Bab 6: Ular, Elang dan Singa

En başından başla
                                    

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Macmillan. Quidditch Ravenclaw sangat payah, begitu pula Seeker mereka," Regulus menyeringai mengejek, Edelweis harus menahan dirinya agar tidak mencabik wajah sombong pemuda Black itu. "Kalo begitu aku akan pergi, Macmillan. Akan aku pastikan pertandingan ini selesai dengan cepat," lanjut Regulus, lalu pergi berjalan menuju tim Quidditch Slytherin yang telah menunggunya.

Edelweis menghembuskan nafasnya, ide mencuri itu membuatnya gila. Sejujurnya dia lebih memilih untuk mengganti ramuan yang telah dibuat daripada harus mencuri dari seorang Profesor, akan tetapi partner dia adalah seorang Black yang selalu berambisi untuk memecahkan hal yang sulit. "Black dan ambisinya," gumam Edelweis kecil. Lalu pergi berjalan menuju lapangan Quidditch.

Lapangan Quidditch telah ramai oleh semua siswa Hogwarts yang telah duduk dibangku penonton, khususnya Ravenclaw dan Slytherin. Edelweis melirik ke tempat yang tak jauh darinya, itu adalah para Profesor yang menonton. Quidditch selalu menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi sebagian orang, mereka bisa bersantai sembari menonton pertandingan yang berlangsung sengit, walaupun terkadang tak sesengit pertandingan Quidditch antara Slytherin melawan Gryffindor.

Edelweis berjalan dengan malas menuju tempat para siswa Ravenclaw, melihat gadis berambut pirang yang tengah melambaikan tangan kearahnya dengan gembira. "Kukira kau tidak akan menonton lagi, Edellie," Pandora berkata senang. Edelweis mendudukkan dirinya disamping gadis itu.

"Tidak lagi, Panda. Aku ingin melihat seberapa hebat Quidditch Ravenclaw," jawab Edelweis, merutuk dalam hati mendengar kebohongan yang diucapkan dirinya. Edelweis hanya menonton karena pertandingan ini menyangkut bahan ramuannya dan dia ingin melihat seberapa hebat Regulus Black sebagai seeker.

Pandora tertawa kecil, "kau seharusnya melakukan itu dari dulu, percayalah ini menyenangkan," katanya semangat. Edelweis menganggukkan kepalanya, memilih fokus pada pertandingan Quidditch yang baru saja dimulai.

Edelweis kini fokus memperhatikan pemuda Black yang tengah terbang tinggi dengan Evan dan Barty dibelakangnya yang merupakan dua Beater Slytherin, Edelweis melihatnya ketika Regulus dapat menghindari Bludger yang dikirimkan tim Ravenclaw dengan sempurna. Pertandingan telah berlangsung selama 30 menit, dan Regulus tidak bercanda ketika dia mengatakan bahwa dia adalah seorang legenda. Edelweis dapat melihatnya bahwa pemuda itu benar-benar Seeker yang hebat, Regulus seperti seseorang yang terlahir untuk menjadi seorang Seeker.

Mata Edelweis melebar sempurna ketika menyadari pemuda Black itu tengah terbang mengejar bola kecil emas, sesuatu yang juga tengah dilakukan oleh Seeker Ravenclaw. Edelweis berharap dengan cemas agar pemuda itu menangkapnya, jika sampai Slytherin kalah maka pesta Slug Club tidak akan terlaksana dan mereka akan sulit mencari kulit Boomslang.

"REGULUS BLACK MENANGKAP GOLDEN SNITCH! SLYTHERIN TELAH MEMENANGKAN PERTANDINGAN!"

Raungan kemenangan terdengar begitu komentator pertandingan mengatakan hal tersebut. Edelweis dapat melihat banyak anak Slytherin yang dengan bangga mengangkat tinggi-tinggi bendera kecil hijau perak dengan lambang ular ditengahnya. Banyak dari mereka bahkan berlari turun kearah pemain Quidditch Slytherin yang sedang tertawa senang menepuk pundak Regulus bangga.

"Permisi, aku harus pergi, ada sesuatu yang kulupakan," Edelweis berkata, lalu dengan cepat berlari turun tanpa memberikan Pandora kesempatan untuk bertanya. Dia tadi melihat Regulus memisahkan diri dari rombongan Slytherin yang tengah berada ditengah lapangan Quidditch.

Edelweis berlari dengan cepat untuk segera menemukan Regulus, "Sial, Black, dimana sih kau!" gumamnya kesal, pemuda Black itu harus tahu bagaimana dia cemas mereka akan kesulitan mencari kulit Boomslang karena Seeker Ravenclaw juga hampir menangkap Golden Snitch tadi.

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin