Part 15 : Cerita danau

Start from the beginning
                                    

"Hari yang cerah ya" ucap Chandra sembari berjalan mendekati gadis yang duduk lesehan di lantai dapur.

Sosok itu duduk di depan Aesa, melihat gadis itu sedang mengeluarkan belanjaan dari kresek besar berisi sayur, daging, dan lain sebagainya.

"Saya pengen ke danau, kamu mau ikut?" tanya Chandra.

"Mau masak dulu" jawab Aesa, "Kalau mau duluan juga gak apa-apa, nanti gue nyusul".

Chandra menggeleng, "Saya sama kamu aja" balas sosok itu.

Aesa tersenyum mendengarnya, dia membiarkan Chandra duduk memperhatikannya memasak.

Sayur kangkung dan tempe goreng menjadi menu makan Aesa untuk satu hari ini, Aesa mengambil nasi serta lauk yang sudah matang dia masak.

Gadis itu duduk di depan Chandra kemudian mulai menyantap masakannya sendiri dengan nikmat.

"Ambil air dari danau gak apa-apa kan?" tanya Aesa sambil mengunyah makanan.

"Gak apa-apa, kalau gak buat minum aja" jawab Chandra.

"Kenapa dikasih palang ya? Warga desa kan jadi gak tau danau cantik itu" Aesa mengangkat gelas untuk minum.

"Dulu gak di palang, saya sering ke sana sudah sejak lama" ujar Chandra

"Sejak kamu masih hidup?" tebak Aesa.

Sosok itu mengangguk sebagai jawaban.

Aesa bangkit hendak mencuci piring, Chandra juga bangkit melangkah mendekati Aesa kemudian berdiri di sampingnya.

"Jadi ke danau?" tanya Chandra sedikit berbisik, Aesa merinding mendengarnya.

"Iya" jawabnya.

Aesa mengambil sketch book serta satu set pensil warna, pensil, dan pulpen khusus menggambar. Tak lupa dia menyahut dua buah jeruk segar yang akan menjadi camilannya nanti.

Bersama Chandra ia diam-diam mengintip dari balik pintu melihat keadaan di luar sana. Jalanan tidak begitu ramai, masih ada beberapa motor yang lalu lalang dan suara obrolan khas Ibu-ibu dari samping rumah.

Kepalanya menoleh dan tidak menemukan Chandra ada di sampingnya, Aesa menghela nafas kesal atas tingkah sosok itu.

Ia kembali melihat jalanan, di sana ada Chandra yang berjalan santai dengan sedikit berlenggak menembus apa saja yang dilewatinya.

"Nyebelin banget sih" gerutu gadis itu. Ia menutup pintu kemudian melangkah meninggalkan rumah.

Diam-diam Aesa mengikuti Chandra, bertingkah biasa berharap tak ada yang melihatnya. Gadis itu tertawa kecil kemudian berlari memasuki hutan melewati jalan yang dia ingat.

Tawa Chandra terdengar mengiringi perjalanan Aesa setelah melewati palang bambu, gadis itu ikut terkekeh dan lebih cepat berlari agar segera sampai ke danau.

Langkahnya berhenti di rerumputan hijau dengan hamparan air luas di depannya.

Aesa melepas sandal, membiarkan kaki telanjangnya menyentuh rumput dingin bekas embun pagi. Ia berjalan untuk sedikit lebih dekat pada pinggiran danau, duduklah ia di sana.

Gadis itu meletakkan semua yang dia bawa lalu menopang tubuh dengan kedua tangan dibelakang guna merasakan terpaan angin yang menggoyangkan helaian rambutnya.

Tanpa disadari oleh Aesa, Chandra sudah berdiri di belakangnya. Sosok itu berlutut mengamati wajah cantik Aesa dari dekat.

"Cantik" gumamnya, sedetik kemudian Chandra mengerjap seolah tersadar akan sesuatu kemudian menggelengkan kepalanya.

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now