Halaman ke tujuh belas ✨

468 45 3
                                    





Mentari pagi menyinari dunia, di hari yang mana biasanya paling tidak disukai oleh para pelajar atau pekerja, karena hari Senin hari dimana kita para orang sibuk kembali beraktivitas seperti biasa.

Doyoung sudah siap, tinggal berangkat sekolah.

Haruto ?? Ia akan berangkat duluan, ada ulangan dadakan soalnya.



Tiba di sekolah, doyoung belum melihat tanda-tanda sahabatnya berada di gedung sekolah. Tapi emang masih pagi si. Biasa nya haruto pergi jam 6:20. Jadi doyoung pergi sangat pagi, untuk menghapal kembali pelajaran yang akan di ulangan kan.

" Doy, tumben lu berangkat pagi." Itu teman satu kelas haruto. Yejin namanya.

" Eo yejin, iya ini mau ada ulangan jadi aku berangkat pagi." Jawabnya.

" Ohh begitu, gak sama haruto?"

" Dia biasanya agak siangan, jam segini mah baru mandi, nunggu nya lama, jadi duluan aja deh."

" Yaudah, kalo gitu gue duluan ke kelas ya, bye."

" Bye yujin."





" Eoh Doy." Panggil wonu.

" Wonu? Tumben pagi."

" Yeuh kalo bukan karena ulangan si killer itu, mana mau gue berangkat sepagi ini, cuma buat ke perpus, baca-baca materi."

" Mulutnya ih, emang buku materi nya gak kamu bawa ? Kok harus ke perpus?"

" Nah itu, gue buru-buru jadi kelupaan, kalo gitu anter gue aja yuk ?"

" Tapi aku juga mau ngapalin materi."

"Yaudah di sana aja, upacara juga masih lama."

" Yaudah bentar, aku bawa bukunya dulu."

Wonu menunggu temannya itu mengambil buku materi untuk ulangan, kemudian mereka pergi menuju perpustakaan.









Haruto menghampiri sahabatnya itu untuk berangkat sekolah bareng, tapi saat sudah memencet bell, mengetuk pintu, tetap tidak ada sautan dari dalam.

" Udah berangkat duluan kali ya, tapi tumben, yaudah deh gue berangkat sekarang aja, siapa tau nanti ketemu di sekolah, baru gue tanya." Monolog nya.

Setelah itu, haruto pergi dari rumah doyoung dan menjalankan mobilnya menuju sekolah.






" Oi to." Sapa yejin.

" Kenapa ?"

" Tumben gak bareng doyoung, biasanya nempel Mulu lu berdua."

" Gue juga gak tau, tadi pas gue samperin rumahnya, udah gak ada."

" Iya soalnya tadi ada ulangan di kelas nya, jadi berangkat pagi banget."

"Kok lu tau ? Lu ketemu doyoung?"

" Yoi, gue juga kaget, tumbenan doi berangkat sendiri."

" Pantesan, tapi kenapa gak ngabarin gue dulu ya?"

" Lah, lu siapa nya ? Pacar ? Suami ? Cuma sahabat kok, terserah dia lah mau berangkat sendiri atau sama siapapun."

Sangat tersindir.

" Y-ya gak gitu maksud gue, si*alan lu."

Yeji tertawa melihat ekspresi teman sekelasnya itu.

" kalo gitu, samperin aja ke kelas nya, siapa tau masih penasaran belum liat doi." Yeji terus menggoda haruto.

Haruto siap-siap untuk melempar gulungan buku pada teman nya itu.

Yeji berlari keluar, selain menghindari lemparan buku, dia juga ingin ke kantin untuk jajan.

" Apa gue ke kelas nya aja ya." Tanya nya pada diri sendiri.

" Nanti deh, sebentar lagi upacara mau dimulai."

Dan betul, bell masuk berbunyi, semua siswa berhamburan menuju lapangan untuk menjalankan upacara bendera.

•••







Waktu pulang tiba, haruto sudah menghampiri sahabatnya itu tadi sewaktu istirahat, karena ternyata, guru di pelajaran pertama langsung masuk, jadi dia gak bisa nyusul doyoung ke kelas nya.

Kini haruto tengah di parkiran menunggu doyoung yang sedang mengembalikan buku ke perpus.

" Lama ya ?" Akhirnya yang ditunggu pun muncul.

" Gak kok, mau langsung pulang ?" Tanya haruto.

" Iyaa, aku gak tau kenapa hari ini kayak cape aja, jadi langsung pulang aja ya." Keluh nya.

Memang saat ini, wajah yang biasanya ceria, kini terlihat murung, dan sedikit pucat.

" Lu sakit ?" Haruto meletakkan punggung tangannya di dahi doyoung.

" Gak tau, tapi kayaknya iya."

" Kok bisa ? Dari kapan kerasa nya ?"

" Tadi pagi setelah upacara."

" Tapi tadi kan gue ketemu lu, baik-baik aja."

" Setelah kamu pergi, sejam kemudian mulai kerasa."

" Oh iya lu kan berangkat pagi banget, sarapan gak gue tanya ?"

Deg, doyoung lupa, tadi karena terlalu terburu-buru, sarapan pun ia lupa.

" Doy? Kok bengong si ?"

"A-ah ituu -

" Gue tebak, lu gak sarapan ?"

" Iyaa, maaf." Doyoung menatap mata sahabatnya.

" Kenapa ?"

" Aku buru-buru tadi pagi, soalnya kamu kan tau ada ulangan dadakan."

" Itu alesannya ?"

" Jangan marah."

" Gue sebisa mungkin ngejaga lu biar gak nge skip sarapan, itu penting Doy, buat ngejaga tubuh kita biar siap ngejalanin Aktivitas, udah tau punya maagh."

" Maaf." Lirih pria manis itu.

Haruto menghela nafas, sia-sia jika memarahi nya, yang penting sekarang, anter pulang kemudian merawat nya seperti biasa kalau sahabatnya itu sakit. Karena hanya haruto yang bisa di andalkan.

" Oke, kalo gitu kita pulang sekarang."

Doyoung mengangguk lemah.

" Jangan marah."

" Nggak, gue gak marah, kalo gitu ayo masuk, sebentar lagi mau ujan."

Mereka kemudian masuk mobil dan melaju menuju rumah doyoung.


















TBC==>

Tak bisa memilih [ HaruKyu X Harubby ] Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin