| baik, tuan.
Sebagai bentuk menjaga keluarga, hanya ini yang bisa Jaden lakukan.
Menyewa sekitar 15 penjaga bertubuh kekar yang ia perintahkan untuk menjaga keluarganya yang sedang dirumah, serta 4 penjaga lagi yang sedang mengikuti mobil Bumi.
Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang kaya.
Kayak Jaden maksudnya.
🥜🥜🥜
Sudah tepat 3 hari lamanya.
3 hari Aruna tidak melihat wajah Hazel, tidak mendapatkan balasan pesan dari Hazel, tak juga mendapat jawaban telepon dari Hazel.
Kemana laki-laki itu pergi? Bahkan Jaden juga tidak ada. Saat bertanya pada 3 temannya yang lain, mereka semua menjawab tidak tahu padahal Aruna bisa melihat Raja sedang bertukar pesan dengan Jaden di ponsel lelaki itu.
"Aruna! Turun sebentar, sayang." suara Mama Luna terdengar dari lantai bawah.
Aruna mengambil ikat rambut kemudian mengumpulkan rambutnya yang mulai panjang menjadi satu sebelum ia ikat hingga rapih. Setelahnya Aruna melangkah menghampiri Mamanya.
"Kenapa, Ma?" sampai diruang keluarga, Aruna mendudukkan diri disamping Mamanya.
Luna menggeser duduknya mendekati Aruna kemudian tangannya membawa kepala anak perempuannya bersandar dibahunya.
"Mama kenapa?" tanya Aruna yang kebingungan dengan sikap sang Mama saat ini. Tiba tiba sekali.
Luna menggeleng, "Mama cuma kangen anak Mama. Kamu sibuk hp terus, Mama sampe dicuekin."
Aruna terkekeh pelan mengangkat kepalanya kemudian memberikan kecupan di pipi putih Mamanya yang halus kemudian bersandar lagi. "Maafin Runa ya, Ma."
"Gak apa apa, cantik." diusapnya kepala Aruna dengan sayang. "Kamu sama Hazel baik baik aja, kan? Mama jarang lihat Hazel."
Aruna diam.
Mamanya saja menyadari ketidakhadiran Hazel akhir akhir ini.
Dari Aruna yang biasanya tidak ingin minta dijemput sekolah, akhir akhir ini malah minta dijemput terus menerus.
Keterdiaman Aruna dipahami Luna. Sepertinya ada sesuatu.
"It's okay. Nanti juga balik lagi apapun alasan dia menjauh."
Aruna harap juga begitu.
"Mau Mama ajarin bikin kue bolu, gak?" Aruna mengangkat kepalanya kemudian mengangguk.
"Mau, Ma!"
"Let's gauurrr!"
🥜🥜🥜
Pukul 7 malam disebuah malam yang dingin.
Aruna menghela nafas kemudian turun dari motor ojek yang ia pesan. "Makasih ya, Pak." ucapnya kemudian melangkahkan kaki mendekati rumah besar keluarga Hazel.
Baru ia akan melangkah lebih dekat, dua pria berbadan kekar menghadang jalannya.
"Permisi?" Aruna mendongak dengan kening berkerut menatap dua pria tinggi tersebut bingung.
YOU ARE READING
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...
◄• 21 •►
Start from the beginning
![Hello, Hazelnut! [END]](https://img.wattpad.com/cover/328412586-64-k216301.jpg)