10

30 22 9
                                    


Bismillah

Assalamu'alaikum semuaa

Happy Reading♥
-
-
-

“Semesta bukan mau mendengar keluhmu, tapi hanya ingin melihat bagaimana kamu bangkit dari rasa sakit”
~Gala Dirgantara.

Hiruk pikuk murid yang hendak mengisi perut terdengar begitu nyaring di indra pendengaran setiap insan yang berada di kantin sekolah. Sudah menjadi hal wajar jika jam istirahat membuat isi kantin menjadi ramai, bahkan sebelum jam istirahat saja sudah ada murid yang mendatanginya.

“Keren lo, nggak belajar aja udah dapat nilai bagus” puji Aidan hendak menyeruput es tehnya.

“Belajar atau enggak bagi gue sama aja, kalau gue tetap pintar sedangkan kalian sama aja nggak ada yang masuk” balas Gala menepuk dadanya bangga.

“Ciri-ciri orang kalau dipuji dikit langsung terbang” sahut Mario merotasi kedua matanya.

“Mana? Gue nggak terbang, masih sama duduk dikursi”

“Kalau udah pernah jadi orang ambis, meskipun dia nggak belajar pasti ada pelajaran yang diingat” sahut Jeevan hendak memasukkan bakso kedalam mulutnya.

“Gala belum ada seminggu nggak belajar, jadi masih ada yang diingat” sahut Niko.

Mendengar ucapana teman-temannya membuat Gala merotasikan matanya“Kalian ngomong gitu buat apa, buat gue ambis lagi?”

“Susah juga bikin lo balik kayak dulu” sahut Elvaro tertawa remeh.

“Noh, ada abangnya jarjit” tunjuk Aidan pada seorang cowok yang tengah merebut paksa tempat duduk orang lain.

Gala menoleh kearah tunjuk Aidan, dan benar disana ada teman seangkatannya yang bertindak seenaknya pada orang lain. Ralat, bukan teman. Tapi musuh Gala sejak mereka baru menginjakkan kakinya di SMA Antariksa.

“Udah diskors seminggu masih aja bikin ulah” ucap Gala pelan yang masih bisa didengar teman-temannya.

“Dia punya dendam apa sama lo, segitunya kalau natap” sahut Aidan yang melihat Jazziel menatap sinis karah Gala.

“Dendam yang tak kunjung terbalas” jawab Gala tersenyum remeh kearah Jazziel.

“Wihh ada penipu” seru Jazziel menghampiri meja Gala dan teman-temannya.

“Wihh ada jarjit” balas Gala dengan nada yang sama diucapakan Jazziel.

“Nggak punya temen lo, sampai harus ganggu kita-kita?” tanya Mario bangkit dari duduknya.

Santuy, gue kesini nggak mau ganggu kalian. Gue cuma mau ganggu penipu handal, nggak punya orang tua masih aja sok hidup bahagia.” jawab Jazziel dengan tawa mengudara.

Pernyataan dari Jazziel membuat darah Gala mendidih, dia mengepalkan kedua tangannya dibawah meja agar tidak dilihat teman-temannya. Dia tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan perkataan yang barusan keluar dari mulut Jazziel.

Gala pun mengatur napasnya agar tidak ikut terpancing emosi karena ucapan Jazziel “Dari pada lo, ada tapi nggak pernah dianggap” ucap Gala membuat teman-temannya tertawa.

Savage, man” seru Aidan bertepuk tangan.

Gala yang hampir dipukul Jazziel pun langsung menangkis dan memelintir  tangannya“Masih kurang skorsnya?” tanya Gala yang mengandung ancaman.

“Lepasin” geram Jazziel memberontak.

“Kasih pelajaran dulu, Gal” sahut Mario.

“Pelajar apa, fisika? Gue rasa otak minimalisnya nggak mampu buat nampung” jawab Gala enteng seolah tidak ada beban yang dia tanggung.

Belum usai (Terbit)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon