Honeymoon 1 🏐

769 37 0
                                    

"Selalu membersamai dan menemani adalah titik kecil bahagia yang tak terdefinisikan"

Setelah kemarin keluar mengelilingi kota Makassar, Shafira sadar kalau ucapannya yang menginginkan untuk lanjut kuliah mungkin membuat Asnawi tersinggung. Tapi, ia juga tidak sadar saat mengucapkan kata-kata itu. Ia hanya tak ingin Asnawi terus-terusan mengucap kalimat yang terlalu romantis.

"Mas, Shafira minta maaf ya soal kemarin sore. Shafira nggak bermaksud lebih, kalau Mas Awi ingin Shafira nggak kuliah, Shafira nurut kok" ujar Shafira pelan saat Asnawi baru saja menghabiskan sarapan paginya yang ia makan dikamar.

"Enggak, dek. Mas ngerti kalau perempuan seumuran kamu pasti masih ingin lanjut kuliah " jawab Asnawi dengan mengusap lembut punggung tangan Shafira.

"Shafira juga masih bingung mau lanjut kuliah atau enggak"

"Lanjut aja, Mas bisa biayain kuliahnya kamu, dek. Coba sini kita lihat kampus mana yang kamu inginkan"

Asnawi berjalan menuju meja dan mengambil laptop untuk melihat kampus mana yang cocok untuk kuliahnya Shafira.

"Kalau kuliah di sini, kamu tinggalnya sama ayah sama bunda. Cutinya Mas cuma dua bulan. Jadi, Mas balik lagi ke Korea ngehabisin kontraknya"

"Mas Awi masih ke Korea lagi?" tanya Shafira dengan menghilangkan raut kaget diwajahnya.

"Iya. Sudah terhitung satu bulan Mas di Indonesia. Tiket keberangkatan sudah Mas siapkan jauh-jauh hari"

Shafira tidak bisa berkata-kata lagi. Baru juga ia merasakan bahagia dengan pasangan yang sudah halal, ternyata jarak yang akan datang malah saling berjauhan.

"Cari kampus di Jawa aja, Mas. Biar nanti kalau ada apa-apa aku nggak ngerepotin bunda disini"

"Kalau kepingen kuliah disini juga gapapa, dek. Nanti aku bisa jelasin ke bunda"

Hanya helaan nafas yang keluar pelan saat itu. Pikiran Shafira malah sudah tidak terfokus lagi ke pendaftaran kuliah. Yang ada hanya bagaimana nanti hubungannya dilakukan dengan jarak yang bisa dibilang sangat jauh.

"Di Jawa aja, Mas. Shafira daftar di UIN Maulana Malik Ibrahim. Disana juga ada teman sekolahnya Shafira"

Jari-jari Mas Awi menari indah diatas laptop. Pencariannya menghasilkan gedung kampus berbasis Islam itu dilayar dengan berbagai tulisan pendaftaran mahasiswa baru.

"Mau ambil jurusan apa? Disini tertera dua pilihan, dek"

Telunjukku menunjuk ke bagian kesehatan dan mengambil jurusan farmasi untuk pilihan pertama. Sedangkan pilihan kedua jatuh ke dokter spesialis anak. Berhubung kemarin berkas kelulusanku juga aku bawa, akhirnya semua persyaratan sudah terpenuhi. Mas Awi sudah menstransfer uang untuk biaya tes yang akan dilaksanakan satu bulan lagi.

"Habis ini siap-siap ya" ujar Mas Awi saat selesai membantuku mengurusi pendaftaran.

"Mau kemana?"

"Kita honeymoon ke Bali" ucap Mas Awi dengan tersenyum tulus.

"Tiket pesawatnya sudah ada. Nanti sekitar jam tujuh malam kita ke bandara" tambahnya lagi sebelum Mas Awi beranjak dari duduknya.

Mas Awi (On Going) SELESAIWhere stories live. Discover now