Papat

196 22 0
                                    

"Peringkat satu paralel angkatan ke-56 dengan perolehan nilai 38,70 atas nama Adipati Radipta Dzulfikar Hasan dari kelas duabelas MIPA 4."

Riuh tepuk tangan untuk Radipta memenuhi telinga. Dengan setelah Nasional berupa jas hitam dan kemeja berwarna mint serta dasi biru tua membuat aura nya semakin keluar. Apalagi kepala nya yang terlihat rapi dengan potongan rambut cepak. Tersenyum manis dirinya berdiri di hadapan para hadirin dengan di dampingi kedua orang tua nya.

Sepatah dua patah kata ia sampaikan atas rasa syukurnya menjadi lulusan terbaik di angkatan mereka. Lalu setelah itu ia turun dari panggung dan kembali ke kursi nya, tentunya di samping Deandra. Sepasang insan yang nampak serasi jika bersanding, Deandra yang siang ini mengenakan kebaya berwarna biru muda di padukan dengan jarik serta riasan natural tetapi memberikan kesan cantik, sangat cantik di mata kekasihnya itu.

"Eh orang tua kamu datang kan Ra?" Tanya Dipta setelah itu sambil melirik Deanda di sampingnya.

Gadis itu mengangguk dan menunjuk sepasang paruh baya yang mengenakan batik di kursi orang tua paling depan.

Selepas acara itu di adakan foto bersama dan setiap siswa di berikan kesempatan untuk berfoto di salah satu venue yang di sediakan sekolah.

Hari ini akan mereka kenang sebagai hari perpisahan mereka. Hari terakhir sebagai siswa SMA dan telah menyandang gelar alumni SMAGA. Lalu setelah ini mereka akan menuju jalan baru mereka entah mereka yang akan masuk perguruan tinggi atau mereka yang akan mengabdi pada negara. Atau bahkan mereka yang memutuskan untuk bekerja karena mereka tak ingin kuliah atau lain sebagainya. Sebenarnya itulah yang di pikirkan Deandra sebelum itu. Ia tak ingin melanjutkan sekolah lagi karena ia ingin bekerja saja di angkringan Kakung nya. Tetapi mau di kata apa seorang putri satu satunya dari jenderal bintang dua hanya menjadi barista es teh, kan tidak lucu? Itu yang membuat dia antara niat dan tidak mengikuti seleksi SNM dari awal. Dan memang sudah jodohnya karena dia memiliki nilai yang bagus dan di terima di PTN. Sekarang statusnya ialah seorang calon mahasiswa jurusan MIPA dengan prodi biologi.

Dan mari kita lihat di kabupaten Sukoharjo dimana Deanda tinggal dan diam sekarang. Tangannya memegang ponsel dan sedang menunggu panggilan dari Radipta yang sedang mengikuti sidang Panpus di sana. Seharusnya ia sudah di hubungi, lalu lamunan nya berbuah hasil karena sebuah nomor menghubunginya.

"Assalamualaikum Deandraaaaaa!" Sapanya yang di sana membuat gadis itu tersenyum kecil sambil memainkan bunga Bougenville yang berjatuhan.

"Waalaikumsalam, gimana Dip?!"

"Aku habis sujud syukur, Alhamdulillah ya. Mohon do'a nya ya, aku lolos nih bahagia banget. Sayang kamu nggak ada di sini Ra, aku kangen kamu habis gini aku sudah nggak pegang ponsel lagi sampai tiga bulan ke depan." Jelasnya panjang lebar membuat Deandra ikut senang mendengar nya,

"Alhamdulillah, nggak papa Dip santai aku baik baik aja kok. Yang penting kamu fokus sama pendidikan kamu oke?"

"Siap, makasih calon ibu per. Eh nggak jadi, calon rekanita aja hehe."

Deandra tertawa setelah itu, "kok kamu jadi gaje sih Dip haha, eh sudah hubungi kelurga kamu kan?"

"Nggak tau aku tiba-tiba grogi aja sama kamu Ra. Iya udah kok, kamu yang terakhir nih. Eh tapi Ra, maaf ya sebelumnya aku mau kasih tau kamu sesuatu."

Perasaan Deandra mendadak tak enak mendengar hal itu, "apa Dip?"

"Cahyo gagal Ra, dia nggak masuk perangkingan. Aku lagi nggak sama dia soalnya calon yang lolos ada di lapangan dan dia ada di ruangan. Makanya aku berani bilang ke kamu, jangan tanya apa apa ke dia ya Ra. Biar dia cerita sendiri sama kamu kalau udah pulang nanti," 

GambuhWo Geschichten leben. Entdecke jetzt