50. Nasehat

540 32 29
                                    

Happy Reading..

~🗿🗿~

Neysha mengepalkan tangannya dengan kuat saat melihat keromantisan Carel dan Nayla. Benar, sedari tadi Neysha telah memperhatikan keduanya.

Sesak. Satu kata itu yang kini tengah dirasakan Neysha. Amarah dan kebencian bergejolak di dadanya, dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara memisahkan Carel dari Nayla. Hanya itu. Carel adalah milik Neysha seorang.

"Lo kenapa?" Shasya menepuk pundak Neysha dari belakang.

"Bikin kaget aja kamu," ketus Neysha.

"Santai. Gue nanya baik-baik."

"Lo cemburu ya?" lanjutnya.

"Mau gue bantu?" Tiba-tiba Kamila datang dari arah samping kanan Neysha yang saat itu berdiri di koridor.

"Gue bisa bantu lo untuk jauhin Nayla dari Carel, tapi dengan cara gue sendiri," ujar Kamila dengan licik.

Neysha menatap Kamila sedikit takut, aura yang dipancarkan Kamila kali ini berbeda. "Kamu gak bakalan lakuin hal aneh-aneh ke Nay 'kan?"

"Lo masih peduli sama dia?" Kamila tertawa. "Kalau kayak gitu lo gak akan bisa dapetin Carel." Kamila bersidekap dada sambil menatap lurus ke depan—seolah memikirkan sesuatu.

"Lo harus kehilangan orang yang penting buat hidup lo kalau mau keinginan lo terwujud dan lo akan dihadapkan dengan dua pilihan. Lo yang menderita karena menahan cemburu, atau Nayla yang akan menderita karena kehilangan sahabat baiknya."

"Aku mau Nayla yang menderita," jawab Neysha cepat.

"Bagus. Gue suka pilihan lo."

"Ney. Lo serius sama pilihan lo?" kaget Shasya. Neysha yang berhati lembut di pikiran Shasya malah memilih membuat saudara kembarnya menderita? Tentu hal itu membuatnya kaget.

"Nay itu saudara kembar lo!" tekan Shasya.

"Kenapa kamu belain dia? Kamu gak tau nahan rasa cemburu itu kayak mana. Aku beneran suka sama Carel, Sya dan aku gak suka Nayla terus-menerus dekat sama Carel apalagi mereka tambah dekat. Aku benci sama Nay," jelas Neysha menggebu-gebu.

"Itu obsesi lo Ney. Gue cuman nasehatin lo agar gak bertindak lebih jauh, pikirkan dengan baik dan buat lo Mila. Sahabat macam apa lo yang malah mendukung Neysha ke jalan yang salah." Shasya memegang pundak Neysha. "Lihat gue," pintanya dan Neysha menurut.

"Cemburu itu wajar, yang gak wajar itu kalau lo cemburu didampingi rasa benci dan dendam yang akhirnya akan membuat lo ngelakuin hal diluar pikiran lo sebelumnya. Ney, saudara itu lebih penting dari segala apapun. Kalian mempunyai darah yang sama, lahir dari ibu yang sama, bahkan lo dan Nay itu kembar. Ikatan batin kalian tentu lebih kuat dari apapun." Shasya menatap Neysha dengan tatapan penuh arti.

"Biarin Nay bahagia," pinta Shasya pelan. "Gue tau betapa menderitanya Nay sekarang dan hanya Carel satu-satunya orang yang bikin dia semangat buat jalanin hari." Shasya memegang kedua pundak Neysha namun dengan cepat ditepis Neysha.

"Trus kebahagiaan aku gimana, Sya?" ketus Neysha, dahinya mengkerut karena tidak paham jalan pikiran Shasya.

Shasya menatap Neysha tidak percaya. Ini seriusan Neysha bertanya tentang kebahagiaannya? "SADAR WOI, LO UDAH CUKUP BAHAGIA. Greget banget gue sama nih anak, mana belum lulusan SD!" batinnya berteriak.

DON'T WORRYМесто, где живут истории. Откройте их для себя