17 | Pertengkaran Yang Pecah

607 74 0
                                    

"Yv! Cepat bilang! Ada apa, Dek?" paksa Tika.


"Lindungi saja Manda, Kak! Biar aku yang hadapi makhluk kirimannya Seruni!" jawab Yvanna dengan tegas.

"Seruni?" kaget Lili, yang kemudian segera mendekap Manda meski wanita itu masih tertidur.

Jojo kini sudah memucat dan berusaha memangku kepala Manda pada paha kirinya.

Tika segera berlutut di dekat kedua telapak kaki Manda yang masih tertutupi selimut.

"Ben, siapkan air minum pada gelas bersih dan bacakan ayat kursi tujuh kali lalu tiup airnya!" perintah Tika.

Ben pun langsung melesat ke dapur untuk mengambil apa yang Tika perintahkan. Arini gemetaran di tempatnya berdiri saat itu dan tengah ditenangkan oleh Nania dan Ayuni.

"Lili, pegang kedua tangannya Manda! Jojo, tetap lindungi bagian kepalanya! Kalian berdua ikuti aku. Kita sama-sama bacakan doa untuk Manda, meskipun Yvanna sedang berusaha untuk memberinya perlindungan. Bacakan surah Al-Fatihah, ayat kursi, dan surah Al-Hasyr ayat dua puluh dua sampai dua puluh empat!"

Lili dan Jojo pun mengangguk. Mereka segera membacakan surah Al-Fatihah dan ayat kursi terlebih dahulu, sebelum membacakan surah inti yang akan ditiupkan pada ubun-ubun, kedua telapak tangan, dan juga kedua telapak kaki Manda.

"... hifdzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim. Bismillahirrahmanirrahim. Huwallahullazii laaa ilaaha illaa huw, 'aalimul-ghaibi wasy-syahaadah, huwar-rahmaanur-rahiim. Huwallahullazii laaa ilaaha illaa huw, al-malikul-qudduusus-salaamul-mu-minul-muhaiminul-'aziizul-jabbaarul-mutakabbir, sub-haanallahi 'ammaa yusyrikuun. Huwallahul-khaaliqul-baari-ul-mushawwiru lahul-asmaaa-ul-husnaa, yusabbihu lahuu maa fis-samaawaati wal-ardh, wa huwal-'aziizul-hakiim*."

Tika, Lili, dan Jojo pun kemudian dengan kompak meniupkan ketiga tempat yang tengah mereka jaga saat itu, dari seluruh bagian tubuh Manda. Ben juga telah menyelesaikan bacaan ayat kursinya yang ketujuh kali, lalu meniup air pada gelas yang tengah ia pegang. Yvanna akhirnya mendorong dengan kuat makhluk yang hendak menyerang Manda hingga akhirnya makhluk itu terhempas dan menghilang dari halaman rumah Keluarga Adriatma. Yvanna kini kembali memusatkan kekuatannya untuk memberikan penjagaan tambahan pada seluruh bagian rumah itu, yang belum sempat dilakukannya sejak kemarin karena terus mendapatkan pekerjaan.

Manda membuka kedua matanya, setelah semua kejadian mendadak tadi berlalu. Ben segera memberikan air minum kepada Manda dan memintanya untuk menghabiskan air itu. Nafas Yvanna tampak naik-turun, namun kali itu bukan lelah yang menjadi alasannya. Wanita itu masih terkejut dengan serangan mendadak yang Seruni kirimkan. Ben segera merangkulnya untuk membuatnya merasa tenang.

"Seharusnya aku tidak beristirahat. Seharusnya aku tidak menutup mataku dan tertidur. Dia memang sedang mencari celah, di mana aku lengah dan tidak bisa menangani semuanya," ujar Yvanna, tampak merasa bersalah.

"Tapi kamu kelelahan, Yv!" tegas Tika. "Kamu tidak bisa egois terhadap dirimu sendiri saat ini, karena kamu juga sedang mengandung!"

"Tapi Seruni sekarang menargetkan Manda, Kak! Iblis yang dia puja pasti sudah memberi tahu padanya, bahwa Manda sedang hamil sama seperti aku! Jadi mana bisa aku tidak egois pada diriku sendiri, sementara keadaan dan keberadaan Adikku terancam!" balas Yvanna, tak kalah tegas.

"Sayang ... tenangkan diri kamu dulu, ya," bujuk Zian kepada Tika.

"Dia keras kepala! Dia tidak sadar kalau dirinya juga butuh untuk tidak egois pada dirinya sendiri!" Tika menunjuk-nunjuk tepat ke arah wajah Yvanna.

"Mana bisa aku diam saja, Kak? Kakak lihat sendiri seperti apa kejadiannya barusan! Semuanya mendadak! Jadi wajar kalau aku merasa menyesal karena ketiduran meski hanya sebentar!" balas Yvanna.

"Sayang ... sudah bicaranya. Berhenti," pinta Ben, seraya menarik tubuh Yvanna agar menjauh dari ruang tengah.

