-----------------------------------------

"Ciee yang baru gajihan"

Rena mendelik saat mendengar godaan ibunya barusan, sejenak dia meringis saat mengingat jika uang gajihannya sudah dia belikan pada novel sialan dan benda itu sudah dia buang. Apa ibunya akan mencincangnya jika tau?

"Mana nih bagian buat ibu? Masa kamu gajian ibu gak dapat bagiannya juga. Ibu tiap hari bikinin sarapan loh" ucap ibunya lagi.

"Ya ampun, Bu. Rena baru aja pulang bukannya di tawarin makan malah di palakin" gerutu Rena.

Ibu Rena tertawa kecil, senang sekali menggodai anaknya hingga jengkel. "Tapi beneran deh Ren, kulkas udah mulai kering tuh."

"Iyaaa buu, entar Rena ke supermarket. Rena nafas dulu, yakali baru dateng langsung pergi lagi." Rena mendudukan pantatnya kasar ke sofa.

Malas sekali sebenarnya, tapi yang akan memakan camilan itu adalah dia sendiri, jadi tidak ada alasan untuk menolaknya.

"Terserah kamu aja deh, Ibu mau cuci pakaian dulu."

Setelah mengatakan itu, ibu Rena menyelonong pergi meninggalkan Rena yang terduduk di sofa ruang tamu.

Besar keingin Rena untuk membuang ibunya ke gurung-gurung, tapi takut di cap durhaka dan dikutuk jadi batu.

Rena menarik nafas lelah, sepetinya dia harus kembali memutar niatnya dan pergi berbelanja ke supermarket dibanding ibunya kembali mengungkit mengenai gajihnya.

"Sabar ren, itu ibu Lo... Sabarr." gumamnya sembari keluar dari rumah lagi untuk membeli camilan dan keperluan dapur lainnya.

________________________________

Rena keluar dari supermarket dengan tangan penuh dengan kresek berisikan belanjaannya, tidak berat, namun mampu membuat Rena kurus jika harus membawa belanjaan sebanyak ini setiap harinya.

"Untung duit gue masih ada" ucapnya sembari berjalan pulang, dia memang tidak menggunakan alat transportasi apapun, itung-itung olahraga malam, pikirnya.

"Lagian heran deh, kenapa duit kalau lagi pegang banyak cepet abis si?. Gue ada beli barang goib kah?"

"Andai nyari duit secepet ngabisin duit, dah kaya raya gue" ucapnya terlampau halu.

Rena terdiam bingung, agak heran dengan ibu-ibu yang berjongkok di tengah jalan. Rena menyipitkan mata untuk memperjelas apa yang di lakukan wanita berumur itu.

Setelah jelas, Rena mengangguk mengerti. Ibu-ibu itu sepertinya menjatuhkan beberapa buah-buahan di jalan, terlihat dari kresek yang sobek di samping tubuhnya.

Tidak peduli dengan itu, Rena melanjutkan acara jalan kakinya untuk pulang, takut-takut jika ibunya menunggu dengan sapu lidi karna lama menunggunya pulang.

Membayangkannya saja Rena sudah menggidik ngeri, semenyeramkan itu ibu Rena.

Wanita itu melirik sekilas pada Rena, dan secara kebetulan Rena juga melihat ke arah wanita itu. Sekali lagi, Rena tidak peduli. Dia malas berbaik hati hanya untuk memungut makanan yang jatuh, baginya itu hanyalah hal sepele yang dapat di selesaikan sendiri.

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Where stories live. Discover now