📍 [Resepsi] 📍

13 9 41
                                    

Araya tak henti-hentinya berdecak kagum melihat resepsi yang begitu mewah, terlebih lagi Gevran sengaja menyewa gedung mewah ini untuk acara pernikahannnya.

"Evan, apa ini gak terlalu berlebih-lebihan, ya? Aya pengennya yang sederhana aja, gak perlu mewah kayak gini."

"Aku maunya gini, dalam kamus aku, nikah itu cuma satu kali, dan aku maunya cuma nikah sama kamu dengan resepsi yang mewah. Ini bakalan jadi kenangan yang gak bakal aku lupain, Aya."

Araya akui jika keluarga Gevran memang terbilang keluarga konglomerat. Ayah Gevran memiliki cabang perusahaan di berbagai negara. Tak ayal bagi Gevran untuk tak bisa mendapatkan apa yang ia mau. Meskipun Gevran menyewa gedung hotel ini untuk acara resepsi pernikahannya, uangnya tidak akan ada habisnya. Namun, Araya juga tak suka jika Gevran menghambur-hamburkan uangnya. Cukup dengan pernikahan sederhana juga ia bahagia, asalkan pernikahannya sah, ia tetap bahagia, karena bisa menikah dengan Gevran, lelaki yang ia cintai.

Akad nikah sudah diselenggarakan, kini giliran keduanya menyambut para tamu undangan yang telah hadir di acara pernikahan keduanya.

Gevran menyambut tamu undangannya dengan sesekali melirik gadis yang kini sudah sah menjadi istrinya. Gevran terpesona akan paras Aya yang begitu cantik, hal itu mampu membuatnya lagi-lagi jatuh cinta padanya.

"Aya, ke kamar yuk," ajaknya seakan tak sabar akan menggempur sang istri.

Araya beralih menatap Gevran "Tapi ini belum selesai, Evan. Aya juga pengen makan dulu."

"Evan duluan aja, nanti Aya nyusul."

"Gak!" tolak Gevran. Jelas ia tak akan meninggalkan gadisnya sendiri. Ia tak bisa membayangkan jika gadisnya digoda oleh para lelaki hidung belang.

"Sayang ayo," rengeknya. Namun, Araya malah mengabaikannya.

"Aya jahat ih," lirinya dengan mencebikkan bibirnya bersiap akan menumpahkan tangisnya saat itu juga.

Araya menghela nafas berat. Akan sangat susah sekali untuk membujuk Gevran agar tidak menangis ketika dalam mode manja seperti ini, lebih baik ia menuruti kemauan Gevran.

"Ya udah ayo, Evan jangan sedih ih nanti Aya ikutan sedih."

Gevran tersenyum senang dengan mata yang berbinar. "Ayo!"

"Yah, Bun! Aku sama Aya ke kamar dulu!" pekiknya membuat Araya malu sendiri dengan Gevran yang memekik, tentu membuat atensi tamu undangan tertuju pada sepasangan suami istri yang baru saja menikah itu.

"Buset dah, si bos kagak sabaran banget mau bikin debay," celetuk Rayhan.

"Iya anjir tu anak kebelet nikah juga kayaknya, masih SMA juga udah main unboxing anak orang!" sahut Jefrino.

"Kasian adek gue, pasti digempur habis-habisan tuh sama si bos," celetuk Devian.

Steven memilih menyimak seraya meminum wine-nya. Ora minum, ora asik! Begitu pikirnya.

============
•VARIABEL•
============

Bruk

Araya terkejut ketika Gevran mendorong tubuhnya hingga kini dirinya terlentang di atas kasur, sedangkan Gevran menindih tubuhnya membuat rasa gugup kian menyelimutinya.

Jantungnya berdegup sangat kencang dari biasanya, bahkan kini aroma nafas mint dari lelaki itu kian menerpa kulit wajahnya. Tentu saja hal itu terasa memabukkan. Ia merasa banyak sekali kupu-kupu yang menggelitiki perutnya.

Araya mengigit bibir bawahnya menahan desahannya ketika Gevran menciumi leher jenjangnya, dengan sesekali meninggalkan jejak di sana.

"Emhh ..."

Gevran menghentikan aktivitasnya lalu mengangkat wajahnya menatap gadisnya dengan teduh. "Jangan ditahan sayang, aku mau denger desahan kamu," ujar lelaki itu dengan suara rendahnya.

"Aya malu," cicitnya membuat Gevran terkekeh.

"Aku udah jadi suami kamu sayang, jangan malu-malu. Sebentar lagi kamu akan jadi milik aku, seutuhnya. Aku bakalan liat semuanya, sayang."

"Tapi tetep aja malu," cicit gadis itu dengan pipi yang sudah memerah.

Cup

"Aku harap, ini emang first kiss kamu," ujar Gevran membuat Araya tak mampu lagi untuk berkata-kata. Gadis itu terpaku seakan tak percaya jika Gevran barusan mengecup bibirnya, untuk pertama kalinya.

Gevran terkekeh melihat gadisnya yang hanya terdiam. Ia kembali menempelkan bibirnya pada bibir ranum istrinya lalu melumatnya penuh kelembutan seakan tak mau membuat bibir istrinya terluka.

Araya masih terdiam tak membalas lumatan Gevran. Bukannya tak mau, melainkan tak bisa karena ini kali pertamanya. Gadis itu menatap lekat mata hitam legam milik Gevran. Seakan terhipnotis ia memejamkan matanya seolah terbuai akan ciuman yang Gevran berikan. Dengan refleks gadis itu mengalungkan tangannya di leher suaminya lalu mulai membalas lumatan Gevran tak kalah lembut.

Skip

TBC

Meskipun nantinya Araya udah gak perawan lagi, manggilnya gadis aja ya, kalo wanita kayak kurang sreg aja gitu. Gakpapa, ya?

Sorry di skip wkwk, karena queen bingung nyusun kalimatnya kalo adegan sex, gakpapa ya sampe situ aja🌚

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VARIABELWhere stories live. Discover now