Dua Tiga : ToD

Beginne am Anfang
                                    

"Buang waktu aja tau ga, gue ga demam ya cuman panas biasa" Omel Fikri

Fikri menarik tanganku, lalu mengajakku untuk pulang saja.

"Tadi pas gue tidur di kasur rumah sakit kagak bayar?" Aku teringat akan hal itu, karna aku takut di sebut sebut 'Pasien yang tidak bayar'

"Udah, udah, lo tenang aja. Sekarang lo pilih mau pulang naik taksi atau jalan kakii?" Fikri memberikanku kedua pilihan yang keduanya aku tak mau

"Makasih, naik bis aja bisa ga? Hehe"

"Ga, gue ga sudi naik bis jam segini"

Ya, sekarang sudah jam 7 malam, dan Fikri sepertinya takut untuk mengenakan bis di jam segini.

"Yaudah deh jalan, tapi lo mau gitu anter gue dulu?"

"Bacot lo, udah ayo" Fikri menggandeng tanganku, lalu kami pulang dengan berjalan.

Di perjalanan kami hanya membicarakan pembicaraan yang ringan, hingga

Di tengah jalan, kakiku terlanjur pegal sehingga aku tak kuat apabila disuruh berjalan lagi.

"Pegel elah, istirahat yuk cari taksi aja"

"Cemen segitu aja pegel, jagan naik taksi percuma dikit lagi nyampe rumah lo kan, udah naik sini ke punggung gue"

Fikri memintaku untuk menaiki punggungnya,

"Ah paan sih, biar ongkos taksi gue yang bayar deh. nanti punggung lo kalo remuk gimana? gue gamau tanggung jawab loh ya"

"Lu kerjaannya buang duit ah gaseru. Gabakal remuk kali, ayo cepet naik, kalo ga gue tinggal nih?" Fikri mengancamku dengan ancaman seperti itu?

"Bodo amat, lu jalan, gue nunggu taksi, beres kan?"

Benar, Fikri langsung saja meninggalkanku begitu saja.

"Ah dia beneran ninggalin gitu..." Gumamku

Lima menit
Sepuluh menit
Lima belas menit

Dan Tiga puluh menit pun berlalu

Tapi taksi tak kunjung lewat

"Aaaaaa gue pulang gimana ini? kaki masih pegel lagi, mau minta jemput mama hp low, harus nunggu berapa menit lagi gue?"

"Masa pulangnya ngesot aja sih?"

Itulah omelanku sepanjang waktu menunggu taksi.

"Makanya naik ke punggung gue aja"

Seseorang tengah berjongkok membelakangiku, lalu aku mencari cari wajahnya, Fikri.

"Kok lo balik lagi sih?" aku berkata setengah bingung setengah penasaran(?)

"Gue ga balik lagi, dari tadi gue nungguin lo buat dapetin taksi, sekarang taksinya ga lewat lewat kan? makanya naik ke punggung gue!"

Fikri kembali berjongkok membelakangiku

"Yaudah deh kalo lo maksa"

Aku akhirnya di gendong di punggung Fikri.

Sambil berjalan ia terus menasehatiku, "Jangan hambur uang buat naik taksi selama gue siap bantuin lo tanpa minta uang sepeserpun, gua mah ikhlas Key"

"Ya maap, coba aja ya dari tadi gue kayak gini aja, mungkin aku jam segini udah sampe rumah"

"Kan kata gue juga apa"

Akhirnya Fikri mengantarkan Keyla sampai rumah, lalu ia pun pulang.

KEYLA POV OFF

xSTALKERx

Kemarin, Keyla di marahi oleh mamanya karna tak memberikan kabar, karna hal itu membuat mama Keyla khawatir sekali.

Keyla memandangi seisi kelas, sepertinya ada yang kurang.

Keyla menghitung jumlah murid di kelasnya, hanya 23 seharusnyakan 25

"Gissele?" Sapa Keyla pada murid yang memiliki jabatan sebagai sekretaris dikelasnya itu, wih Keyla hapal nama temennya juga ternyata.

"Iya Key?"

"Yang gamasuk siapa ya?"

"Oh itu.. Fikri sakit Jeanny izin"

Keyla kembali teringat akan kejadian kemarin, kemarinkan Fikri badannya panas.

Setelah berpikir cukup lama Keyla memutuskan bahwa pulang sekolah nanti ia akan pergi menjenguk Fikri.

Saat Keyla tak ingin memainkan ponselnya itu, ponselnya malah bergetar menandakan ada line masuk.

"Angga?" Keyla mengerutkan dahinya saat tau Angga memberinya sebuah pesan di Line.

Angga_

Angga: Keylaaaaa

Keyla: hm?

Angga: Habis kamu pulang sekolah, mau ga kamu ketemuan sama aku?

Keyla: maaf gabisa, ada hal penting

Angga: Oh yaudah

Read.

Tak lama kemudian bel pun masuk

xSTALKERx

Keyla berlari sekencang mungkin untuk mencapai rumah Fikri.

Keyla mengetuk pintu rumah Fikri, lalu keluarlah seorang perepuan yang wajahnya sangat familiar

"Jean?"

"Key? masuk sini"

Keyla pun memasuki rumah tersebut

"Lo kenapa disini?"

"Fikri sakit. gue nemenin dia terus ngerawat dia, mama papanya, Rossalie lagi pergi"

Aku hanya ber oh panjang disertai dengan anggukan.

Aku menjenguk Fikri, Fikri ternyata tertidur, lalu Keyla mengobrol sebentar dengan Jean, karna sudah cukup sore tapi Fikri belum bangun, akhirnya Keyla memutuskan untuk pulang saja.

Baru saja ia melangkahkan kaki keluar dari gerbang rumah Fikri, Keyla mendapati laki laki yang ia sukai, siapa lagi kalau bukan Angga.

"Angga?"

"Jadi ini maksud kamu ada hal penting?"

Aku membeku, melihat wajahnya saja sudah membuat kakiku berhenti bergerak apalagi mulutku untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Angga, rasanya membuka mulut saja susah, sepertinya mulutku memakai selotip sehingga sulit sekali untuk berbicara.

"Kamu masih menyukai Fikri benarkan?"

Deg.

=========================
a.n.

HAI! Aku minggu depan kayaknya gabakal update dulu deh gais, soalnya minggu depan masih ukk, jadi.. tunggu aja yaaa

maaf ya kalo cerita aku masih gaje, ga nyambung, pokoknya thx to readers, votters sudah mau membaca ceritaku ini

Vommentsnya yaa!✌

Stalker✨ [ Tamat ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt