how to say sorry to someone you hurt?

2.1K 584 125
                                    

hi, I'm back! aku balik lagi nunggu vote 500 nyawa dan komennya sejuta yawwww

sambil nunggu, sambil nonton 9-1-1

happy reading!

---

"Zi, kamu udah mau ngomong sama aku?"

Aku tidak tahu.

Sudah cukup kah tangisanku hari ini? Sudah cukup kah waktu yang kuperlukan untuk berdiam di dalam kamar ini? Apakah sekarang aku bisa membuka pintu dan kembali mendengarkan Bara berbicara? Kembali menatap wajahnya? Kemudian bersiap untuk kembali ke Jakarta?

Aku tidak tahu.

Tapi yang aku tahu, semakin lama aku bersembunyi di sini, maka masalah ini tidak akan selesai. Kami tidak akan ke mana-mana selain dari rasa sakit dan kecewa yang menyebar di dalam dadaku. Pahit atau apa pun namanya, aku tahu aku harus melakukan lebih baik dari ini. Aku harus menyelesaikannya.

Aku ... aku hanya butuh tambahan tenaga lebih.

Yang aku sendiri tidak tahu mendapatkannya dari mana.

"Zi?"

Aku menarik napas dalam-dalam, memejamkan mata dan berusaha memberi segala kalimat positif dan penyemangat untuk diriku sendiri. Tidak ada yang bisa menyelesaikan masalahmu kecuali dirimu sendiri, Yozita. Bantuan mungkin datang dan sedikit meringankan, tapi kalau kamu tidak bergerak, kamu tidak akan ke mana-mana. Aku meyakinkan diri sekuat mungkin, ini akan selesai di sini. Begitu aku meninggalkan Malang, aku sudah menyelesaikannya, meninggalkan sisanya di sini, terutama perasaan sedih dan kecewaku.

Kamu bisa melakukan itu 'kan, Zi?

Raut kesedihan di wajah Bara adalah pemandangan yang kulihat begitu membuka pintu. Masih belum mampu bersuara, aku kembali berjalan ke kasur, dan aku tahu dia mengikuti tanpa perlu perintah suara. Kami duduk di pinggir kasur, berhadapan. Dia pasti tahu ini tidak akan berjalan kalau dia menungguku yang memulai, karena aku mendadak kehilangan kemampuan untuk memproses kosa kata dalam bentuk kalimat.

"Aku minta maaf, Zi." Kepalanya sempat menunduk sesaat sebelum kembali menatapku dengan kedua mata yang memerah. Bukan amarah, dia terlihat seperti ingin menangis tapi ditahan. "Aku ngoceh banyak hal, malah minta bantuan kamu, yang padahal seharusnya aku minta maaf. Aku mungkin nggak berhak dapet maafmu, tapi aku minta maaf."

Di mana privilege-ku seperti yang orang-orang gemborkan itu? Apakah ini adalah salah satunya? Dipertemukan oleh laki-laki hebat yang kemudian mengaku sudah bertunangan? Apakah ini termasuk hak istimewaku sebagai anaknya Arya Akbar? Apa yang bisa kulakukan dengan semua privilege yang kupunya untuk kasus ini? Membayar Bara agar bisa mencintaiku dengan tulus? Oh apakah dia memang pernah mencintaiku? Bukan karena kasihan melihat anak dari pemilik kampus tempatnya bekerja yang menyukainya? Dia mungkin merasa tak memiliki daya untuk menolakku.

"Dulu, Mama suka banget nolong orang yang menurutnya nasibnya nggak beruntung." Ia membersit hidungnya. "Yang harus berjuang ngurus anak tanpa suami. Itu sebelum aku tau ya kalau kami yang ninggalin Papa. Kamu inget aku pernah bilang aku punya ponakan yang meninggal karena keselek?"

Aku mengangguk.

"Namanya Mbak Rani, dia pinter, dapet beasiswa buat kuliah, ortunya nggak dukung dia kuliah karena selain nggak mampu, mereka berharap Mbak Rani bisa cari uang, bantu ekonomi keluarga. Tapi dia pengen banget kuliah, dan dia memang buktiin dia hebat. Tapi ... dia hamil waktu kuliah. Aku inget banget, aku lagi belajar, Mama pulang bawa dia. Kata Mama, Mbak Rani ini berhasil ditolong warga waktu mau lompat dari jembatan. Pacarnya ngilang, beasiswanya lenyap, dia nggak berani pulang. Jadi, dia di sini." Senyuman itu ... aku tidak tahu senyuman miris, bahagia, atau penuh kesedihan. "Aku seneng sih waktu itu, berasa punya kakak, dia bantuin Mama, dia bantuin aku belajar buat masuk kampus yang OKE, aku juga nemenin dia sampe dia lahiran, dan aku punya keponakan, Zi." Bara menggigit bibir bawahnya, sebelum kembali melanjutkan cerita hidupnya itu. "Mbak Rani bukan satu-satunya yang Mama tolong, ada Mbak Rani lainnya yang memang nggak tinggal bareng kami, terus dateng Zahra."

cinta bukan karena privilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang