Dua Belas : Kenangan

5.1K 247 6
                                    

Bagaimana ini?

Air mataku terus berjatuhan, layaknya hujan gerimis.

"Dia siapa?"  Tanya seorang anak laki laki yang di sukai Keyla sekarang, Angga.

"Dia.. gue juga gatau dia siapa. tadi kita ga sengaja tubrukan gitu Ga" Aku tertawa getir.

Lebih tepatnya, tertawa terpaksa untuk menutupi kesedihan.

Padahal jelas jelas pipiku masih basah karna menangis tadi.

"Ah? Emm iya.. tadi kita tabrakan gitu. Gue Fikri. Fikri Lazuardi. Salam kenal."

"Gue Angga. Angga Putra Aquen. Salam kenal juga ya."

"Yaudah, Fik gue balik duluan yaa. Ayo Ga," Aku segera menarik tangan Angga, lebih tepatnya menggandeng tangan Angga.

"Maaf La, gue belum bisa jujur ke lo. belum saatnya." Fikri menghela nafas menyesal

.

"Gaiiss, balik yok ah, gue udah bete banget disini. keburu gue begal nihh," kataku sambil memegang tangan teman temanku itu.

"Begal.. apaan Key?" Tanya Anggi.

"HAH? BEGAL? DIMANA?" Ternyata Angga bisa berteriak juga.

"Bete galau Anggi sayang, Angga ganteng, masa lo lo pada gatau." Ucap Faras

"Pipi lo basah, lo nangis ya?" Angga mengalihkan pembicaraan.

Angga memegang pipiku. sambil mengelap air air mata yang masih tersisa di pipiku.

Seneng. Tapi.. entahlah ada yang aneh.

"Ah engga..ini tadi aku ke toilet dulu, terus cuci muka jadi basah" Aku tertawa, dengan mata yang menutup. bayangkan saja sendiri.

"Sssstttt, kalian dari tadi berisik aja terus! Gatau apa kalau ini itu perpustakaan! Ini bukan tempat ngerumpi!" Ucap salah satu petugas perpustakaan di sana.

Kami menunduk.

Merasa bersalah, banget malah. Kamipun segera pergi dari sana.

"Seharusnya aku gak usah ke perpustakaan sini. kalau pada akhirnya aku yang malah merasa bersalah. Tapi, setidaknya rasa kesalah pahaman ku ini telah tiada." Batinku

××××××

"baang.... abang kenapa ga jelasin semuanya ke Keylaa, abang tau kan selama ini aku kesel sama abang dan Fikri. kenapa abang gak ngasih tau Keyla bang.." Aku menangis terisak isak, saat sampai rumah.

Aku melampiaskan segalanya di rumah.

Menangis, berteriak sampai kaca pecah.
"Abang sengaja ga ngasih tau lo. Karna lo gatau masalah sesungguhnya apa La," Gafrin menunduk.

"Keyla, gak ngerti maksud abang. Keyla capek."

Sungguh tak dapat di mengerti.

Aku pergi ke kamar. Sama sekali tak memperdulikan omongan bang Gafrin.
btw, Mama dan Papaku malam ini tidak akan pulang, mereka sibuk. Dengan pekerjaannya. Selalu sibuk.

Sebuah notifikasi Line muncul di layar handphoneku.

-Fikri Lazuardi

Fikri : Maaf.

Keyla: mau lo apa?

Fikri: ngulang dari awal. tapi aku gak bakalan yakin kali ini kamu mau nerima aku.

Keyla: Tau aja. Mending kita gausah saling kenal lagi aja. simple kan. bye.

Tanpa sadar, aku memblokir line Fikri.

Stalker✨ [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang