BAD PAPA - 15

12.2K 1.8K 103
                                    

Audy tengah menatap serius raut wajah Alister. Sedikit meneguk ludahnya susah payah saat sendok berisi telur masakannya memasuki mulut pria itu.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Hampir tak bernapas mengamati ekspresi Alister yang masih sama, datar tanpa menunjukkan guratan keanehan. Hingga tanpa sadar bibirnya terbuka saat melihat Alister kembali memakan telur ceplok buatannya.

Tanpa sadar, Audy berdecak kesal saat tahu rencananya gagal total kala melihat kotak makanan itu sudah kosong. Padahal ia sengaja memasak telur ceplok setengah matang yang Audy ketahui Alister tak menyukainya karena bau nya amis, di tambah lagi Audy menambahkan taburan garam yang tidak manusiawi di atasnya. Tapi bisa-bisa nya manusia di depannya ini tak berekspresi sama sekali.

Jangan pikir Audy sedang mengemis kasih sayang dengan membawakan makan siang untuk pria itu, Audy hanya ingin sedikit balas dendam atas insiden tempo hari yang terjadi padanya. Namun sepertinya, membawa makanan yang tidak di sukai Alister percuma, karena pria itu nampak khidmat memakannya hingga ra'ib. Jadi dia harus menyusun rencana baru untuk membalas Alister.

"Ada apa?" Suara berat Alister membuyarkan Audy dari pikirannya yang sedang menyusun rencana balas dendam selanjutnya.

"A-ah, ya? Tidak ada!" jawab Audy sedikit gelagapan.

Tangannya dengan cekatan merapikan kontak makanan yang telah kosong isinya. "Wah ... Papa menghabiskan nya? Cepat sekali, apakah enak? Aku akan membawakan makan siang lagi besok, tapi akan lebih baik jika Papa pulang dan makan di rumah seperti biasanya. Aku dan Andry sangat merindukan Papa." celoteh Audy yang tak berani menatap manik pria di depannya yang hanya menatap setiap gerak-gerik nya sejak tadi.

Jujur, Audy gugup hingga membuat mulutnya terus saja berceloteh untuk menghilangkan kegugupannya. Audy merutuki Andry yang dengan tega meninggalkan nya dengan Alister hanya karena Ajakan Bima dengan iming-iming permen.

Tega sekali adiknya itu meninggal dia hanya karena iming-iming permen lima ratusan. "Baiklah aku akan pulang, Jane pasti sudah menunggu lama. Oh iya, aku juga harus mencari Andry."

"Mereka sudah pulang," ucap Alister sembari beranjak dari duduknya menuju meja kerjanya yang berantakan.

Mengambil iPad miliknya dan mulai melonggarkan dasinya. Sedangkan Audy dibuat bingung dengan ucapan Alister.

"Pulang? Mereka? Lalu aku bagaimana?" tanya Audy bak orang tolol.

"Pulang denganku." Singkat padat dan jelas, cukup membuat Audy mengerti kemana arah pembicaraan ini.

"Papa juga akan pulang?" tanya Audy menarik ujung jas milik Alister. Audy berharap Alister hanya mengantarnya pulang dan kembali lagi ke sini dan tinggal di sini selamanya, karena jujur saja  satu Minggu tanpa Alister benar-sangat damai, dia jadi tidak tertekan akan aura mengerikan orang itu.

"Mm." Hanya itu yang keluar dari bibir Alister yang kini tengah berjalan membuka pintu ruangannya.

Sedangkan Audy hanya berdiri mematung menatap kesal Alister. Ingin sekali rasanya ia memelintir ginjal Alister saat ini juga.

"Apa kakimu lumpuh? Atau kamu ingin menginap di sini, hingga membuatmu berdiam diri di sana sejak tadi?" Sarkas Alister.

Alister yang benci kata menunggu lantas melangkahkan kakinya menghampiri gadis kecil itu, lalu menggendongnya tanpa aba-aba.

IllusionWhere stories live. Discover now