Halaman ke sembilan belas ✨

470 42 3
                                    



Dokter sudah selesai memeriksa kondisi doyoung, dan kini sedang mengobrol bersama orang tua haruto.

Sementara haruto, menemani sahabatnya yang tengah terbaring lemah di atas kasur.

" Doy, cepet sembuh ya, gak tau gimana jadinya kalo gak ada lu, lain kali jangan skip apapun yang bikin lu jadi sakit kayak gini." Ucapnya pada pria manis disamping nya.

Saat sedang sibuk menemani doyoung, handphone haruto berbunyi, menandakan ada panggilan masuk.

" Halo."

" Sayang, lagi dimana?"

" Aku lagi dirumah doyoung, kenapa ?"

" Ngapain ?"

" Dia sakit, jadi harus ada yang rawat."

" Gak bisa sendiri ? Udah gede juga, temenin aku belanja."

" Dia lagi sakit, kan aku udah cerita sama kamu, dia sendirian gak punya siapa-siapa, cuma punya aku yang bisa di andelin."

" Lagian, mau belanja apa lagi, bukannya kemaren udah belanja?" Lanjutnya.

" Itukan kemarin, sekarang beda lagi, ayoo ih."

junkyu bersikukuh berusaha mengajak haruto sang pacar untuk keluar menemani nya.

Ya, rupanya haruto dan junkyu sudah resmi berpacaran sejak hari dimana mereka ketemuan waktu Minggu siang.

Inget kan, yang haruto sama doyoung abis selesai jalan-jalan hari Minggu, nah pas udah nganterin doyoung pulang, haruto langsung pamit pergi lagi. Nah itu dia.

Haruto menghela nafas, baru juga sehari pacaran, ada aja hal yang bikin stress.

Kalo keadaannya gak gini, haruto gak bakal nolak ajakan sang pacar.

" Lain kali aja ya, aku beneran gak bisa ninggalin doyoung." Haruto mencoba meminta pengertian.

" Yaudah kalo gitu aku sama lily aja, urus aja sahabat kamu."

" Iya boleh, asal jangan sampe malem banget ya."

" Iyaa, love you."

" Love you too."

Sambungan dimatikan dari sana. Haruto kembali menaruh handphone nya. Dan kembali menjaga doyoung. Selagi orangtua nya mengobrol bersama dokter.











" Doyoung sayang."

" Bunda? "

" Iyaa, ini bunda, ikut bunda yuk?"

" Kemana bunda?"

" Ke tempat yang bagus, dimana kamu bisa bahagia disana, katanya cape, mau ikut bunda."

" Tapi sekolah aku gimana ? Orangtua haruto sama haruto gimana ?"

" Jangan pikirin itu, pikirin kebahagiaan kamu, kamu seneng tinggal bareng bunda ?"

Doyoung mengangguk. Kemudian lengannya di raih oleh sang bunda, dan menuju satu cahaya yang sangat terang, hingga membuat mata silau.

Tapi tiba-tiba doyoung berhenti.

" Bunda, doyoung gak mau ikut bunda."

" Apa maksud kamu?"

" Doyoung masih mau hidup, doyoung belum mencapai keinginan doyoung."

" Gak! Kamu ikut bunda!"

Sang bunda menarik lengan doyoung dengan paksa.

" Lepasin doyoung bunda, sakit."

Tak bisa memilih [ HaruKyu X Harubby ] Where stories live. Discover now