1. Ice cream

36 6 2
                                    


Melakukan kegiatan di hari Minggu pagi adalah salah satu hal kesukaan Alena. Setelah bangun dan membereskan sebagian isi rumah kini waktunya Ia membeli sayur untuk di olah. Cuaca yang sejuk membuat suasana hatinya benar benar baik.

Alena kembali dari dapur setelah mengambil tas belanja yang Ia butuhkan untuk membawa belanjaannya nanti. Ia tersenyum kecil melihat Devan yang baru turun dari kamarnya

Cowok yang lebih tinggi darinya itu balas tersenyum manis "Pagi Na"

"Pagi Devan"

Kania -Bunda Devan- mendengus melihat Putranya melewatinya begitu saja "Alena doang yang di sapa? Bunda engga?"

Devan nyengir sesaat,Ia menghampiri wanita paruh baya itu dan memeluknya sekilas

"Pagi Bunda"

Kania menjepit hidung dengan jarinya sendiri,sedangkan tangan yang satunya Ia gunakan untuk mendorong pelan tubuh Devan agar pelukan mereka terlepas "Bau banget sih. Kamu belum mandi ya?"

Tau begini gausah di sapa sekalian deh.

Devan memutar bola matanya malas "Terserah Bunda deh,walaupun menurut Bunda Aku ini bau,Aku tetep yang paling ganteng sedunia" Hiraunya sambil berlalu ke arah sofa ruang keluarga

Kania terkekeh tanpa suara,tentu Ia hanya bergurau. "Kamu ngapain duduk di sofa?"

"Mau nonton spongebob Bun,bentar lagi tayang"

Perempuan paruh baya itu menggeleng keheranan "Dari pada nonton mendingan Kamu temenin Alena belanja sayur sana!"

Devan menghela napas pasrah,padahal Ia sudah merencanakan hal ini dari semalam. Bersantai di depan TV,bermain game di ponsel dan memesan makanan di aplikasi online.  Jangan sampai Bundanya tau bahwa Ia suka memesan makanan online,bisa-bisa namanya hilang dari kartu keluarga saat itu juga.

Alena yang melihat perubahan di wajah Devan merasa tak enak. Ia bisa sendiri,hanya untuk membeli sayur bukan hal yang sulit untuknya dan juga Ia memang sudah terbiasa melakukan hal itu

"Aku bisa sendiri Bunda,lagi pula yang di beli hari ini juga enggak terlalu banyak" Ujar Alena

Devan tersenyum lebar merasa dapat pembelaan,berbeda dengan Kania yang justru melotot melihat Devan kesenangan

"Ngga ada! Pokonya Kamu temenin Alena. Se.Ka.Rang.!" Titah Kania

Dengan gontai Devan bangkit dari duduknya dan berjalan tanpa minat meninggalkan ruang Keluarga "Ayok Na. Bahaya kalo singa ngamuk"

"Kita pamit ya Bunda" Setelah mengatakan itu Alena buru-buru mengejar Devan

"Eh Gue lupa ambil kunci motor!! Bentar ya Na!"

"Kita jalan aja Devan. Ga terlalu jauh tempatnya"

Kedua alis Devan menyatu tidak suka "Kan lebih simpel naik motor Na.."

Alena menghela napasnya pelan "Tapi jalan lebih sehat Devan,hitung-hitung sekalian olahraga"

Devan memutar bola mata malas. Cowok itu langsung berlalu begitu saja dari hadapan Alena

"Semua cewe emang sama aja."

Alena tergelak,namun detik berikutnya Ia menggedikan bahu acuh dan memilih mengejar Devan,menyamakan langkah Mereka

"Kamu marah Devan?"

Devan menoleh "Engga kok Na,Gue cuma sedikit mager aja hari ini. Mana nanti Raya mau main ke rumah lagi. Hmm,padahal Gue cuma mau rebahan aja hari ini"

Raya,Perempuan yang menurut Alena nyaris tergolong sempurna. Tipe cewek ramah,pintar,dan tentu berprestasi. Hampir seluruh warga sekolah mengenalnya. Keaktifan perempuan itu di ekstrakulikuler juga menjadi salah satu alasan mengapa Ia terlihat begitu menarik.

My majikan!Where stories live. Discover now