Rumah Besar

4 2 0
                                    

Mobil pamannya Budi parkir di sebuah tempat parkiran. Kemudian Raesya, Aldi, dan Budi turun dari mobil.

"Beneran kamu mau jadi pak RT?" tanya Aldi dengan bingung.

"Udah aku bilang kalian nggak akan percaya," ujar Raesya.

"Tapi kenapa kamu bisa mau jadi pak RT di desa ini?" tanya Budi.

Sebelum Raesya menjawab, mereka melihat mobil pamannya Budi berbalik dan berjalan ke arah gerbang desa.

"Dadah. Om jalan dulu ya." Terdengar pamannya Budi mengucapkan selamat tinggal pada Budi, Raesya, dan Aldi.

"Dadah, om," kata Aldi.

Lalu Raesya menjelaskan alasan dia akan menjadi pak RT. "Salah satu temen deket ku yang lebih tua daripada aku jadi pak RT di desa ini, yang sebenernya dibangun sama kakeknya. Mereka lagi pergi ke luar kota selama beberapa bulan, jadi mereka nyuruh aku buat jadi pak RT sementara. Aku ngga tau kenapa harus aku, tapi mungkin karena aku sudah sering kesini dan karena aku sudah terlalu deket sama keluarganya temenku itu."

"Oh, begitu," kata Aldi.

Seorang laki-laki berpakaian serba putih tiba-tiba datang menghampiri Raesya, Aldi, dan Budi. Aldi dan Budi melihat laki-laki itu dan mereka pun terkejut. Ada seekor nyamuk yang mendarat di leher Budi, namun dia langsung menepok nyamuk itu sambil tetap melihat laki-laki berbaju putih itu. "Wah, ada sultan!"

"Oh, itu Bang Jamal. Dia salah satu orang paling kaya di desa ini, tapi dia lucu dan suka bikin kocak," kata Raesya.

"Dia dari Timur Tengah?" tanya Budi dan Aldi.

"Dia campuran Indonesia - Timur Tengah," jawab Raesya.

"Halo. Nama ane Jamal. Kalian boleh manggil ane Bang Jamal," kata Bang Jamal.

"Oke, bang," kata Raesya. "Omong-omong, saya ngajakin temen-temen saya kesini buat ngerayain kelulusan saya."

"Okey. Ayo sini! Habis itu ane anterin ente ke rumah pak RT," kata Bang Jamal.

Bang Jamal menunjukkan sebuah mobil jeep di belakangnya. Dia membuka pintu mobil jeep itu dan menyuruh Raesya, Aldi, dan Budi untuk masuk.

"Ini Mobil jeep punyanya pak Bono. Dia yang bakal nganterin kalian karena ane lagi sibuk," kata Bang Jamal.

"Okey," sahut Raesya.

Raesya pun menyuruh Aldi dan Budi masuk ke dalam mobil jeep pak Bono. Setelah teman-temannya sudah masuk, Raesya juga masuk ke dalam mobil. Kemudian, pak Bono (yang ada di dalam mobil jeep nya dari tadi) mengemudikan mobil jeepnya dan mobil jeep itu pun berjalan pergi.

Setelah mobil jeep pak Bono berjalan cukup jauh, Bang Jamal menaiki motor mewah miliknya dan menggunakannya untuk pergi ke suatu tempat. Kira-kira Bang Jamal dan Raesya dkk pergi kemana?

                                              ***

Di bagian lain desa Negeri Jauh, sebuah rumah yang besar sedang dibangun. Rumah itu hanya memiliki satu lantai, tetapi sangat besar. Namun, masih banyak bagian luar rumah itu yang masih dibangun.

Tak lama kemudian Bang Jamal datang menggunakan motornya ke tempat pembangunan rumah besar itu. Dia melewati sebuah truk yang sedang diparkir, yang berisi beberapa kaktus palsu dan benda-benda seperti tong sampah, mesin penyedot debu, oven, jam antik besar, dan tiang lampu tidur. Beberapa diantaranya memiliki coretan wajah senyum.

Bang Jamal memarkirkan motornya. Kemudian dia turun dari motornya dan menghampiri truk yang berisi benda-benda itu. Dia melihat beberapa orang sedang menurunkan barang dari truk itu.

"Itu kenapa ada barang-barang selain robot kaktus itu?" tanya Bang Jamal.

Salah satu pekerja berkata, "Itu juga robot animatronik, tapi bentuk mereka memang agak beda."

"Tapi perasaan ane nggak pesen robot tong sampah sama mesin penyedot debu."

"Justru mereka berguna sekali, bos. Bahkan anak buah bos juga setuju."

"Ya udah, deh. Taruh mereka di tempat yang bener!"

Setelah berbicara dengan pekerja itu, Bang Jamal masuk ke rumah yang sedang dibangun. Dia melihat bagian dalam rumah itu sudah hampir jadi. Bahkan sudah ada beberapa barang di dalam rumah itu.

Di ruang tamu sudah ada sofa dan meja yang disusun dengan rapi. Di ruang tengah, ada TV dan sofa panjang yang menghadap ke TV. Selain itu, ada juga karpet mewah, sebuah lemari kaca berisi beberapa buku dan mainan mobil-mobilan, dan sebuah tangga yang mengarah ke atas. Di dekat tangga itu, ada sebuah panggung yang terbuat dari kayu dan bagian atasnya ditutupi oleh karpet.

Saat sedang melihat-lihat, perhatian Bang Jamal tertuju pada sebuah mesin di atas panggung. Mesin itu berbentuk seperti dispenser, hanya saja ukurannya lebih besar dan tidak ada galon yang terpasang. Mesin itu berwarna putih dan abu-abu dan memiliki kaki berjumlah empat yang mirip seperti kaki laba-laba.

"Halo." Mesin berbentuk dispenser itu tiba-tiba berbicara. "Aku adalah robot animatronik dan mulai sekarang aku akan melayanimu. Aku bisa melakukan sesuatu. Apa kamu tahu?"

"Ane nggak tau," kata Bang Jamal.

"Aku bisa membuat es krim dan beberapa minuman manis," kata mesin itu.

BERSAMBUNG...

Raesya dan Kota FernandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang