last part 20 (TDFY) END

1.3K 46 8
                                    

“Kamu cantik banget.. “ Puji Namtan melihat putra nya yang berdiri di depan nya menggunakan tuxedo berwarna hitam dan membawa bunga.

“Bunda bisa saja.. “ Gulf menunduk merasa malu mendengar perkataan Bunda nya.

Setelah dua bulan Mew sadar dari koma nya mereka menyiapkan pernikahan dan menjemput anak-anak untuk pulang, hari ini Gulf dan Mew akan kembali bersama dalam ikatan pernikahan.

“Kamu sudah siap nak?” Tanya Matthew.

Gulf memandang ayah nya lalu memeluk
Matthew, “Makasih ayah karna sudah mendukung apapun keputusan Gulf. Maaf karna pernah membuat ayah kecewa dan malu dengan perbuatan Gulf... “ Ucap Gulf.

Matthew memandang Namtan yang juga melemparkan senyum padanya, “Kamu anak kesayangan ayah apapun yang membuat anak ayah bahagia pasti akan ayah dukung sayang.” Ujar Matthew.

“Sudah pelukan nya nanti lagi sekarang kita harus keluar.” Lerai Namtan.

Gulf melepaskan pelukan dari ayah nya dan menggandeng tangan Matthew.

Mereka berjalan keluar, Gulf memasang wajah bahagia nya dia berjalan di hotel dengan diam melewati tangga di hotel itu.

Jantung nya berdegup kencang saat dia melangkah

Melewati pintu besar menuju beranda yang menghadap halaman samping, bagian belakang taman yang di tempati oleh paviliun putih yang akan menjadi upacara pernikahan.

Disisi lain paviliun, telah di siap kan selusin meja untuk pesta selanjutnya.

Suara-suara bising dari paviliun tempat tamu berada sambil menunggu kedatangan Gulf.

Jalan kelopak merah dari pintu beranda menuju paviliun. Gulf mengikuti mama nya menuju bagian depan paviliun, semua anggota keluarga Traipipatanapong menunggu dan menenggak kan tubuh nya saat putra dan cucu laki-laki satu-satu nya dari keluarga Traipipatanapong menuju mereka.

Namtan memberikan Gulf kepada suami nya dan mengangguk singkat, lalu dia pergi ke pintu lain paviliun.

Senyum Matthew sangat tulus dibarengi matanya yang berkaca-kaca saat mengulurkan tangan nya untuk sang putra.

“Anak ayah sangat cantik” Puji Matthew pelan.

Gulf menunduk, “Terimakasih, ayah.”

“Jadilah istri yang baik, Mew pasti akan menjaga mu. Katakan kepada ayah jika dia menyakiti putra kesayangan ayah, ayah siap menerima Gulf kembali, jika ada masalah yang tidak bisa Gulf hadapi datang pada ayah jangan di pendam sendiri.” Nasehat Matthew kepada putra nya.

Gulf mengangguk tanpa di beritahu pun dia pasti akan menjadi istri yang baik, dan jika ada masalah pasti orang pertama yang dia cari adalah ayah nya.

Pintu paviliun terbuka menjadi dua menampilkan ratusan tamu yang berdiri di kedua sisi. Mata Gulf tertuju pada Mew yang berdiri di altar pernikahan.

Tinggi dan mengesankan, dengan dalam setelan warna putih dan jas berwarna hitam. Pengiring pria nya mengenakan warna abu-abu bercelana panjang dan tidak mengenakan jas dan mengenakan dasi kupu-kupu bukan dasi.

Dan Putra sulungnya di gendong oleh salah satu pengiring.

Matthew menarik anak nya pelan agar berjalan, tubuh Gulf terbawa dengan getaran gugup yang di alami nya.

Mereka mulai berjalan, dia berusaha untuk tidak melihat ke arah Mew dan malah melihat ke arah Win dan Gun yang duduk berdampingan sambil sesekali mereka berdua berbisik.

Mereka adalah pengiring pengantin Gulf pertama, mereka berdua memberi isyarat dan semangat untuk melihat ke arah Mew.

Kelopak mawar putih menjadi penghalang Gulf berjalan, di sepanjang jalan setiap orang menabur kan nya saat Gulf melewati mereka. Matthew menyerah kan tangan Gulf kepada Mew dan sedikit memberi nasehat untuk Mew agar menjaga Gulf. Mew menahan diri untuk tidak menangis, dia terlalu bahagia.

Perasaan yang tidak dia dapatkan dari orang lain dia dapatkan saat sedang bersama Gulf, calon istrinya sangat cantik. Seperti seorang dewi yang di takdirkan untuk memberikan kesempurnaan melalui kecantikan nya, ini seperti sebuah mimpi bagi Mew.

Gulf mencoba untuk tetap fokus dia menarik nafas nya agar tetap tenang, pegangan tangan Mew pada Gulf membuat Gulf mengatasi rasa gugup nya.

Tatapan mata Mew yang begitu dalam membuat Gulf tetap kuat, seakan tersorot dari mata Mew yang mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Ketika pendeta mengucapkan janji suci, Gulf hampir tidak bisa menahan kaki nya untung saja dengan sigap Mew menahan pinggang ramping nya. Pendeta itu mengumumkan janji pernikahan nya dan semua tamu berdiri dari duduk nya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.....

lanjutannya ada di pdf nih yakin ga pada penasaran? di pdf udah end jugaa loh, kalo minat bisa langsung dm atau chat di wa aku.

088223889574.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

last part (thirty days for you) END! Where stories live. Discover now