12. Cinta Kita

887 117 10
                                    

Entah bagaimana kejadiannya kini dia sudah duduk di tengah-tengah a Arya dan juga Eru yang tengah sibuk mendebatkan Hanum yang ketahuan memiliki kekasih.

Ingin rasanya dia membela Hanum, namun posisi dia saat ini sulit untuk melakukan itu karena melihat a Arya yang terlihat emosi. Bisa terlihat dengan jelas kilatan amarah dari balik mata a Arya.

Eru pun sama, namun dia justru berada di posisi yang membela Hanum. Sedangkan Hanum sendiri sedari tadi hanya menunduk sambil memilin ujung bajunya.

Mama dan Papa, keduanya memilih berdiam di lantai bawah, karena kebetulan sore ini ada tamu kenalan Papa yang baru saja datang dari Bali.

"A.." usapan pelan dia lakukan pada lengan a Arya.

A Arya yang masih terus mengomeli Hanum dan Eru lantas menatap wajahnya. "Sebentar ya." Balas a Arya yang kini kembali mengomeli Hanum yang masih saja menunduk dan diam.

"Kamu dengar gak sih sama yang Akang omongin?" Tanya a Arya.

"Denger." Lirih Hanum.

"Udah lah Kang biarin aja, namanya juga cinta monyet." Eru kembali pada pendapatnya untuk membela Hanum.

"Bukan karena masalah cinta monyet! Tapi ini si adek ketahuan bolos les cuman buat jalan sama pacarnya ke mall!" A Arya membalas Eru dengan tatapan tajam.

"Kang bolos sekali, dua kali gak masalah namanya juga namanya juga anak-anak." Terang Eru yang masih kekeh membela Hanum.

"Bukan anak-anak namanya kalau sudah punya pacar!" Ketus a Arya.

Melihat suasana yang semakin memanas, dia buru-buru mencoba melerai nya dengan cara menarik tangan a Arya agar mau ikut.

A Arya yang tangan nya dia tarik, awalnya mengernyit bingung namun tak lama mulai memahami dengan apa yang dia maksudkan dan kini justru menatapnya seolah meminta penjelasan.

"Aku cuman gak mau aa semakin terbawa emosi dan berujung bertengkar dengan Eru." Dirinya menerangkan sesaat setelah mereka berdua masuk kedalam kamar a Arya.

A Arya menghela nafasnya panjang. "Aku itu cuman takut kalau si ade salah pergaulan."

Dirinya tersenyum, merasa seperti dejavu dengan ucapan a Arya yang mengingatkan nya dengan keenam saudaranya saat tahu dia berpacaran dengan Helmi. "Iya iya aku tahu." Ucapnya sambil menatap a Arya.

Begitu pula dengan a Arya yang ikut membalas tatapan nya, hingga tak lama a Arya memajukan wajahnya dan mulai menyatukan dirinya dengan pagutan dan lumatan yang begitu memabukan.

Bolehkah dia berharap ingin melanjutkan pada tahap selanjutnya?

.........

Setelah insiden memarahi Hanum dan berujung dirinya memberikan ciuman serta elusan di sepanjang perut dan paha Mutia, jujur saja dia tidak bisa fokus.

Dia ingin meminta hak nya namun dia masih merasa takut jika Mutia belum siap.

Rasanya dia ingin menjadi egois, tapi dia sudah terlanjur membuat janji untuk tidak akan melakukan hal jauh sebelum mendapat persetujuan dari Mutia.

"A.." ucapan lirih dengan mata sayu Mutia semakin menaikan libido nya.

Dirinya mengeram pelan dan kembali menyatukan bibir mereka dengan lumatan yang tak kalah panas.

Merasa puas, dia lantas menghisap ceruk leher Mutia dan menghirup aroma Mutia yang sangat memabuk-kan dan membuat dia semakin gila.

Takdir Cinta ✔ Jaemin X KarinaWhere stories live. Discover now