Perjalanan ke Kota Fernanda

7 1 0
                                    

Setelah pekerjaannya sebagai pak RT sementara di desa Negeri Jauh akhirnya selesai setelah tiga bulan, Raesya kembali ke Jakarta untuk beristirahat. Namun setelah baru beristirahat selama empat hari, Raesya berencana untuk pergi lagi. Kali ini, dia akan ke Papua untuk mengunjungi kota Fernanda.

Raesya selesai menyiapkan barang-barangnya dan dia pun bersiap untuk memesan GrabCar untuk pergi ke bandara. Saat mau memesan GrabCar, terdengar suara klakson mobil. Raesya pun keluar dari rumahnya untuk memeriksanya.

Saat sampai di teras rumahnya, Raesya terkejut saat melihat sebuah mobil balap berwarna merah yang diparkir di depan rumahnya. Raesya semakin terkejut saat melihat orang yang menyetir mobil itu adalah Bang Jamal.

"Halo, Esa. Ente mau ke bandara kan? Sini biar ane anterin," kata Bang Jamal.

"Ga usah, bang. Takut ngerepotin. Saya naik GrabCar aja," kata Raesya.

"Gapapa, sama ane aja. Biar hemat uang kalau misalnya ente mau beli sesuatu di sana."

"Oke, oke Bang Jamal."

Raesya pun batal memesan GrabCar dan kemudian Raesya masuk ke mobil Bang Jamal sambil membawa barang-barangnya. Setelah itu, Raesya dan Bang Jamal pun berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta.

Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Bang Jamal membantu Raesya membawa barang-barangnya ke dalam bandara. Seorang petugas melihat mereka dan petugas itu pun langsung mereka membawa barang-barang Raesya.

"Sayang banget ente udah beli tiket pesawat, padahal kita bisa ke Papua pake pesawat pribadi ane," kata Bang Jamal.

"Habis mau gimana lagi, bang? Saya sudah terlanjur pesen tiket," kata Raesya.

"Gimana kalau nanti pas pulang ane jemput pake pesawat pribadi? Biar hemat sekalian. Ente mau ga?" tanya Bang Jamal.

"Hmm, boleh deh," jawab Raesya. "Insya Allah kalau saya bisa, saya mau naik pesawat pribadi Bang Jamal waktu pulang nanti."

"Oke kalau begitu. Dadah, Mas Raesya. Hati-hati di jalan ya. Jangan lupa berdoa," kata Bang Jamal.

"Siap, Bang Jamal," sahut Raesya.

                               ***

Raesya duduk di kursi nomor 04, dekat dengan jendela pesawat. Ketika dia baru saja duduk, Raesya melihat seorang pria juga duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian, terdengar suara perempuan yang memberitahukan bahwa pesawat akan segera lepas landas.

Raesya melihat ke jendela dan menyadari kalau pesawatnya sudah mulai bergerak. Raesya dan penumpang lainnya langsung mengenakan sabuk pengaman di kursi mereka. Tak lama kemudian, roda pesawat itu terangkat dan pesawat itu pun lepas landas.

"Sebelum sampai pada ketinggian 13.000 kaki, mohon tetap di tempat duduk masing-masing dan jangan berkeliaran di kabin pesawat," kata suara yang ada di dalam pesawat itu.

Raesya melihat ke jendela lagi. Lalu dia menyalakan HP nya dan membuka aplikasi Twitter-nya.

"Baru pertama kali ke kota Fernanda?" Sebuah suara seseorang yang bertanya terdengar di dekat Raesya.

Raesya menghadap ke samping dan melihat pria yang duduk di sebelahnya.

"Bapak nanya ke saya?" tanya Raesya.

"Iya," jawab pria yang duduk di sebelah Raesya. "Ini baru pertama kalinya kamu ke kota Fernanda?"

"Iya, ini baru pertama kali," kata Raesya. "Kalau bapak?"

"Sama," kata pria yang duduk di sebelah Raesya. "Kayaknya hampir semua orang di pesawat ini belum pernah ke sana karena kota itu belum benar-benar selesai dibangun."

"Bapak kenapa mau ke kota Fernanda?" tanya Raesya.

"Buat nyari kerja, nak. Keluarga saya tinggal di desa yang terpencil dan sederhana dibandingkan desa lainnya," ujar pria yang duduk di sebelah Raesya.

"Nama saya Raesya. Saya temennya anaknya orang yang bangun kota Fernanda."

Raesya memperkenalkan dirinya pada pria yang duduk di sebelahnya. Pria itu pun juga memperkenalkan dirinya pada Raesya.

"Senang bisa kenalan. Saya Fadhil Saputra."

BERSAMBUNG...

Raesya dan Kota FernandaWhere stories live. Discover now