Masa Lalu🏐

321 23 2
                                    

_Konon, jangan jatuh cinta dengan orang yang belum selesai bersama masa lalunya, sulit untuk jatuh cinta kembali_

*****

Setiap manusia biasa memiliki masa lalu, entah baik atau bahkan tidak ingin untuk dikenang kembali. Terbayangi oleh masa lalu pun juga bisa saja membuat orang sulit menerima orang orang baru.

Asnawi, siapa yang tidak mengenal pemain timnas Indonesia? Bahkan hampir seluruh pelosok negeri mengenalnya. Dibantu dengan canggihnya digital yang dalam hitungan detik bisa menyebarkan informasi baru entah benar atau hanya hoaks. Menjadi orang yang mudah tersorot oleh kamera, sampai di bagian yang sudah tersimpan sebagai masa lalu pun akan terbahas kembali.

Sebelum menikah dengan shafira, asnawi adalah laki laki yang sama seperti biasanya, suka dengan perempuan dan juga menjalin kasih. Meski tidak banyak, perempuan yang dulu viral adalah orang yang masih Awi sayangi. Putus pun bukan perihal adanya masalah, namun keputusan dari keduanya.

Memfokuskan diri menjadi pemain yang lebih baik, hingga kontrak kerja di korea pun ia perpanjang. Beritanya kembali muncul di televisi karena pulang ke Indonesia untuk mengikuti piala aff. Pun dengan perempuan yang menjadi mantan terakhirnya juga ikut kembali viral.

Ting!!!

Notifikasi di ponsel asnawi berbunyi. Hanya ada shafira yang di kamar. Suaminya itu masih izin keluar membeli barang. Takut ada hal penting, shafira mengambil ponsel sang suami yang terletak di meja belajarnya.

"Nadya? Siapa?" Gumam shafira pelan. Semenjak ia menikah, melihat isi ponsel sang suami pun sama sekali tidak pernah. Bunyi notifikasi tadi adalah sebuah pesan dari perempuan bernama Nadya. Merasa jika mungkin shafira lancang melihat ponsel suami, ia meletakkan kembali ponsel tersebut. Membiarkan pesan pesan dari Nadya yang berkelanjutan.

"Lhoh dek, udah mendingan?"

Entah kapan sang suami datang, shafira tidak tahu jika asnawi sudah ada didalam kamar. Mencoba bersikap biasa saja, shafira tersenyum tipis.

"Udah, mas. Malah capek banget kalau hanya tiduran"

"Mas beliin makanan tadi. Makan dulu ya? Biar bisa minum obatnya. Nanti istirahat lagi"

Shafira menurut patuh. Ia duduk di shofa dan mulai memakan makanan yang baru dibelikan oleh suami. Ia juga tidak mempertanyakan siapa Nadya yang berada di ponselnya.

🏐🏐🏐🏐🏐

Satu minggu shafira istirahat total. Hanya melakukan pekerjaan ringan saja ditemani oleh suami dan ayahnya jika keduanya sedang tidak sibuk di kantor. Ngomong ngomong tentang pekerjaan asnawi, ia juga memiliki beberapa bisnis yang sudah berkembang. Kantornya ada di kampung halaman, dikerjakan oleh sang adik. Sedangkan yang di Surabaya hanya anak cabangnya.

Kontrak sebagai pemain sepak bola di korea belum selesai, masih menunggu setengah tahun lagi. Dua minggu lagi ia akan berangkat kembali. Sedih juga sebenarnya, karena ia tidak dapat menemani masa masa hamil istrinya.

"Dek, mas keluar dulu, mau ke kantor. Alhamdulillah ada yang ingin bekerja sama dengan usaha, mas."

Shafira yang sedang menonton televisi sambil memakan salad buatanyya itu menoleh sebentar. Melihat jam dinding yang ada di dekat almari buku.

"Sudah sore gini lho, mas. Apa nggak besok pagi aja?"

"Besok kan mau pergi sama kamu, dek. Jadi, mas ambil kerja samanya sekarang"

"Jangan malam malam loh, mas. Kalau selesai langsung pulang" ujar Shafira pelan.

"Iya, nanti mas langsung pulang. Kamu mau nitip apa, dek?"

Mas Awi (On Going) SELESAIWhere stories live. Discover now