11. Melukis Kisah

760 112 9
                                    

Hari demi hari Mutia menjalani peran sebagai istri dari Arya Wibisana dengan perasaan sepenuh hati.

Ya meskipun saat awal-awal menikah dan tinggal di apartemen, Mutia sempat mengalami kesulitan karena masih belum terbiasa hidup jauh dari sang ibu. Tapi beruntung nya a Arya banyak membantu dirinya untuk bersosialisasi di lingkungan baru dan tentunya agar dirinya merasa nyaman.

Pagi ini seperti biasa dia akan menyiapkan sarapan. Bukan sarapan yang terlalu berat, hanya roti panggang, telur orak-arik dan segelas jus buah dan sayur.

Sebagai seorang ahli gizi tentunya Mutia selalu menyiapkan menu makanan yang sehat namun tetap enak.

Walaupun dia masih belum terlalu cakap dalam memasak tapi dia tetap mencoba sebaik mungkin. Ya meskipun awal-awal memasak rasanya tidak terlalu enak, tetapi a Arya menghabiskan semua masakan nya sampai tandas dan itu tentunya membuat perasaan nya begitu menghangat karena merasa di hargai.

"Kebiasaan deh.." gerutuan nya begitu melihat a Arya meletakan handuk basah di sebarang tempat.

Dua minggu menikah dengan a Arya dan hidup berdua membuat dia tahu dengan kelakuan a Arya yang tidak sejalan dengan nya. Seperti sering meletakan handuk basah di sebarang tempat, tidak meletakkan kembali kunci mobil pada tempatnya atau sering mengambil gelas baru padahal gelas bekas a Arya masih bersih karena baru sekali di pakai.

Sembari menyengir, a Arya buru-buru menjemur handuk basah di atas jemuran kecil yang berada di balkon apartemen.

"Aku udah bilang berapa kali han...."

"Duk itu kalau sudah di pakai langsung di jemur, iya iya aku tahu." A Arya memotong pembicaraan nya.

"Sudah tahu kenapa masih aja di lakuin? Emangnya aa gak bosen aku ngomel hal yang sama setiap hari? Dirinya menatap a Arya dengan wajah kesal.

"Enggak." Cengir nya yang kembali membuat dia mendelik. "Justru aku senang tahu kamu sering ngomel kaya gini, jadi berasa benar-benar punya istri." Lanjut a Arya sambil menatapnya sedangkan dia menunduk karena merasa bersalah masih belum bisa menjalankan kewajibannya dengan baik.

"Hari ini kamu masak apa? Hmm sepertinya enak.." seru a Arya sembari mengusap pelan kepalanya.

Dirinya tersenyum, selalu seperti ini disaat dirinya merasa bersalah, a Arya pasti akan menenangkan nya dengan cara mengusap pelan kepalanya atau memberikan kecupan ringan.

Wajahnya mendadak panas begitu mengingat kecupan ringan yang a Arya lakukan di rumah mama hingga terpergok oleh Eru dan juga Hanum yang pada saat itu berniat untuk memanggil kami berdua.

Terpergok dalam keadaan yang emm.. membuat kami berdua salah tingkah, terlebih Eru yang terus menggoda kami karena ingin segera mendapatkan keponakan lucu dan dengan aksi Hanum yang justru tidak terduga, membuat kami berdua tergelak karena aksinya yang malah mengunci pintu kamar kami agar kami melanjutkan hal yang tadi sempat tertunda.

Sungguh tiga hari tinggal di tempat mama membuat dia merindukan keluarganya yang berada di bandung.

"Hari ini kamu ada kegiatan apa?" Tanya a Arya begitu mereka berdua sudah duduk di meja makan dan akan bersiap untuk sarapan.

"Kemarin mama ajak ke acara carity, paling kegiatan hari ini ikut mama." Jawabnya.

A Arya menganggukan kepalanya. "Bagus, kalau bisa kita juga bantu memberikan sumbangan." Ucap A Arya.

"Iya memang aku sudah berencana seperti itu." Ucapnya.

A Arya justru menatap dirinya sambil tersenyum membuatnya salah tingkah. "Ada apa sih?" Rengut nya.

Takdir Cinta ✔ Jaemin X KarinaWhere stories live. Discover now