BAD PAPA - 22

6.2K 1.1K 94
                                    

"Ody? Lihat mereka." Menunjuk sepasang kekasih yang sedang mojok di taman. "Bukan kah, Bibi itu sudah besar? Kenapa masih duduk di pangkuan, paman itu?"

"Hey! Tutup matamu!!" Refleks memutar kepala Andry menjauhi pemandangan jahanam di pojok 'an taman. Memang ya, yang pojok-pojok itu tempatnya setan.

"Mereka sedang musim kawin, lebih baik kita pergi dari sini." Berdiri, lalu membersihkan bajunya dari debu, kemudian mengulurkan tangannya membantu Andry berdiri.

"Apa kita akan pulang?" Andry bertanya dengan tangan yang sibung menenteng beberapa kresek berisi makanan, yang beberapa sudah mereka makan.

"Tidak, ayo kita cari cafe, aku ingin makanan berat," cetus Audy yang di balas anggukan setuju oleh Andry.

"Lalu makanan ini?" Menunjuk beberapa kresek di tangannya dan tangan Audy.

"Itu untuk Jane dan orang-orang rumah," papar Audy. Karena ia sendiri sudah mulai eneg memakannya sejak sore tadi hingga membuatnya mual.

"Oke."

Mereka mulai menyusuri jalanan yang lumayan ramai dengan bergandengan tangan. Lebih tepatnya, Audy yang menggandeng tangan Andry, takut tanpa sadar Andry lepas dari pandangan nya. Tak lupa membuat Andry berjalan di sisi kiri di apit olehnya.

Beginilah jadinya jika anak tunggal tiba-tiba punya seorang adik yang harus di jaga. Walaupun hanya berbeda beberapa menit, Audy merasa memiliki tanggung jawab pada Andry yang berstatus adik nya di dunia ini.

Audy menarik Andry mundur saat anak itu dengan enteng nya akan menyebrang di jalanan yang begitu padat pengendara.

"Ck, Sabar! Kamu akan mandi sirup Marjan jika menyebrang sembarangan," gemas Audy sambil mencubit Andry kepalang geram.

"Akhh!! Ody ... kamu galak sekali, seperti ibu tiri di sinetron yang aku tonton!"  keluh Andry yang di balas pelototan tajam Audy, seketika membuat nyalinya menciut.

"Lain kali, sebelum menyebrang lihat kanan kiri," tutur Audy. "Kamu lihat gambar orang berwarna merah di atas sana? Itu tandanya kita tidak boleh menyebrang terlebih dahulu. Jika warnanya berubah menjadi hijau, baru kita bisa menyebrang. Paham?" jelas Audy.

"Mm, aku akan mengingatnya," jawab Andry cepat, seakan memahami penjelasan Audy barusan.

"Warnanya sudah hijau. Ayo kita menyebrang." Menarik Audy untuk berlari menyebrangi jalan dibarengi beberapa orang yang menatap mereka gemas.

Andry tertawa senang kala berhasil menyebrangi jalanan dengan mulus. Melupakan kekacauan yang mereka buat karena nekat pergi dari rumah tanpa ada pengawasan.

🦋🦋🦋

Tepat pukul 19.35 Alister telah menyelesaikan pekerjaan nya di kantor. Tentu ia tak sendirian, karena ada Bima yang ikut membantunya.

Bima itu, asisten pribadi yang merangkap menjadi sekertaris pribadinya. Ya, semua itu atas permintaan Alister sendiri, karena ia paling anti dengan orang baru. Sebenarnya Bima juga sudah menolak tawaran menjadi sekertaris, karena mengharuskan nya berada di samping Alister setiap saat, dan itu sangat menguras tenaga, dan membutuhkan kesabaran ekstra. Tapi, dengan segala ancaman Alister membuat, Bima akhirnya setuju

IllusionWhere stories live. Discover now