"Cari gue kalau lo siap untuk kehilangan," sahut Kamila lalu pergi begitu saja.

"Lo akan menjadi orang yang paling bodoh jika ngelakuin hal itu," timpal Shasya. "Pikirin baik-baik," lanjutnya lalu pergi meninggalkan Neysha yang termangu.

~🗿🗿~

"Farhan?" Nayla membuka kaca helmnya terkejut saking tidak percayanya mendapati Farhan yang sedang duduk di motor persis depan rumah Enjel. Cowok itu memang sudah sangat jarang ditemui, Nayla pikir Farhan kembali diutus menjadi perwakilan SMA Garuda dalam lomba cerdas cermat. Nayla akui Farhan memiliki IQ lumayan tinggi.

Nayla memarkirkan motor kesayangannya di halaman rumah dan meletakkan helm diatas motornya. Kemudian kembali menghampiri Farhan yang menunggu di luar pagar.

"Gue ada urusan sama lo," ujar Farhan langsung tanpa berbasa-basi.

"Hari ini gue gak bisa. Gue ada janji sama Carel," tolak Nayla.

"Lebih penting dari keluarga lo?"

"Maksud lo?"

Farhan diam.

"Mau ngomong dimana?"

"Cafe depan sana," jawab Farhan yang terlebih dahulu turun dari motornya dan berjalan ke arah cafe yang tidak terlalu jauh.

Di cafe, Nayla memesan 2 minuman cappucino hangat yang dapat menemani ngobrol di sore yang damai ini. Keduanya juga memilih tempat duduk dekat jendela yang berhadapan langsung dengan jalan.

Nayla menendang Farhan memintanya lebih dulu memulai obrolan. Tendangan secara mendadak itu berhasil membuat Farhan kaget dan menatap tajam Nayla.

"Besok acara pensi sekolah. Acaranya diadakan pagi hari, tepat pukul 08.00."

"Hah!" Nayla mengkerutkan dahinya bingung. "Pagi? Yang benar lo. Mana ada acara pensi pagi-pagi, biasanya sekolah lain ngadain pensi tuh malam," bantah Nayla.

"Ini sudah menjadi keputusan kami para pengurus OSIS dan telah disetujui oleh kepala sekolah."

"Lagian cowok lo yang ngasih usulan kalau acaranya diadakan pagi," lanjut Farhan.

"Galang?"

"Siapa lagi cowok lo?"

"Alasannya apa?" tanya Nayla pelan. Galang bahkan tidak pernah memberikann info sedikitpun tentang ini.

Farhan menggeleng, menandakan ia tidak tau.

"Gue ngasih info ini punya tujuan sendiri. Lo harus siap untuk besok apapun kondisinya nanti, gue gak bisa bantu banyak karena Hana juga dalam bahaya. Asah kembali kemampuan bela diri lo baik dengan cara tangan kosong atau dengan senjata," jelas Farhan.

"Lo tau darimana?" Nayla tampak seperti orang bodoh sekarang yang banyak bertanya. Pikirannya masih lemot, tidak bisa mencerna begitu banyak yang disampaikan Farhan.

"Gue juga murid Sensei."

"Sensei udah balik ke negaranya. Sensei bilang kalau lo udah cukup ahli atas apa yang diajarkannya, dan itu berarti tugas Sensei udah selesai."

DON'T WORRYWhere stories live. Discover now