BAD PAPA - 01

25.8K 3.4K 109
                                    

Audy mengerjap 'kan matanya saat merasakan pipi sebelah kirinya basah oleh sesuatu yang hangat, belum lagi tangan-tangan kecil yang berada di area perut memaksa matanya untuk segera terbuka.

Matanya membola sempurna saat melihat bayi laki-laki yang kini tengah asik menggigiti pipi bulatnya dengan liur yang menetes.

Tunggu dulu, Kenapa tubuhnya menjadi menyusut? Bukankah kemarin ia baru saja ber-adegan jatuh dari tangga jahanam itu. Harusnya sekarang dia ada di akhirat, bukan malah menjadi bayi.

Apakan sekarang ia terlahir kembali setelah mati dengan cara tidak elit. Ya, itu adalah kemungkinan terbesarnya, dan seperti nya di kehidupan kali ini ia menjadi anak seorang miliarder melihat box bayi yang ia tempati dengan bayi laki-laki di samping nya yang kemungkinan adalah kembaran nya terbilang cukup mewah dengan mainan yang tergantung di atasnya.

"Hambrrrr."

Suara aneh di sampingnya membuat lamunan Audy buyar. Mengalihkan atensinya pada bayi di sebelahnya yang masih menyedot, dan meniup pipinya membuat suara-suara aneh timbul.

"Hey, Bayi Dugong! Berhenti menyedot pipiku dengan jigong Mozarella mu itu!"

Sayangnya hal itu hanya terucap di batinnya saja, karena saat ingin berbicara hanya ada suara tidak jelas yang keluar.

Bayi laki-laki itu justru tertawa saat ia melotot tajam ke arahnya, membuat Audy mendengkus lelah. Percuma saja memberi kode pada bayi yang masih kosong otaknya.

"Waktunya makan siang, Para Bayi." Teriakkan seorang perempuan yang begitu menggelegar membuat Audy terlonjak kaget. Di tatap tajam sang pelaku yang sekarang berada di atasnya dengan senyum sumringah.

"Astaga, Tuan Muda! Apa kau begitu lapar hingga memakan pipi saudarimu sendiri? Baiklah, yang pertama mendapat susunya adalah, Tuan Muda." cerocos wanita yang Audy lihat masih muda tersebut sebelum pada akhirnya memberikan botol susu pada bayi di sampingnya.

"Apa, Nona Muda juga mau susu? Tapi, Nona sudah sangat bulat." Audy hanya menatap datar perempuan berpakaian pelayan tersebut yang tengah sibuk mengomentari bentuk tubuhnya.

"Ugh, baiklah-baiklah. Akan aku berikan. Jadi berhenti menatapku dengan mata tajam mu itu bayi kecil! Nona jadi sangat mirip dengan Ayah Nona jika seperti itu." Kenapa pelayan ini sangat cerewet hingga membuat Audy mengantuk mendengar ocehannya yang bak dongeng pengantar tidur.

Audy menguap dengan mata mengerjap lambat. Tubuh bayi memang lemah, pekerjaannya hanya tidur dan makan, tak dapat di pungkiri sekarang Audy memang lapar tapi rasa kantuk lebih mendominasi. Astaga, padahal baru beberapa menit lalu ia membuka matanya dan sekarang ia sudah mengantuk saja.

Baru saja matanya terpejam beberapa detik lalu. Tubuhnya tiba-tiba terasa melayang membuat matanya terbuka paksa. Matanya melotot tajam kala wajah pelayan itu tepat di hadapannya.

"Jangan coba-coba untuk tidur lagi, Nona!! Nona akan mirip seperti babi jika terus tertidur," omel perempuan itu menatap gemas bayi di gendongan nya. Pipinya sangat bulat hingga membuatnya gatal ingin mencubit gumpalan daging tersebut.

Namun ia masih cukup waras untuk melakukan, mengingat Ayah dari kedua kurcaci ini adalah iblis berkedok manusia.

"Lagi pula, Nona belum meminum susu siang ini. Bagaimana kalau kita jalan-jalan di halaman sembari menghabiskan susu, Nona?!"

"Ya ... Lakukan semaumu, jalan-jalan di siang hari tidak terlalu buruk. Tapi berhentilah meremas bokongku!!"

"Aku sangat ingin mencubit pipi bulatmu itu. Tapi, ya ... Sudahlah Nona tidak akan paham, jadi sebagai gantinya bokong Nona yang akan aku remas-remas, mengerti?" ungkapnya seakan tahu isi kepala Audy.

IllusionWhere stories live. Discover now