Prolog

212 16 2
                                    

Vote sebelum membaca!

。^‿^。

Kondisi langit di kota Jakarta hari ini sedikit mendung dan sepertinya akan turun hujan. Bulan November sudah memasuki musim penghujan.

Seorang wanita dengan perut besarnya tengah memasak menu sarapan untuk keluarganya. Sesekali netranya memandang langit yang mendung berharap hujan tak turun hari ini.

"Semoga saja tak hujan. Aku merindukan langit yang cerah." ucapnya. Kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Sayang!"

"Ada apa Mas?" ia menengok ke arah suaminya yang tengah merapikan kancing lengannya.

"Aku sudah bilang, jangan melakukan sesuatu! Usia kandunganmu sudah memasuki HPL."

"Mas, kamu 'kan tau aku gak betah berdiam diri.  Lagi pula cuma memasak sarapan nasi goreng buat kita berdua sama makanan buat Angkasa."

"Aku izin saja gak masuk kantor hari ini."

"Kenapa Mas?"

"Takut kamu lahiran gak ada siapa-siapa di rumah,"

"'Kan ada Bi Lasmi. Lebay kamu."

"Bukan lebay, khawatir aku."

"Angkasa mana?"

"Main sama Bi Lasmi. Mau aku panggilkan?"

"Panggilkan Mas! Udah waktunya Angkasa sarapan."

"Baik istriku sayang."

Sunny menunggu suami dan anaknya di ruang makan. Ia bersandar kemudian mengelus perut buncitnya.

"Hai, anak Mommy. Kepalamu sudah berada di bawah. Mommy udah gak sabar menunggu kamu lahir ke dunia."

Henry datang ke ruang makan bersama dengan Angkasa di gendongannya.

"Maaf lama, ganti baju dulu tadi." Henry mendudukan Angkasa di atas kursi makan milik Angkasa.

"Mama mam!"

"Angkasa udah lapar. Sini Mommy suapi Angkasa makan." Sunny menyuapi anak pertamanya dengan penuh kasih sayang.

Henry berpindah tempat duduk ke samping Sunny. "Aku juga mau disuapin sama kamu, Sunny." Sunny menanggapinya dengan jutek. Dan memukul paha suaminya.

"Jangan manja! Sudah besar! Buntut mau tiga masih aja manja."

"Apa salahnya? Bukankah malah mendapatkan pahala karena sudah melayani suami?"

"Mas ... aku lagi badmood! Jangan menggangguku!"

"Alhamdulillah aku izin kerja hari ini. Biasanya jika kamu kayak gini mau melahirkan. Waktu mau melahirkan Angkasa kamu juga begini, badmood."

"Diam Mas!" Sunny semakin kesal. Tetapi suaminya malah senang membuatnya semakin kesal. Menurutnya, istrinya semakin cantik jika sedang jutek atau sedang badmood.

○○○

"Night, Mommy." Suara itu dari Daniel, anak pertama Sunny dan Henry. Sekarang ia tengah melanjutkan pendidikan kedokteran di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

"Kamu pulang nggak ngabarin Mommy. Gimana tugas kemarin, apa sudah kelar?"

"Sudah Mom. Observasi dekat ini di daerah Bogor kota. Tadi udah SMS Mommy padahal."

"Di rumah sakit swasta apa daerah, observasinya?"

"Swasta Mom. Mommy sedang apa?"

"Merapikan pakaian buat persalinan nanti. Tolong masukan ini di mobil. Sepertinya Mommy akan melahirkan."

Langit dan HarapannyaWhere stories live. Discover now