27 | Mengunci Untuk Selamanya

588 73 0
                                    

Pram meminta Reza membantunya melengkapi ajian sekat pengéling, seperti yang Yvanna minta melalui telepon tadi. Ajian itu akan dikirimkan melalui batin mereka berdua kepada Yvanna, agar Yvanna bisa menggunakannya untuk menyelamatkan Seruni dari kemarahan Iblis yang akan memperbudaknya.


"Apakah wanita tua itu memang harus diselamatkan, Ibu?" tanya Naya, kepada Larasati yang saat itu tengah memeluknya dan Silvia.

Larasati menganggukkan kepalanya sambil menahan airmata.

"Kalau Yvanna memutuskan begitu, berarti dia sudah mendapatkan jawaban melalui firasatnya," ujar Narendra.

"Dan satu lagi, mungkin juga Yvanna memutuskan begitu karena benar-benar tidak ingin melawan keluarga sendiri. Bagaimana pun, dia adalah Adik kandung Nenek kalian, yang artinya dia adalah Nenek kalian juga," tambah Larasati.

Airmatanya kini benar-benar tertumpah tanpa bisa dicegah. Naya dan Silvia pun segera membantunya menghapus airmata itu, agar Larasati tetap tenang meskipun perasaannya tengah bergejolak. Ajian sekat pengéling itu kini tampak meredup perlahan, lalu mulai menghilang tak berapa lama kemudian. Semua orang kini tampak ingin segera tahu mengenai yang akan terjadi di luar sana.

"Sekarang semua urusan akan ditangani oleh Yvanna. Bantuan yang dia minta sudah kirimkan, sekarang kita hanya perlu mendengar kabar selanjutnya," ujar Pram, seraya menatap ke arah Larasati.

"Bibi Seruni akan selamat 'kan, Yah? Dia tidak akan menjadi ...."

"Mari tunggu saja kabarnya, Nak," potong Pram, tak ingin melihat Larasati menangis lebih lama lagi. "Allah yang akan menentukan segalanya. Percayalah kepada-Nya, maka Insya Allah kamu tidak akan merasakan kecewa."

Di halaman rumah milik Seruni, Yvanna tampak masih berupaya mendorong ajian sekat pengéling yang digunakannya untuk membuat Seruni lupa dengan semua hal yang dibencinya. Lili masih berupaya ditenangkan oleh Tika dan Manda. Tangisnya masih saja terdengar, karena dia adalah yang paling tidak rela jika harus ada anggota keluarga yang dikorbankan.

"Apa yang Kak Yvanna lakukan? Apakah karena aku tidak mau melihat Iblis itu memperbudak anggota keluarga kita, jadi dia mau mengakhirinya secara langsung?" tanya Lili.

"Lili, jangan berpikiran macam-macam. Yvanna tidak mungkin ingin melenyapkan nyawa seseorang," balas Tika.

"Tapi baginya salah tetaplah salah, Kak! Padahal Kak Yvanna tahu, kalau wanita itu adalah Nenek kita juga! Dia tetap mematahkan ritualnya tanpa berpikir lebih dulu mengenai jalan keluar yang lain!" teriak Lili.

"Kamu tidak tahu jalan pikiran, Yvanna! Kita tidak pernah tahu jalan pikirannya! Sekarang yang perlu kita lakukan adalah percaya padanya, Dek. Dia jauh lebih tahu mengenai jalan seperti apa yang akan dihadapi selanjutnya," jelas Tika.

"Lalu apa? Akhirnya Iblis itu akan ...."

"Iblisnya tiba," ujar Manda, terdengar sangat santai sambil memegangi ponselnya.

Tika dan Lili menoleh ke arahnya sambil menatap dengan penuh kebingungan.

"Kamu bicara dengan siapa, Manda?" tanya Tika.

"Tampaknya dengan Adik bungsu kalian," ujar Roni yang sejak tadi bisa melihat dengan jelas layar ponsel milik Manda. "Katanya Kakek kalian dan dirinya sudah memenuhi yang Yvanna inginkan, yaitu mengirimkan ajian sekat pengéling. Lalu Adik bungsu kalian bertanya, 'bagaimana keadaan di sana saat ini?'."

"Kak Yvanna meminta pada Kakek dan Reza untuk mengirimkan ajian sekat pengéling? Ajian untuk apa itu?" tanya Lili, sambil menyeka airmatanya.

Tatapan Manda tertuju lurus pada Yvanna dan Seruni, sementara di belakang rumah Seruni tampak ada angin puting beliung yang mulai mendekat. Roni mengambil ponsel milik Manda dan mengetik pertanyaan yang Lili ajukan. Tak lama kemudian, balasan dari Reza pun kembali muncul pada layar di ponsel itu.

