Petang Puluh

182 22 5
                                    

Entah seberapa panjang cerita ini akan di tuang, kadang kami juga merasa bosan.

-keluh kesah pembaca

----•••----

"Bu dapat kiriman Starbucks dari Go-Food." Seorang murid laki-laki yang tadi meminta ijin ke kamar mandi meneteng totebag berisi dua cup Signature Chocolate berukuran Venti dan dua pastries. Di gelas pertama ada tulisan 'udh bersih' membuat gadis itu tertawa tertahan lalu di gelas selanjutnya 'ini di bawa pulang aja'. Di setiap tulisan ada nama 'KArya' sebagai inisial penulis.

Deandra menggeleng-gelengkan kepalanya setelah ia mengirim gambar tadi pada sang pengirim.

Dra
Seenggaknya aku punya foto km brewokan

Mas Arya
Katanya jijik,

Bagaimana tidak risih jika acara tembungan atau lamaran nya kemarin Arya masih dengan brewoknya yang lebat itu. Usut punya usut itu adalah buah tangan tugas nya di Papua selama tiga bulan. Dan di tambah lagi ia kesal karena setelah acara itu Arya malah merapikan wajahnya, tepat pada sore hari sebelum kembali berdinas di Grup 2.

Dra
Ak msh mrh

"Bu, ini udah boleh pulang belum. Lima menit lagi bel pulang." Mendengar itu kepalanya yang sedang menyimak pesan dari Arya teralihkan lalu melihat arlojinya.

"Kemas kemas aja. Tapi jangan lupa Minggu depan di siapkan bahannya ya, kita praktik ke lab nanti. Dan jangan lupa jas lab nya."

Lalu mengemasi buku Campbell---buku setan makhluk biologi miliknya ke dalam tas dan berjalan keluar sesaat setelah bel berbunyi. Tangannya meraih kembali ponselnya di dalam saku batik yang ia kenakan.

Mas Arya
Typing nya g enak di lihat bgt
Aku di depan,
Tpi keduluan kayaknya.

Keduluan kenapa? Padahal dia kan belum pulang. Sampai di gerbang keluar karena menunggu Awan dirinya di kejutkan oleh keberadaan seorang laki-laki yang mengenakan kaos polo berwarna hitam serta celana jins biru navy. Kepalanya di tutup dengan topi hitam polos serta pergelangan tangannya terdapat jam tangan. Penampilan yang membuat seorang Dipta menjadi lebih dewasa. Sangat jauh sudah perubahan Dipta selama empat tahun ini.

Ya Dipta! Laki-laki yang kini sedang berdiri dengan menyandarkan punggungnya di mobil hitam. Dengan pembawaan demikian membuat dirinya di liriki siswa siswi yang sedang berjubel keluar untuk pulang.

"Jemput Bu Guru," ucapnya setelah Deandra berdiri satu meter di depannya.

Gadis itu hanya terdiam lalu melihat jalanan di sekelilingnya. Lima meter di belakang mobil milik Dipta, ada mobil milik Arya yang juga berhenti di sana. Dia hanya tersenyum masam saat menoleh ke belakang sebelum masuk ke dalam mobil milik Dipta. Yang tanpa di ketahuinya Arya hanya tertawa kecil melihat Deandra saat melirik ke kendaraannya.

Dahinya mengernyit heran saat melihat di kursi yang akan di duduki terdapat seikat bunga berwarna-warni tanpa kertas pembungkus. Nampak sederhana namun terlihat indah, tangkainya di ikat menjadi satu dengan lilitan tali goni.

"Makasih," ucapnya sambil menghirup aroma bunga yang ia pegang.

Dipta mengangkat kedua alisnya, "makasih aja?"

GambuhWhere stories live. Discover now