Prolog

35 2 0
                                    

*(Note: Novel ini adalah fiksi (karangan) dan bukan bercerita tentang Ahmad Raesya yang asli. Namun, di novel ini ada referensi dan kejadian yang benar-benar terjadi di dunia nyata.)

Tak lama setelah kekalahan Carnoid (mobil dan kendaraan robot yang bisa berbicara) jahat bernama Jane dan menghilangnya Master D si pria misterius, Carnoid yang bernama Billy, Jack, Toni, dan Polisi Kop mengadakan rapat dengan Presiden Indonesia. Presiden sendiri tidak hadir secara langsung dan hanya berbicara dengan para Carnoid melalui layar TV raksasa.

"Saya dan yang lainnya sudah banyak membantu kalian. Kalian mau minta tolong apa lagi?" tanya Presiden kepada para Carnoid.

"Pak Presiden, ancaman Master D menunjukkan kalau ternyata Carokarta juga bisa terancam oleh berbagai ancaman lainnya dan juga manusia yang diam-diam bisa datang kesini." Polisi Kop menjelaskan semuanya kepada Presiden. "Kita harus bekerja sama agar kita lebih kuat saat menghadapi ancaman seperti itu."

"Beberapa Carnoid masih menderita dan takut pada manusia di luar sana. Apa kalian yakin kalian mau mengungkapkan diri kalian ke semua manusia sekarang?" tanya Presiden yang masih belum yakin.

"Iya, pak Presiden. Kita sudah siap menghadapi apapun yang akan terjadi," kata Polisi Kop.

"Baiklah, kalau itu yang kalian mau. Besok, saya akan mengurus semuanya. Bilang saja kalau kalian butuh bantuan," kata Presiden.

"Baik, pak Presiden. Terima kasih karena sudah setuju dengan kami," ujar Jack. Polisi Kop, Billy, dan Toni melihatnya dengan senang.

Dua minggu telah berlalu sejak rapat para Carnoid dengan Presiden. Saat ini Jack dan Polisi Kop mengunjungi kota Fernanda, kota yang paling dekat dengan pulau Carokarta, untuk menemui Wali Kota nya dan mengajaknya untuk ikut bekerja sama dengan para Carnoid.

Begitu sampai di tempat tinggal walikota, Jack dan Polisi Kop disambut oleh beberapa penjaga. Hanya Jack dan Polisi Kop yang merupakan Carnoid di tempat itu. Semua orang di tempat tinggal Wali Kota, dan juga penduduk kota Fernanda semuanya adalah manusia.

"Kalian itu apa?" tanya salah satu penjaga kepada Jack dan Polisi Kop.

"Kami adalah Carnoid dari pulau Carokarta. Pak security, boleh kami bertemu dengan Wali Kota?" kata Polisi Kop.

"Jangan kemana-mana! Biar saya panggilkan," ujar security itu.

Jack dan Polisi Kop pun harus menunggu di lorong gedung tempat tinggal Wali Kota. Untungnya lorong itu cukup besar untuk dimasuki oleh para Carnoid.

Setelah menunggu selama lebih dari tiga menit, seorang pria keluar dari sebuah ruangan di ujung lorong dengan ditemani dua penjaga. Pria itu adalah walikota Fernanda, yang memiliki nama asli Ahmad Raesya. Polisi Kop mau mendekati Wali Kota, namun Wali Kota menggunakan tangannya untuk menyuruhnya berhenti.

"Wali Kota Raesya," ujar Polisi Kop.

"Pak Wali Kota, kami kesini mau...." Jack mau mengatakan sesuatu, tapi tidak sempat menyelesaikan perkataannya karena dipotong oleh Wali Kota.

"Aku sudah tahu, kok. Kanselir Carnoid Sabre dan Presiden sudah ngasih tahu aku alasan kalian kesini," kata Wali Kota Raesya. "Security, tolong tinggalin kami!"

Para penjaga pun meninggalkan Wali Kota bersama dengan Jack dan Polisi Kop. Sekarang di tempat itu hanya ada Wali Kota, Jack, dan Polisi Kop.

"Kalau begitu, apa anda setuju untuk melakukannya? Maksudku, apa anda mau bekerja sama?" tanya Polisi Kop.

Wali Kota Raesya menghela napas, kemudian berkata, "Denger, ya. Aku mau kalo ngebantuin kalian melakukan apa aja. Tapi kalo aku ngebiarin kalian tinggal dan hidup bebas di kota ini, itu masih lumayan sulit. Misalnya di kota ini, ada larangan untuk balapan sembarangan dan yang lainnya. Kalo beberapa penduduk kota melihat mobil yang unik seperti kalian, mereka bisa melakukan seenaknya dan kalian akan kesusahan."

"Kami sudah siap menghadapi apapun yang akan terjadi," kata Jack. "Lagian, kota ini damai dan tidak kacau seperti beberapa kota lainnya di Indonesia. Menurut kami disini aman buat para Carnoid."

"Aku, eh... Biar aku pikirin dulu, ya. Nanti kalian balik lagi kesini," kata Wali Kota.

"Hmm. Oke, deh. Dadah!" kata Polisi Kop sambil mengajak Jack untuk pergi.

Polisi Kop dan Jack pergi ke lorong lainnya yang menurut mereka mengarah ke jalan keluar. Setelah para Carnoid itu pergi, Wali Kota Raesya berjalan ke ruangannya. Begitu sampai di depan ruangannya, Wali Kota Raesya membuka pintu ruangannya dan kemudian dia pun masuk.

Wali Kota Raesya menutup pintunya lagi setelah dia berada di dalam ruangannya. Kemudian dia berjalan ke arah kulkas di ruangannya untuk mengambil minuman. Wali Kota sampai di depan kulkasnya, lalu membukanya pintu kulkasnya dan mengambil sebuah gelas plastik berisi es teh.

Setelah mengambil gelas es teh itu, Wali Kota Raesya mengambil sebuah sedotan dan kemudian dia menutup pintu kulkasnya. Lalu dia berjalan ke arah meja kerja nya. Dia duduk di kursi meja kerjanya dan meminum es teh nya menggunakan sedotan.

Setelah selesai minum, Wali Kota Raesya membuang bekas minumannya ke tong sampah di bawah meja kerja nya. Kemudian dia berdiam diri di meja kerja nya sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan. Di belakangnya ada sebuah jendela yang memperlihatkan pemandangan kota Fernanda. Wali Kota Raesya pun berdiri dan menghampiri jendela ruangannya.

Begitu Wali Kota Raesya sampai di dekat jendela, dia langsung bisa melihat pemandangan kota Fernanda yang diterangi cahaya lampu karena sudah mau malam. Di kejauhan, ada replika piramida mesir dan replika monas yang bisa dilihat dari jendela. Wali Kota Raesya terus menatap ke jendela, menikmati pemandangan kota, dan dia mulai mengingat kejadian di masa lalu, sebelum dia menjadi Wali Kota seperti sekarang.

Raesya dan Kota FernandaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin