Prolog

132 58 154
                                        

WARNING!!!
WAJIB VOTE SEBELUM BACA
BIAR BERKAH☺️🫶



Happy Reading

Silir angin di bawah redup sinar rembulan malam, gadis itu melangkahkan kakinya di sepanjang jalan, tak ada satupun yang dapat membaca setiap luka goresan yang ada di dalam hatinya.

Matanya terpejam dan mengadahkan wajahnya ke langit, Ia sedang berusaha menahan bulir air mata yang akan lolos.

Dosa apa yang pernah gadis itu perbuat sehingga Ia harus menanggung semua penderitaan yang Ia alami.

Melangkahkan kakinya secara perlahan, bahkan untuk berjalan pun dirinya sudah tak mampu. Tiba tiba jantungnya berdegup kencang, perasaan apa itu? mengapa sangat tiba tiba.

Shaqeela Naumara memegang dadanya yang terasa sesak karena pacu detak jantungnya yang tak normal. Muncul rasa khawatir di dalam dirinya, Qeela mencoba untuk berpikir tenang.

Di keadaan seperti ini hanya ibunya lah yang mampu menenangkan hatinya, Qeela mempercepat langkahnya, menghapus air mata yang lolos tanpa aba aba.

Karena tak ada satupun kendaraan yang berlalu lalang, jadilah Qeela terpaksa berjalan walaupun langkahnya terlihat compang camping. Keadaannya sangat memprihatinkan, luka memar di wajahnya, pakaiannya yang lusuh dan terlihat beberapa sobekan di bajunya.

Qeela berlari sekuat tenaga, menelusuri setiap jalanan, tak beberapa lama Qeela memberhentikan langkahnya sekedar untuk mengatur napasnya.

Matanya memantulkan kobaran api, Qeela berteriak histeris. Tepat di depan rumahnya, Qeela mendapati api yang sudah berkobar melahap kediamannya. Pikirannya kini hanya tertuju kepada Ibunya.

Tak sedikit orang yang membantu untuk memadamkan si jago merah, Qeela mencoba masuk kedalam rumanya tetapi beberapa orang mencegahnya, hal tersebut sangat membahayakan keselamatannya.

Qeela menangis histeris, Ia terus memanggil nama Ibunya. Beberapa orang mencoba untuk menenangkannya, hingga beberapa pasukan pemadam kebakaran tiba.

Api berhasil padam, Qeela bergerak untuk mencari Dwi Riliana ibunya. Qeela menelusuri setiap puing puing bangunan yang hangus terbakar.

Sekujur tubuhnya menegang, tangan Qeela bergetar kuat, kakinya sudah terasa seperti jelly. Qeela mendapati Ibunya yang sudah hangus terbakar oleh api, Qeela menangis sejadi jadinya, Ia menepuk pipinya dan menganggap ini hanyalah sebuah mimpi.

Tim evakuasi bergerak mengambil jasad Liana, dengan bantuan Qeela berdiri dan mengikuti tim evakuasi.

Qeela mentap dengan tatapan kosong, pikirannya sangat kacau, Ia seperti selembar kertas yang melayang di udara tanpa tau arah.

Disisi lain, Nampak seorang pria bersweeter hitam berdiri di balik pohon menyaksikan kejadian tersebut.

Tak sengaja pandangan Qeela mengarah kepada pria tersebut, keduanya saling bertatapan. Pria tersebut menatap dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

Qeela mengenal bahkan sangat mengenal siapa pria tersebut, Ia yakini bahwa pria tersebutlah yang melakukan semua ini. Qeela bersumpah, sebelum Ia membalaskan dendamnya, Qeela tak akan pernah memanjangkan rambutnya.



SHAQEELA NAUMARA

SHAQEELA NAUMARA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



DWI RILIANA

DWI RILIANA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DANDELION (On going)Where stories live. Discover now