Tetangga

4 1 2
                                    

"Ini kamarmu selama kamu di kota," kata Rizky sambil membuka pintu kamar nomor 208.

"Jadi begini apartemennya. Ada kolam renang, ga?" tanya Raesya.

"Ada. Di rooftop apartemen ini," kata Rizky.

Setelah membuka pintu kamar nomor 208, Rizky menyuruh Raesya untuk masuk ke kamar. Raesya pun masuk ke dalam kamar itu.

"Nanti malem kalo mau makan bilang aja ya. Aku bisa ajakin kamu ke restoran terdekat," ujar Rizky.

"Oke," sahut Raesya.

"Dadah," kata Rizky sambil langsung menutup pintu kamar Raesya.

Kemudian, Raesya menaruh kopernya di dekat meja dan mengeluarkan pakaian ganti dan menaruh pakaian ganti tersebut di atas kasur. Setelah itu Raesya pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Setengah jam kemudian, Raesya selesai mandi. Dia keluar dari kamar mandi dan kemudian ganti baju. Baru saja Raesya selesai ganti baju, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

"Siapa itu?" tanya Raesya.

Tanpa menunggu jawaban, Raesya berjalan ke pintu kamarnya dan kemudian membukanya. Raesya melihat seorang laki-laki yang memakai piama sedang berdiri di depan kamarnya. Laki-laki itu membawa tas kantong berisi beberapa barang.

"Halo. Kamu pasti Raesya, kan? Aku Gani, tetanggamu dari kamar sebelah."

"Kok kamu tahu namaku?" tanya Raesya dengan bingung.

"Rizky Fernanda sudah kasih tahu aku kalo kamu bakal dateng," jawab Gani.

"Oh, oke. Masuk aja," kata Raesya.

Gani pun masuk ke kamar Raesya sambil membawa tas kantongnya sementara Raesya menutup pintu kamarnya lagi. Kemudian, Gani menaruh tas kantongnya di atas meja makan.

"Jadi, kenapa kamu nginap di kota Fernanda? Kenapa kamu kesini cuma sendirian? Berapa lama kamu nginap disini? Dan kenapa rambut mu kelihatan basah?" Gani terus memberikan banyak pertanyaan pada Raesya.

"Rambutku basah karena aku habis mandi," ujar Raesya.

"Ohh. Omong-omong, aku bisa bantuin kamu kalo kamu mau minta bantuan," kata Gani.

"Okey, makasih," kata Raesya.

Raesya memeriksa tas kantong di atas meja makan. Tas kantong itu berisi barang-barang seperti kaleng makanan, sumpit, bungkus mie instan, tiga mangkuk plastik, buku tulis, botol air putih, tisu toilet, dan plastik makanan yang berisi ikan Bandeng.

"Kamu nggak perlu ke samping buat panggil aku. Kamu bisa telepon aku aja. Nomor aku ada di buku tulis itu," kata Gani.

"Oke, oke," sahut Raesya.

Kemudian, Gani berkata, "Sekarang tolong ceritain tentang dirimu."

"Maaf, tapi besok ya. Aku baru nyampe disini beberapa jam yang lalu, aku mau istirahat sekarang," kata Raesya.

"Oh, oke. Tapi aku seneng bisa kenalan. Dadah, Esa."

Gani berjalan ke arah pintu kamar Raesya. Dia lupa kalau pintunya tertutup sehingga Gani pun menabrak pintu.

"Ah, Ya ampun!" gerutu Gani.

Raesya tertawa sedikit, lalu dia berhenti.

Gani berusaha tidak mempedulikannya. Dia langsung membuka pintu kamar Raesya dan keluar, lalu menutup pintunya. Setelah itu, Raesya pun melanjutkan kegiatannya.

BERSAMBUNG...

Raesya dan Kota FernandaWhere stories live. Discover now