Loro

310 25 0
                                    

Hari Sabtu yang cerah di langit Sukoharjo, sebuah kabupaten kecil di provinsi Jawa Tengah. Aku masih diam di pendopo milik Kakung sambil memperhatikan murid kelas tari yang meliuk-liuk dengan luwes. Jika aku yang melakukan itu di pastikan akan lebih mirip pantomim daripada menari. Aku tak se gemulai mereka sebagai perempuan, jujur saja nilai ke feminiman ku hanya C di mata Kakung. Tetapi aku masih bisa kesenian di bidang lain, bermain gamelan atau sinden. Karena suara ku ini tak buruk buruk sangat untuk di pakai menyanyi. Yah setidaknya suara gong hampir mirip dengan suara ku.

Suara sepeda motor membuat ku menoleh ke samping. Radipta dengan motor Supra kesayangan nya setra helm INK berwarna hijau lumut. Banyak sekali kenangan bersama motor dan helm itu jika aku bersama Dipta.

"Ayo," Ajaknya sambil berjalan ke arahku tanpa melepaskan helm yang ia pakai.

Sementara aku hanya mengangguk dan mengambil helm di meja tamu. Duduk di belakang dan segera dia pamit pada Kakung dan Uti.

Motornya melaju santai ke Kabupaten sebrang. Melewati pohon pohon di pinggir jalan dan orang ini hanya diam. Kebiasannya saat mengendarai sepeda motor hanya diam dan jarang sekali mengajak ku bicara. Karena dia tak akan fokus juga mengendarai motor sambil bicara. Lagipula sia-sia saja bicara waktu mengendarai sepeda motor kan? Pasti akan terdengar suara 'Hah' dariku terus menerus karena tak jelas suaranya, bolot.

Setelah dua puluh menit perjalanan kami pun sampai di Karanganyar. Pesawat besar terparkir di sisi barat kolam renang yang akan kami masuki. Pesawat itu juga termasuk salah satu destinasi jika ke sini.

"Aku aja yang bayar Ra," Katanya padaku saat hampir saja aku mengeluarkan selembar uang berwarna ungu.

Aku hanya mengangguk dan selalu saja seperti itu. Sejujurnya aku tak pernah membayar tiket di sini jika aku bersama Dipta. Karena dia selalu membayar milikku juga, kalau di pikir pikir dan di hitung kami satu bulan minimal 5x ke sini. Di kali 12 lalu di kali 2 setengah tahun aku bersama Dipta. Yah lumayan juga untuk membeli sepeda motor second satu merk dengan Astro.

Masuk ke kolam yang masih lumayan sepi karena hanya beberapa orang. Aku mengikuti langkah Dipta dan berhenti di tribun penonton di sisi kanan. Lalu laki-laki itu melepas celana training panjang yang ia pakai dan menyisakan celana pendek saja.

"Kamu nggak ikut?" Tanya nya setelah melepas kaos yang ia pakai. Lalu menarik narik lengan ku mencari sesuatu, "udah pakai baju nya, ikut aja yuk. Aku mau balapan nih sama kamu." Ujarnya lagi dengan tertawa kecil. Aku masih menatap manusia satu ini yang sudah tak mengenakan baju. Otot-otot di dadanya setelah tiga tahun latihan dan bersamaku tentunya. Oh ayolah peraturan di kolam renang untuk laki-laki tidak boleh mengenakan kaos bukan ?

"Deandra," Panggilnya lagi dengan menarik narik jilbab yang ku kenakan. Sementara aku hanya meringis kecil.

Aku pun hanya mengangguk dan melepas baju longgar yang ku pakai tadi. Menyisakan baju renang panjang dengan aksen batik di ujung-ujung rok nya. Lalu celana kulot dan menyisakan celana hitam panjang, satu set baju renang yang sudah ku pakai saat di rumah. Totalitas sekali bukan? Siapa yang berpikir aku menggunakan baju renang mini itu? Ku hantam kepala mu jika berpikir aku mengenakan bikini, yang ada aku sudah wassalam sejak aku di ajak renang Dipta.

Pemanasan kecil terlebih dahulu dan berlari satu kali mengelilingi kolam yang besar ini. Di saat Dipta sudah masuk ke kolam aku masih diam di atas dan memilih membasahi tubuhku terlebih dahulu di kolam yang khusus untuk anak anak. Satu pemanasan kecil agar aku tak kedinginan jika langsung ke kolam besar.

"Yok siap belum nih?" Tanyanya sambil menciprat-cipratkan air ke wajahku,

"Males ih, kamu sendiri aja ya? Aku mau di sini aja." Lalu mengambang dengan tenang menatap awan awan tebal yang ada di atas. Dipta masih ada di atas kepalaku dan menatap tak suka,

GambuhWhere stories live. Discover now