"Ayo, Al!".

"Iya iya, sabar!".

Layaknya Kakak dan Adik pada umumnya, Alya dan Bayu memang sering bertengkar.

Motor matic Bayu melaju saat Alya masih kesusahan naik ke atas jok yang cukup tinggi baginya, alhasil pemuda itu mendapat tamparan keras pada bahunya oleh Alya guna melampiaskan kekesalannya.

Karena buru-buru akan pergi dengan kekasihnya malam ini, Alya langsung dibawa pulang begitu saja agar dia bisa bersiap-siap.

Demi tidak pulang jalan kaki, pikir Alya. Sesampainya di rumah, Bayu melempar tasnya ke sofa ruang tamu begitu juga sepatunya yang tidak diletakkan dengan benar di rak sepatu.

"Mas Bayu!" sentak Alya yang dihiraukan oleh si empu. Bukan dia yang dimarahi jika rumah berantakan, jadi santai dia berbuat sesuka hati.

Dengan sabar Alya merapikan rak sepatu, membawa tas Bayu yang tercecer beberapa buku keluar dari sana.

Gadis itu memutar bola matanya malas mendengar nyanyian sumbang yang berasal dari dalam kamar mandi. Ia berniat memasak namun sudah ada lauk yang tersaji di atas meja yang tertutup oleh tudung saji.

"Ibu pergi ke desa sebelah sama Abah, baik-baik di rumah sama Mas Bayu ya" Alya membaca tulisan pada secarik kertas yang tadi terselip di bawah piring.

Bibir Alya melengkung ke bawah, "Baik-baik sama Mas Bayu apanya, orang nanti malem mau pergi sama pacarnya".

"Uwes masak?" tanya Bayu yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk yang melilit sampai batas dada.

Bukannya menjawab pertanyaan sang Kakak, Alya malah menyembuhkan tawa.

"Model apa ngene iki?" gadis itu tertawa sambil berusaha menurunkan handuk yang Bayu pakai.

"Saru, Al!" sahut Bayu kemudian berlari menjauh dengan Alya yang masih menertawakannya.

Si cantik bergegas membersihkan diri lalu bersiap untuk mengisi perutnya yang sudah lapar ini. Seragamnya bertukar dengan baju santai rumahan, duduk dengan nyaman sambil makan ikan goreng dan sayur kangkung yang sangat nikmat.

Bayu datang ikut makan dengan bersama Adik perempuannya, "Berani di rumah sendirian?".

"Gak usah nanya, udah biasa" jawab Alya, "Emang ape rindi sih?".

"Desa sebelah ada layar tancap" balas Bayu, "Mau nonton sama ayang sambil ngobrol dikit".

Alya menggelengkan kepala membuat Bayu yang sedang makan terheran, "Kayaknya Indah salah suka sama Mas".

Bayu mengernyit, "Suka sama Mas?" beo pemuda itu mengulang pertanyaan Alya.

"Tapi, Mas-".

Alya mengangguk, "Iya, Indah juga tau Mas udah punya pacar" potongnya.

Bayu terdiam beberapa saat, suasana makan sore mereka jadi hening setelah Alya mengatakan itu. Si cantik nampak merasa bersalah saat melihat wajah melas Kakaknya.

"Mas mau putus" celetuk Bayu.

Alya panik, "Ojo ngono, Mas, masa gara-gara Alya atau Indah Mas Bayu putus".

"Ora!" sahut Bayu setelah berdecak kesal, "Ada alasannya, tapi bukan karena kamu atau Indah".

Alya masih penasaran tapi akan dia tanyakan lagi nanti saat mereka benar-benar sudah mengakhiri hubungan.

Acara makan mereka selesai sudah, Alya pergi mencuci piring sedangkan Bayu membantu mengerjakan PR di buku tugas milik Alya.

"Palingan nanti Mas ketemu sama Ibu" ujar Alya yang baru datang dari arah dapur menghampiri Bayu yang duduk di sofa ruang tamu.

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now