🍼 [Baby Gevran] 🍼

15 6 35
                                    

Di sebuah apartemen yang cukup luas terdapat dua insan berbeda jenis yang tengah duduk di atas sofa dengan sang lelaki yang mengobati lutut gadisnya. Dia Gevran, lelaki itu mengobati lutut Araya dengan begitu telaten.

Beruntung lukanya tidak begitu parah membuat Araya tidak terlalu kesakitan ketika diobati.

"Emang tadi Evan nyuruh Aya pulang duluan?" tanya Araya masih penasaran.

"Nggak, Aya. Dia cuma ngambil kesempatan biar Evan pulang bareng dia."

Araya mendengkus kesal. "Tau gitu mah Aya tunggu aja, ihh kesel."

"Makannya jangan percaya lagi sama dia," sahut Gevran seraya terkekeh karena merasa gemas sendiri dengan gadisnya.

"Iya deh gak lagi, kok."

Gevran mengacak pelan rambut gadisnya. "Good girl," pujinya dengan tersenyum hangat.

============
•VARIABEL•
============

"Aya," panggil Gevran dengan berjalan keluar kamar.

Lelaki itu mengucek matanya dengan pelan. Wajahnya terlihat seperti bayi yang baru saja bangun dari tidurnya.

Netranya tak sengaja menangkap sosok gadisnya yang tengah menggoreng telur. Gevran dengan segera melangkah menghampirinya lalu melingkarkan lengannya pada pinggang ramping gadisnya. Ia menaruh dagunya di atas bahu Aya lalu menatap gadisnya dari samping.

"Lagi ngapain sih? Ngapain coba pake masak segala, ngapain, hm?" tanyanya dengan lembut.

"Aya pengen belajar masak aja biar Aya bisa jadi istri sekaligus ibu yang baik nantinya."

"Kamu calon ibu dari anak-anak aku sayang, kamu bukan pembantu."

"Aya emang bukan pembantu, Aya cuma pengen belajar aja biar gak ngandelin Evan mulu."

"Masak sama beres-beres rumah itu tugas pembantu, kamu cukup layanin aku aja."

"Layanin gimana?"

"Ya kamu cukup tidur di bawah, dan aku di atas kamu."

"Ihh masa Aya di tindih sih," gerutu gadis itu membuat Gevran terkekeh.

"Gak sakit sayang, aku gak sepenuhnya juga nindih kamu. Aku tahan kok sama tangan."

"Aya gak ngerti, gimana sih?"

"Mau di praktekin?" goda Gevran membuat Aya mengangguk polos.

"Ide bagus!"

Gevran bungkam. Begitu poloskah gadisnya itu?

"Nanti aja kalo udah sah," kata Gevran membuat Aya mengerjap lucu.

"Maksudnya nanti aja kalo udah sah jadi suami istri?" tanyanya begitu polos.

Gevran berdehem pelan. "Iya sayang."

"Evan pengen bobo!"

"Evan masih ngantuk?" tanya gadis itu diangguki oleh Gevran.

Gevran mengangguk lalu mematikan kompornya terlebih dahulu, setelahnya ia mengurai pelukannya lalu membawa gadisnya menuju kamar.

"Evan pengen itu," cicit Gevran setelah keduanya berbaring di atas kasur.

Araya mengernyit heran. "Pengen apa? Ngomongnya yang jelas, ish."

"Anu, Evan pengen itu ..."

"Iya pengen apa?"

"Pengen ngedot," cicit lelaki itu membuat Araya menepuk dahinya pelan.

VARIABELWhere stories live. Discover now