BAD PAPA - 19

8.8K 1.6K 207
                                    

Setiap orang adalah pemeran utama di kehidupannya sendiri. Baik jahat nya kita hanya hasil dari komentar, dan pendapat orang lain.

Tidak sadar jika dirinya sendiri adalah tokoh antagonis di kehidupan orang lain. Terlalu meng elu-elu kan dirinya sebagai orang yang baik, hingga lupa bahwa diri sendiri jadi sumber luka untuk orang lain.

Kita baik menurut kita, tapi tidak untuk orang lain yang membenci kita, begitupun sebaliknya. Kehidupan selalu saja berpusat tentang si jahat dan si baik, mengantarkan drama nyata setiap harinya.

Tidak sadarkah jika kini mereka sedang melakoni dua drama dalam kehidupan mereka sendiri. Menjadi pemeran utama baik hati, dan antagonis di drama kehidupan orang lain.

"Mari kita menggambar!!" seru Audy menggebu-gebu penuh semangat.

Jane yang membawakan peralatan si kembar untuk menggambar pun hanya geleng-geleng kepala.

"Nona, jangan berteriak," peringat Jane dengan halus.

"Jane ke arah taman, aku ingin menggambar di sana." Andry tak kalah semangat dari Audy. Berlari dengan sesekali melompat-lompat mencoba menggapai kupu-kupu yang berterbangan di sekitar taman.

"Tuan muda, perhatikan jalanmu!" Peringatan Jane hanya di anggap angin lalu oleh Andry yang kini masih setia berlari kesana-kemari mengejar beberapa kupu-kupu yang berterbangan.

Menghela napas, sebelum kemudian mulai menata meja dan menaruh kertas, dan beberapa alat untuk mewarnai.

"Ayo kemari! Aku sudah menyiapkan peralatan menggambar kalian," panggil Jane yang membuat keduanya segera menghampiri nya.

"Ya, duduk yang manis."

"Jane?!" Audy memanggil.

"Ya, Nona?" sahut nya.

"Tolong buatkan coklat panas, aku ingin meminum itu."

"Aku juga, aku juga mau," timpal Andry.

"Baiklah, kalian tunggu di sini, akan aku buatkan untuk kalian," jawab Jane, kemudian meninggalkan area taman.

"Ody, kamu akan menggambar apa?" tanya Andry yang kini mulai memikirkan apa kiranya yang akan ia gambar.

"Aku? Aku akan menggambar Jane," sahut Audy tersenyum pongah.

"Woah! Pasti hasilnya keren." Audy tersenyum bangga mendengar nya.

"Lalu kamu? Akan menggambar apa?" Andry sedikit berpikir sembari menepuk-nepuk dagunya dengan pensil.

"Beruang!! Aku kan menggambar beruang,"

Audy tersenyum miring, kemudian berkata. "Ya ... gambar sejenis itu memang cocok untuk anak-anak."

"Akan aku tunjukan gambar orang dewasa yang sesungguhnya untukmu." Menepuk-nepuk kepala Andry, sedangkan Andry menatap Audy dengan mata berbinar.

"MARI KITA MENGGAMBAR ANAK MUDA!" teriak Audy dengan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Di ikuti oleh Andry. "YA!!"

Setelah nya, mereka mulai fokus pada gambar masing-masing. Andry dengan raut muka serius, sedangkan Audy bertopang dagu dengan wajah remeh. Dia akan membuat Andry dan Jane terpesona akan gambarnya nanti.

IllusionOnde histórias criam vida. Descubra agora