"Katanya 'ajian itu adalah untuk membuat seseorang lupa dengan kebencian yang ada di dalam hati dan pikirannya. Kak Yvanna meminta Kakek dan aku mengirim ajian itu untuk membantunya membuat Nenek Seruni melupakan kebencian yang ada di dalam hati dan pikirannya. Kak Yvanna sempat mengatakan padaku bahwa hanya itu jalan satu-satunya agar Nenek Seruni tidak dijadikan budak oleh Iblis itu setelah ritual tumbal waras yang dilakukannya sudah dipatahkan'. Wah ... Yvanna menjelaskan jauh lebih banyak kepada Adik bungsu kalian daripada kepada kita yang ada di sini," tutur Roni.

"Dia hanya belum sempat menjelaskan, Pak Roni. Bapak tahu sendiri kalau yang memiliki kekuatan hanya dia dan dia juga yang harus menangani semua hal dalam waktu bersamaan. Jadi sudah jelas tepat jika dia meminta pertolongan pada Kakek dan Adik bungsu kami di rumah. Hanya bantuan dari mereka satu-satunya yang bisa membuat Yvanna bertahan ketika menghadapi banyak hal sekaligus," jelas Tika, agar Roni tidak salah paham.

Yvanna terlihat menghancurkan sesuatu yang tak bisa dilihat jelas oleh mata siapa pun. Wajah Seruni tampak jauh lebih cerah ketimbang tadi, setelah tidak lagi mengingat kebencian di dalam pikiran dan hatinya yang sudah bertumpuk. Yvanna pun segara memberi tanda pada Tika dan Lili untuk mendekat. Kedua wanita itu segera berlari ke arah Yvanna dan Seruni tanpa berpikir lama.

"Bawa Nenek Seruni menjauh dari sini! Sembunyikan dia di dalam mobil kita! Cepat!" perintah Yvanna.

Tika dan Lili segera membawa Seruni menjauh dari halaman rumah itu. Manda juga ikut bersama mereka, sementara Roni tetap bertahan di tempat itu karena Yvanna masih tertinggal di sana.

"Kamu tidak ikut pergi?" tanya Roni.

"Sebentar lagi, Pak! Iblis itu harus dihentikan, atau dia akan mencari calon sekutu yang baru!" jawab Yvanna.

Yvanna bicara agak lebih keras dari biasanya, karena angin mendadak bergemuruh dengan hebat. Roni tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali dan lebih memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Yvanna saat ini. Yvanna mengeluarkan semua kekuatannya untuk menggunakan ajian ikat pancang. Iblis yang mencari-cari Seruni memang tidak akan bisa lagi menemukan Seruni, karena dia tak bisa lagi merasakan sumber kebencian yang ada di dalam diri Seruni. Hanya saja, Yvanna tetap harus menghentikannya agar tidak lagi mencari sekutu yang baru, seperti bagaimana dia menjadikan Seruni sebagai sekutunya di masa lalu.

"Ya Allah, hanya kepada-Mu hamba berserah diri. Bantulah hamba menyelesaikan semuanya dan biarkan Iblis itu terikat di tempat ini selama-lamanya. Bismillahirrahmanirrahim!" seru Yvanna, sebelum menekan semua kekuatannya ke dalam tanah yang dipijaknya.

Roni bisa melihat bagaimana tanah di sekitar rumah milik Seruni mendadak terbuka sangat lebar. Hal itu membuat rumah milik Seruni tenggelam dan tertelan ke dalam tanah yang terbuka tersebut. Angin puting beliung yang mendekat ke arah Yvanna, juga mendadak terhisap ke dalam tanah tersebut tanpa bisa memberikan perlawanan.

"KEMBALIKAN SEKUTUKU!!! KEMBALIKAN DIA!!!"

BRUPHHH!!!

Tanah yang tadi terbuka begitu lebar kini kembali tertutup dengan sempurna dan menjadikan tempat itu terlihat lebih lapang daripada sebelumnya. Yvanna kembali berdiri tegak di tempatnya dan menatap tanah di sana dengan tatapan yang begitu dalam. Ia tampak mengusap-usap perutnya yang masih terlihat rata beberapa kali.

"Yvanna! Kamu baik-baik saja?" tanya Roni, yang belum berani mendekat.

"Iya, Pak Roni. Alhamdulillah aku baik-baik saja. Tolong panggilkan Lili, Pak. Katakan padanya kalau perutku terasa sedikit kram," jawab Yvanna, dengan wajah pucat akibat menahan sakit yang dirasakannya.

* * *

TUMBAL WARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang