sudah kebal dengan segala jenis percabean." Menyengir lebar, mencoba menenangkan Serin.

"Terserah kamu saja."

"Ya sudah ayo. Kita jadi ke toko buku kan?" Bertanya memastikan.

"Tentu saja, ayo." Beranjak berdiri, mulai melangkah keluar warung.

"Kamu tahu? Penulis novel favorit ku baru saja menerbitkan buku baru, dan yang paling hebatnya, sebentar lagi akan segera di filmkan!!" terang Serin begitu antusias.

Gadis itu memang penikmat novel garis keras. Hampir setengah isi kamarnya dihuni oleh berbagai jenis genre novel. Seminggu sekali, wajib hukumnya untuk pergi menyetok novel dari penulis favoritnya. Sedangkan Audy hanya akan ikut menemani Serin membeli beberapa novel tanpa ikut membeli.

Harus kalian ketahui, Audy sudah trauma membaca novel. Jika dulu ia pecinta novel maka sekarang ia memilih pensiun dini.

Karena novel, ia menjadi nyasar ke dalam dunia ini. Karena novel pula, otaknya dipaksa berpikir untuk merubah alur cerita yang sekarang abu-abu.

Bayangkan saja jika dia kembali membeli novel, membacanya, lalu kembali masuk kedalam cerita lainnya. Yang terparah, dia bisa saja nyasar ke novel yang mengandung unsur sadisme melebihi di cerita 'Dark Honey'

Membayangkan nya saja sudah membuat nya ngeri.

"Benarkah?" Menjawab seadanya.

"Ya, kamu harus, dan wajib membaca cerita ini. Aku jamin seratus persen, kamu akan suka." Serin menyarankan, mulai memasuki mobil diikuti Audy.

Audy mengangkat kedua tangannya tanda menolak saran Serin. Bukan satu kali ini saja Serin memberinya rekomendasi berbagai cerita, namun Audy selalu menolak.

"Tidak! Aku tidak mau menyentuh benda keramat itu," tolak Audy cepat.

"Ck, kamu terlalu kuno, untuk ukuran anak muda! Sekali-kali bacalah novel romance agar hidupmu ada emoticon lope-lope nya," menggerutu kesal sambil bersedekap dada.

Audy hanya diam mengabaikan ucapan Serin. Sudah ia katakan, dia tak ada waktu untuk mengukir kisah cinta di dunia ini yang mungkin berakhir sia-sia.

***

IllusionWhere stories live. Discover now