"Kak Tika yang mulai! Aku hanya sedang menyesali diriku sendiri barusan," jelas Yvanna.

"Dan penyesalanmu itu yang membuat aku kesal, Yv!" balas Tika.

"BERHENTI!!!" teriak Manda, sangat keras.

Bagus--yang baru saja masuk ke rumah Arini melalui pintu belakang--mendadak kaget saat mendengar teriakan Manda. Ia buru-buru mendekat ke arah istrinya, namun Damar segera menahan langkahnya. Tika dan Yvanna kini sama-sama menatap ke arah Manda yang baru saja meneriaki mereka berdua. Lili dan Jojo sampai harus menjauh dari Manda, karena tampaknya wanita itu kini sudah siap ingin menelan siapa pun yang membuatnya merasa terusik.

"Kalian berdua sudah kehilangan kewarasan?" tanya Manda, dengan suara yang kembali melembut. "Kalian sadar 'kan, kalau Seruni itu sejak dulu memang ingin sekali kita saling menyakiti satu sama lain? Dia ingin menumbalkan kewarasan kita, untuk dipersembahkan kepada Iblis pujaannya. Kalian bukannya menjaga kewarasan masing-masing, tapi justru malah memilih lepas kendali atas pikiran kalian. Terus ... apa gunanya kita berusaha ingin menghentikan kelakuan bangsatnya si Seruni, itu? Hah? Jawab! Apa gunanya seharian tadi kita berusaha mencari semua hal yang berkaitan dengan tindakan gilanya, kalau pada akhirnya kalian berdua justru kehilangan kewarasan kalian masing-masing?"

Manda kini memegangi belakang lehernya sambil mengeluarkan suara keluhan dari mulutnya.

"Uh ... lama-lama kalau begini terus aku bisa jadi pengidap darah tinggi jalur instan!" geramnya, lalu menoleh ke arah Tika. "Kak Tika sadar 'kan, kalau Kak Yvanna tadi hanya sekedar mengeluarkan keluhan biasa? Dia baru bangun tidur, nyawanya saja mungkin belum sepenuhnya utuh di dalam tubuhnya saat serangan itu datang dan ingin menargetkan aku. Terus? Bukannya ikut menenangkan Kak Yvanna, kenapa Kak Tika justru malah mengamuk padanya? Kakak tidak lihat kalau dia baru saja menguras tenaganya lagi, padahal dia baru beristirahat sebentar? Ke mana akal sehat Kak Tika yang biasanya jauh lebih dominan daripada akal sehatku dan Lili? Kok barusan akal sehatnya enggak dipakai?"

Zian kini membawa Tika ke dalam dekapan ya, setelah mendengar omelan Manda. Manda kini menatap ke arah Yvanna.

"Kak Yvanna juga salah!" tegasnya. "Kakak ingat 'kan, bahwa kita bersaudara itu dilahirkan oleh Ibu ke dunia ini sebagai manusia biasa? Ingat, 'kan? Terus kenapa katanya kalau Kakak merasa lelah? Terus kenapa kalau Kakak tidak sengaja tertidur akibat lelah? Kakak itu manusia biasa. Kakak boleh merasa lelah dan boleh ketiduran. Jangan sesali hal seperti itu. Itu hal yang manusiawi, Kak. Kakak sedang hamil, aku pun begitu. Betapa keras kepalanya aku tadi, karena menolak disuruh tidur oleh Ibu. Tapi saat Ibu menyelimuti aku di sini, aku langsung ketiduran begitu saja. Itu manusiawi, Kak Yvanna! Manusiawi! Jadi Kakak tidak perlu merasa menyesal hanya karena hampir tidak sempat melindungi aku. Demi Allah aku percaya bahwa Kakak akan tetap bisa memberiku perlindungan meski Kakak sedang kelelahan, ketiduran, dan lain sebagainya. Insya Allah Kakakku tidak akan pernah gagal menjalankan tugasnya. Aku percaya itu, Kak. Jadi tolong, pakai akal sehat Kakak dan renungkan semuanya bahwa hal yang manusiawi tidak perlu disesali."

Tidak ada yang ingin menghentikan Manda kali itu, karena semua yang Manda katakan untuk Tika maupun Yvanna adalah sesuatu yang benar.

"Sekarang minta maaf. Ayo ... Kak Tika maupun Kak Yvanna sebaiknya minta maaf. Masalah sepele seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut," pinta Manda, yang kemudian duduk kembali di sofa sambil mengatur nafasnya yang naik-turun akibat meluapkan emosi.

Tika maupun Yvanna kini mendekat satu sama lain. Mereka saling memeluk dan mengucapkan maaf seperti yang Manda inginkan. Setelah kedua wanita itu berdamai, Manda kembali menatap mereka berdua.

"Sekarang sebaiknya jelaskan, mengapa Seruni tiba-tiba kembali menyerang dan kenapa kali ini serangannya cukup brutal seperti tadi?" pinta Manda.

* * *

*Al-Qur'an surah Al-Hasyr : 22-24

TUMBAL WARASOnde histórias criam vida. Descubra agora