Pemberontakan di Kampung Gajah

3 1 0
                                    

Setelah memakai sepatu, Daffa keluar dari tempat tinggal asisten Pak Las bersama Alwan.

"Sekarang apa?" tanya Daffa.

"Ikutin gue. Gue tau yang lain pada dimana," kata Alwan.

Daffa dan Alwan pun berjalan ke area pepohonan untuk kabur. Namun tiba-tiba, seorang preman muncul di hadapan Daffa dan Alwan.

"Heh, kalian pikir mau kemana, hah?" kata preman itu dengan nada mengancam.

"Waduh!" kata Daffa.

Tak lama kemudian, datanglah beberapa preman yang mulai mengepung Daffa dan Alwan. Asisten Pak Las yang botak atau si pria botak juga keluar dari tempat tinggalnya untuk melihat apa yang terjadi.

"Kenapa ini?" tanya si pria botak.

"Saya lihat dua orang ini mau kabur, pak," kata preman yang tadi menghalangi Daffa dan Alwan saat mereka mau masuk ke area pepohonan.

"Wah, wah, wah. Saya sudah mencoba untuk menghiraukanmu dari tadi. Saya bahkan membiarkanmu untuk mengikuti saya sampai ke tempat tinggal saya. Tapi ternyata, ini yang malah kamu lakukan?" kata si pria botak pada Daffa.

"Orang ini seharusnya tidak dijadikan asistennya Pak Las. Apa yang harus kita lakukan padanya dan temannya, pak?" tanya salah satu preman.

"Pak Las yang akan memutuskan mereka harus diapakan. Untuk sekarang kurung mereka di suatu tempat!" perintah si pria botak.

"Baik, pak," sahut para preman.

Namun sebelum mereka bisa melakukan apapun, terdengar keributan dari bagian Kampung Gajah yang paling bawah. Daffa, Alwan, si pria botak, dan para preman kebingungan. Si pria botak dan para preman pun pergi untuk melihat apa yang terjadi, meninggalkan Daffa dan Alwan berdua saja.

"Daf, gue mau lihat ke sana. Lo ke bus duluan aja," kata Alwan.

Alwan pun diam-diam mengikuti si pria botak dan para preman, sedangkan Daffa memasuki area pepohonan untuk menuju ke tempat parkir. Sesampainya di bagian Kampung Gajah yang paling bawah, si pria botak dan para preman melihat orang-orang sedang berebutan makanan seperti biasa. Namun anehnya, kotak-kotak yang berisi makanan itu tersebar di berbagai tempat. Akibatnya, para penghuni Kampung Gajah berebutan makanan itu sampai membuat kerusuhan di seluruh Kampung Gajah bagian bawah. Preman-preman di tempat itu sampai kewalahan.

Tiba-tiba, Aidil dan Raesya muncul dari belakang si pria botak dan rombongan premannya. Aidil melawan beberapa preman menggunakan beberapa gerakan taekwondo yang pernah dia pelajari dulu. Sementara itu, Raesya menggunakan pistol berisi stroberi untuk melawan preman lainnya. Raesya menembakkan stroberi ke wajah beberapa preman.

Si pria botak memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi dan melapor pada Pak Las. Dia pun diam-diam pergi ke bangunan resto Pak Las.

Raesya berhasil mengalahkan beberapa preman sampai tinggal tersisa satu preman saja. Namun Raesya kehabisan persediaan stroberi yang dia jadikan sebagai peluru.

"Nah, kehabisan peluru stroberi ya? Tau nggak? Aku ini suka stroberi lho," kata preman yang bersama Raesya.

"Ya ampun!" kata Raesya dalam hati, saat dia menyadari kalau dia tidak bisa melawan preman itu tanpa alat.

Tiba-tiba, Alwan datang dan langsung menjatuhkan preman yang bersama Raesya ke tanah. Saat preman itu mencoba untuk bangun, Raesya pun langsung meninjunya dengan keras sampai pingsan.

"Wah. Jangan bilang itu bagian dari rencana," kata Alwan setelah melihat Raesya meninju preman.

"Memang bukan. Rencana gue cuma ngelawan mereka pake alat, bukan pake tangan kosong," kata Raesya.

Raesya dan Kota FernandaWhere stories live. Discover now